Kuliah Umum di STAIN Kediri, HT: Dorong Masyarakat Bawah Naik Kelas
A
A
A
KEDIRI - Pembayar pajak di Indonesia masih sangat kecil jumlahnya, dari sekitar 260 juta penduduk tapi baru 2 juta penduduk yang membayar pajak. Padahal, pajak adalah bahan bakar pembangunan.
“Masyarakat bawah harus dipercepat tumbuh ke tengah, tengah ke atas dengan keberpihakan. Agar yang mapan lebih banyak, pajak meningkat, Indonesia cepat maju,” ujar Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo saat memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri, Jumat (2/6/2017).
Seperti diketahui, sekitar dua pertiga APBN bersumber dari pajak. Namun, pembayar pajak masih terbatas karena masyarakat mapan masih sedikit.
Penerapan kapitalisme di saat mayoritas masyarakat Indonesia belum siap dalam hal kesejahteraan dan pendidikan mengakibatkan masyarakat yang mapan tak banyak bertambah jumlahnya. Sebab dalam kapitalisme satu aturan berlaku untuk semua.
Artinya yang mapan diadu dengan yang belum mapan tanpa adanya keberpihakan. Akibatnya yang kaya semakin kaya, yang miskin ketinggalan. Kesenjangan pun kian lebar.
HT menambahkan, masyarakat bawah harus dibangun karena mereka membutuhkan akses modal murah, pelatihan, proteksi dan berbagai kebijakan lain yang mereka butuhkan. Dengan mendorong mereka maju akan semakin banyak masyarakat mapan yang membayar pajak. Ujungnya Indonesia lebih cepat maju.
Dengan menjadi negara maju, negara bisa hadir membantu pendidikan, kesehatan, rumah, pekerjaan masyarakat. “Saya terjun ke politik karena ingin Indonesia menjadi negara maju,” kata HT.
“Masyarakat bawah harus dipercepat tumbuh ke tengah, tengah ke atas dengan keberpihakan. Agar yang mapan lebih banyak, pajak meningkat, Indonesia cepat maju,” ujar Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo saat memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri, Jumat (2/6/2017).
Seperti diketahui, sekitar dua pertiga APBN bersumber dari pajak. Namun, pembayar pajak masih terbatas karena masyarakat mapan masih sedikit.
Penerapan kapitalisme di saat mayoritas masyarakat Indonesia belum siap dalam hal kesejahteraan dan pendidikan mengakibatkan masyarakat yang mapan tak banyak bertambah jumlahnya. Sebab dalam kapitalisme satu aturan berlaku untuk semua.
Artinya yang mapan diadu dengan yang belum mapan tanpa adanya keberpihakan. Akibatnya yang kaya semakin kaya, yang miskin ketinggalan. Kesenjangan pun kian lebar.
HT menambahkan, masyarakat bawah harus dibangun karena mereka membutuhkan akses modal murah, pelatihan, proteksi dan berbagai kebijakan lain yang mereka butuhkan. Dengan mendorong mereka maju akan semakin banyak masyarakat mapan yang membayar pajak. Ujungnya Indonesia lebih cepat maju.
Dengan menjadi negara maju, negara bisa hadir membantu pendidikan, kesehatan, rumah, pekerjaan masyarakat. “Saya terjun ke politik karena ingin Indonesia menjadi negara maju,” kata HT.
(kri)