Karangan Bunga dan Perang Urat Saraf Gaya Baru
A
A
A
JAKARTA - Membanjirnya karangan bunga ke berbagai institusi, mulai dari Kantor Balai Kota DKI Jakarta, Mabes Polri, Kompleks Istana Negara dan Kantor Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) dinilai membuktikan perang urat saraf terkait Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta masih terjadi.
Apalagi pesan yang disampaikan melalui karangan bunga ke berbagai tempat hampir sama, yakni mendikotomikan kebinekaan versus gerakan Islam. "Fenomena karangan bunga tidak terlepas dari pertarungan Pilgub Jakarta, di mana pada waktu itu untuk membendung gerakan Islam digunakanlah isu-isu kebinekaan sebagai tandingannya," kata Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya'roni kepada SINDOnews, Kamis (4/5/2017).
Menurut dia, aksi mengirim karangan bunga dengan jumlah besar menunjukkan hal tersebut dilakukan secara sistematis karena membutuhkan dana tidak kecil. Sya'roni menilai aksi mengirim bunga merupakan babak baru konflik pilgub.
"Jika sebelumnya medan tempur berlangsung di dunia maya dengan masing-masing kubu memiliki cyber army (pasukan siber) maka sekarang ada upaya menggeser medan laga, lebih tepatnya dari cyber war menuju flower war," tuturnya. (Baca Juga: Kalimat Karangan Bunga untuk Ahok Bersifat Provokatif )
Menurut dia, flower war menunjukkan sikap yang tidak kesatria dan seolah-olah belum sepenuhnya menerima hasil dari proses demokrasi.
Aksi mengirim bunga secara berlebihan juga dinilai Sya'roni justru memperkeruh suasana dan menjadikan bangsa ini larut dalam permusuhan. "Demi kebersamaan dan untuk menciptakan suasana yang sejuk, aksi flower war ini harus segera dihentikan, " katanya. (Baca Juga: Karangan Bunga untuk Ahok dari Cabe-cabean, Penggemar Lemak Babi, hingga Leonardo Dicaprio )
Sementara itu, karangan bunga terus "membanjiri" Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Hingga Kamis (4/5/2017) pukul 13.00 WIB, tercatat ada 1.278 buah karangan bunga dikirim ke Kompleks Mabes Polri.
Seorang pengirim bunga bernama Heri dari Vivi Florist, Grogol, Jakarta Barat mengaku sudah dua hari ini mengirimkan karangan bunga ke Mabes Polri. "Kemarin saya kirim lima, hari ini empat. Belum lagi teman saya bawa dua mobil," kata Heri kepada SINDOnews di Kompleks Mabes Polri.
Heri menuturkan, dalam beberapa hari terakhir, Vivi Florist banyak menerima pesanan karangan bunga untuk dikirim ke Mabes Polri.
Apalagi pesan yang disampaikan melalui karangan bunga ke berbagai tempat hampir sama, yakni mendikotomikan kebinekaan versus gerakan Islam. "Fenomena karangan bunga tidak terlepas dari pertarungan Pilgub Jakarta, di mana pada waktu itu untuk membendung gerakan Islam digunakanlah isu-isu kebinekaan sebagai tandingannya," kata Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya'roni kepada SINDOnews, Kamis (4/5/2017).
Menurut dia, aksi mengirim karangan bunga dengan jumlah besar menunjukkan hal tersebut dilakukan secara sistematis karena membutuhkan dana tidak kecil. Sya'roni menilai aksi mengirim bunga merupakan babak baru konflik pilgub.
"Jika sebelumnya medan tempur berlangsung di dunia maya dengan masing-masing kubu memiliki cyber army (pasukan siber) maka sekarang ada upaya menggeser medan laga, lebih tepatnya dari cyber war menuju flower war," tuturnya. (Baca Juga: Kalimat Karangan Bunga untuk Ahok Bersifat Provokatif )
Menurut dia, flower war menunjukkan sikap yang tidak kesatria dan seolah-olah belum sepenuhnya menerima hasil dari proses demokrasi.
Aksi mengirim bunga secara berlebihan juga dinilai Sya'roni justru memperkeruh suasana dan menjadikan bangsa ini larut dalam permusuhan. "Demi kebersamaan dan untuk menciptakan suasana yang sejuk, aksi flower war ini harus segera dihentikan, " katanya. (Baca Juga: Karangan Bunga untuk Ahok dari Cabe-cabean, Penggemar Lemak Babi, hingga Leonardo Dicaprio )
Sementara itu, karangan bunga terus "membanjiri" Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Hingga Kamis (4/5/2017) pukul 13.00 WIB, tercatat ada 1.278 buah karangan bunga dikirim ke Kompleks Mabes Polri.
Seorang pengirim bunga bernama Heri dari Vivi Florist, Grogol, Jakarta Barat mengaku sudah dua hari ini mengirimkan karangan bunga ke Mabes Polri. "Kemarin saya kirim lima, hari ini empat. Belum lagi teman saya bawa dua mobil," kata Heri kepada SINDOnews di Kompleks Mabes Polri.
Heri menuturkan, dalam beberapa hari terakhir, Vivi Florist banyak menerima pesanan karangan bunga untuk dikirim ke Mabes Polri.
(dam)