Ekonom Deni Daruri Gelar Wisuda Penghafal Alquran 30 Juz
A
A
A
JAKARTA - Jelang bulan Ramadhan, Presiden Direktur Center of Banking Crisis (CBC) Ahmad Deni Daruri menggelar acara wisuda para penghafal Alquran 30 juz yang merupakan rangkaian penutup dari program Tahajjud Murojaah.
Yaitu program menguatkan hafalan Alquran 30 juz dalam shalat tahajjud yang merupakan bagian dari Gerakan Indonesia Muroja'ah (GIM) yang digulirkan Deni bersama KH Deden Muhammad Makhyaruddin, hafizh dan mufassir muda peraih juara 1 perlombaan tahfizh 30 juz dan tafsirnya tingkat dunia di Maroko sejak tujuh bulan yang lalu.
Dia menuturkan, hal ini akan memberikan pengawalan terhadap hafalan para penghafal Alquran Indonesia agar tetap terjaga dan semakin berkualitas seiring dengan merebaknya trend tahfizh setelah lima tahun terakhir ini. Karena bagian terpenting dari lahirnya penghafal Alquran untuk kemakmuran suatu negeri adalah ketika hafalan tersebut terpelihara dengan selalu melakukan muroja'ah (mengulang hafalan).
"Gerakan Indonesia Muroja'ah (GIM) diperuntukkan buat para para penghafal Alquran. Khususnya yang sudah hafal 30 juz. Di mana, Muroja'ah berarti mengulang," ujar Deni dalam acara Wisuda Tahajjud Muroja'ah angkatan I di Mesjid An Nahl, Kompleks Icon, BSD City, Tangerang Selatan, Minggu (21/5/2017).
Di sela kesibukannya sebagai pengamat perbankan, Deni tak pernah melupakan Alquran. Apalagi menjelang datangnya bulan Ramadhan ini.
Kata Deni, ilmu dalam Alquran itu sangat luas, dalam, dan luar biasa. Sangat beruntung bagi yang sudah hapal bahkan mampu tafsir. Namun, ilmu itu mudah hilang bila tak diterapkan atau dipelajari kembali.
"Ada seribuan lebih penghapal Alquran 30 juz setiap tahun. Namun yang bertahan hafalannya hanya 0,3 persen atau tiga orang saja. Ini kan sangat miris. Padahal, ilmu-ilmu dalam Alquran itu luar biasa dahsyat," kata Deni.
"Meski sudah hapal Alquran, tapi tidak pernah dipelajari atau diulang-ulang, ya akhirnya lupa. Lupa didiamkan akhirnya benar-benar hilang ilmunya," sambung Deni.
Tahap awal, GIM ini tersebar melalui mulut ke mulut. Pada Agustus 2016, program Tahajjud Muroja'ah dilaunchingkan, ratusan orang yang mendaftar. Namun hanya 72 orang terpilih.
Setelah tujuh bulan digembleng di Masjid An Nahl, para santri itu dinyatakan lulus. Hanya saja, dari 72 wisudawan terdapat 9 santri yang masuk kategori istimewa. Lantaran bisa menghapal Alquran sebanyak 30 juz. Dan, Muhammad adalah wisudawan terbaik yang termuda, baru 11 tahun.
"Karena sembilan penghafal Alquran itu memang luar biasa, maka kita berikan hadiah berupa umroh gratis," kata Deni.
Menurut dia, GIM ini juga akan menggelar Klinik Alquran Ramadhan. Kegiatan ini memberikan bimbingan membaca Alquran baik tingkat pemula hingga bimbingan tahfizh dan muroja'ah.
Yaitu program menguatkan hafalan Alquran 30 juz dalam shalat tahajjud yang merupakan bagian dari Gerakan Indonesia Muroja'ah (GIM) yang digulirkan Deni bersama KH Deden Muhammad Makhyaruddin, hafizh dan mufassir muda peraih juara 1 perlombaan tahfizh 30 juz dan tafsirnya tingkat dunia di Maroko sejak tujuh bulan yang lalu.
Dia menuturkan, hal ini akan memberikan pengawalan terhadap hafalan para penghafal Alquran Indonesia agar tetap terjaga dan semakin berkualitas seiring dengan merebaknya trend tahfizh setelah lima tahun terakhir ini. Karena bagian terpenting dari lahirnya penghafal Alquran untuk kemakmuran suatu negeri adalah ketika hafalan tersebut terpelihara dengan selalu melakukan muroja'ah (mengulang hafalan).
"Gerakan Indonesia Muroja'ah (GIM) diperuntukkan buat para para penghafal Alquran. Khususnya yang sudah hafal 30 juz. Di mana, Muroja'ah berarti mengulang," ujar Deni dalam acara Wisuda Tahajjud Muroja'ah angkatan I di Mesjid An Nahl, Kompleks Icon, BSD City, Tangerang Selatan, Minggu (21/5/2017).
Di sela kesibukannya sebagai pengamat perbankan, Deni tak pernah melupakan Alquran. Apalagi menjelang datangnya bulan Ramadhan ini.
Kata Deni, ilmu dalam Alquran itu sangat luas, dalam, dan luar biasa. Sangat beruntung bagi yang sudah hapal bahkan mampu tafsir. Namun, ilmu itu mudah hilang bila tak diterapkan atau dipelajari kembali.
"Ada seribuan lebih penghapal Alquran 30 juz setiap tahun. Namun yang bertahan hafalannya hanya 0,3 persen atau tiga orang saja. Ini kan sangat miris. Padahal, ilmu-ilmu dalam Alquran itu luar biasa dahsyat," kata Deni.
"Meski sudah hapal Alquran, tapi tidak pernah dipelajari atau diulang-ulang, ya akhirnya lupa. Lupa didiamkan akhirnya benar-benar hilang ilmunya," sambung Deni.
Tahap awal, GIM ini tersebar melalui mulut ke mulut. Pada Agustus 2016, program Tahajjud Muroja'ah dilaunchingkan, ratusan orang yang mendaftar. Namun hanya 72 orang terpilih.
Setelah tujuh bulan digembleng di Masjid An Nahl, para santri itu dinyatakan lulus. Hanya saja, dari 72 wisudawan terdapat 9 santri yang masuk kategori istimewa. Lantaran bisa menghapal Alquran sebanyak 30 juz. Dan, Muhammad adalah wisudawan terbaik yang termuda, baru 11 tahun.
"Karena sembilan penghafal Alquran itu memang luar biasa, maka kita berikan hadiah berupa umroh gratis," kata Deni.
Menurut dia, GIM ini juga akan menggelar Klinik Alquran Ramadhan. Kegiatan ini memberikan bimbingan membaca Alquran baik tingkat pemula hingga bimbingan tahfizh dan muroja'ah.
(kri)