Ustaz Felix Sayangkan Aksi Bela Islam Dibalas Pembubaran HTI
A
A
A
JAKARTA - Ajaran Ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tidak bertentangan dengan Pancasila. Ajaran HTI semuanya mengacu pada ajaran Islam.
Ustaz Felix Siauw mengatakan, HTI adalah salah satu Ormas Islam yang secara terbuka membela agamanya setelah munculnya persoalan penistaan ayat suci Alquran oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau dikenal Ahok. Perjuangan ini, kata dia juga dilakukan oleh sebagian besar umat Islam.
"HTI misalnya terang-terangan menggelar aksi untuk menolak pemimpin kafir. Nah ini adalah yang menjadi awal kemudian digulirkannya aksi-aksi yang lain yaitu aksi Bela Islam pertama sampai yang terakhir Aksi Bela Islam 55," ujar Felix dalam rekaman video yang diunggah di akun Facebooknya, Senin, 9 Mei 2017.
Namun disayangkan, Aksi Bela Islam malah dibalas dengan maraknya tudingan gerakan radikalisme, teroris. Bahkan, ada beberapa pernyataan dari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan pihak berwenang lainnya menuding ada gerakan rencana makar di balik Aksi Bela Islam.
"Nah ini kemudian yang menjadi awal disematkannya sebuah jargon-jargon," ucapnya. (Baca: DPR Ingatkan Pemerintah Patuhi Aturan Pembubaran Ormas)
Dia khawatir publik menilai kondisi ini sebagai sikap representifnya Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) terhadap Islam. Dia menyebutkan, salah satu indikasi Pemerintahan Jokowi bersikap diskrimintif terhadap Islam adalah sangat agresif ingin membubarkan HTI. (Baca: Pemerintah Bubarkan Hizbut Tahrir Indonesia)
"Ketika itu berkaitan dengan Islam, maka segera dicurigai. Urusannya sangat lama sekali. Ketika kaum muslimin menuntut tentang keadilan kepada penistaan agama maka diadakan berkali-kali sidang. Loh kok ketika kasus pembubaran ini seoalh-olah sangat terburu-buru dan sangat tidak cermat," katanya.
Ustaz Felix Siauw mengatakan, HTI adalah salah satu Ormas Islam yang secara terbuka membela agamanya setelah munculnya persoalan penistaan ayat suci Alquran oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau dikenal Ahok. Perjuangan ini, kata dia juga dilakukan oleh sebagian besar umat Islam.
"HTI misalnya terang-terangan menggelar aksi untuk menolak pemimpin kafir. Nah ini adalah yang menjadi awal kemudian digulirkannya aksi-aksi yang lain yaitu aksi Bela Islam pertama sampai yang terakhir Aksi Bela Islam 55," ujar Felix dalam rekaman video yang diunggah di akun Facebooknya, Senin, 9 Mei 2017.
Namun disayangkan, Aksi Bela Islam malah dibalas dengan maraknya tudingan gerakan radikalisme, teroris. Bahkan, ada beberapa pernyataan dari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan pihak berwenang lainnya menuding ada gerakan rencana makar di balik Aksi Bela Islam.
"Nah ini kemudian yang menjadi awal disematkannya sebuah jargon-jargon," ucapnya. (Baca: DPR Ingatkan Pemerintah Patuhi Aturan Pembubaran Ormas)
Dia khawatir publik menilai kondisi ini sebagai sikap representifnya Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) terhadap Islam. Dia menyebutkan, salah satu indikasi Pemerintahan Jokowi bersikap diskrimintif terhadap Islam adalah sangat agresif ingin membubarkan HTI. (Baca: Pemerintah Bubarkan Hizbut Tahrir Indonesia)
"Ketika itu berkaitan dengan Islam, maka segera dicurigai. Urusannya sangat lama sekali. Ketika kaum muslimin menuntut tentang keadilan kepada penistaan agama maka diadakan berkali-kali sidang. Loh kok ketika kasus pembubaran ini seoalh-olah sangat terburu-buru dan sangat tidak cermat," katanya.
(kur)