Rumah Ketua Fraksi PKS Ditembak, Fahri Hamzah: Ini Teror!
Kamis, 04 Mei 2017 - 12:50 WIB

Rumah Ketua Fraksi PKS Ditembak, Fahri Hamzah: Ini Teror!
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus penembakan rumah Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu 3 Mei 2017 pukul 21.00 WIB.
Bila dibiarkan, Fahri khawatir peristiwa tersebut akan menjadi rangkaian teror yang menyasar politikus. "Kemarin malam, 3 Mei 2017, di rumah ketua Fraksi PKS DPR yang sering ditinggal bertugas dalam masa reses, terjadi tembakan yang memecah kaca jendela di kediaman pribadi tersebut. Sungguh ini suatu teror yang tidak boleh dibiarkan," kata Fahri dalam siaran pers yang diterima Koran SINDO di Jakarta, Kamis (4/5). (Baca Juga: Ketua Fraksi PKS Ditembak, Polisi Periksa Rekaman CCTV )
Fahri mendesak kepolisian segera mengusut tuntas teror ini. Kasus penembakan terhadap rumah Jazuli dinilainya berpotensi menjadi semacam rangkaian teror terhadap politikus dan tokoh yang sedang menjalankan tugas negara.
"Beberapa saat yang lalu kita membaca teror kepada penyidik KPK Novel Baswedan dan juga pengakuan beberapa tokoh yang rumahnya juga tertembak," tutur politikus PKS ini.
Menurut dia, meskipun teror sebelumnya tidak saling berkaitan tapi rangkaian kejadian ini mengkhawatirkan semua pihak. Kondisi ini dinilai Fahri berpotensi mengganggu masyarakat.
Fahri berharap pelaku segera ditangkap untuk diketahui motif penembakan. "Apabila ini merupakan rangkaian teror maka polisi harus bisa mengungkap semua jaringannya," tandasnya.
![Rumah Ketua Fraksi PKS Ditembak, Fahri Hamzah: Ini Teror!]()
Sebelumnya, Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini mengakui rumahnya di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten ditembak pada Rabu malam. "Benar rumah saya ditembak orang dari arah samping Selatan. Tepatnya mengenai jendela kamar anak saya nomor dua. Tapi alhamdulillah kamar dalam keadaan kosong saat kejadian Rabu (3/5) malam sekitar pukul 21.00 sehingga tidak ada korban," kata Jazuli dalam siaran pers yang diterima Koran SINDO.
Jazuli mengaku, sebenarnya tidak ingin berita ini menyebar karena khawatir akan disalahpahami publik di tengah situasi dan kondisi sekarang ini. Lantaran sudah terlanjur tersebar, dia merasa perlu menyampaikan informasi dan klarifikasi kepada publik.
Bila dibiarkan, Fahri khawatir peristiwa tersebut akan menjadi rangkaian teror yang menyasar politikus. "Kemarin malam, 3 Mei 2017, di rumah ketua Fraksi PKS DPR yang sering ditinggal bertugas dalam masa reses, terjadi tembakan yang memecah kaca jendela di kediaman pribadi tersebut. Sungguh ini suatu teror yang tidak boleh dibiarkan," kata Fahri dalam siaran pers yang diterima Koran SINDO di Jakarta, Kamis (4/5). (Baca Juga: Ketua Fraksi PKS Ditembak, Polisi Periksa Rekaman CCTV )
Fahri mendesak kepolisian segera mengusut tuntas teror ini. Kasus penembakan terhadap rumah Jazuli dinilainya berpotensi menjadi semacam rangkaian teror terhadap politikus dan tokoh yang sedang menjalankan tugas negara.
"Beberapa saat yang lalu kita membaca teror kepada penyidik KPK Novel Baswedan dan juga pengakuan beberapa tokoh yang rumahnya juga tertembak," tutur politikus PKS ini.
Menurut dia, meskipun teror sebelumnya tidak saling berkaitan tapi rangkaian kejadian ini mengkhawatirkan semua pihak. Kondisi ini dinilai Fahri berpotensi mengganggu masyarakat.
Fahri berharap pelaku segera ditangkap untuk diketahui motif penembakan. "Apabila ini merupakan rangkaian teror maka polisi harus bisa mengungkap semua jaringannya," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini mengakui rumahnya di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten ditembak pada Rabu malam. "Benar rumah saya ditembak orang dari arah samping Selatan. Tepatnya mengenai jendela kamar anak saya nomor dua. Tapi alhamdulillah kamar dalam keadaan kosong saat kejadian Rabu (3/5) malam sekitar pukul 21.00 sehingga tidak ada korban," kata Jazuli dalam siaran pers yang diterima Koran SINDO.
Jazuli mengaku, sebenarnya tidak ingin berita ini menyebar karena khawatir akan disalahpahami publik di tengah situasi dan kondisi sekarang ini. Lantaran sudah terlanjur tersebar, dia merasa perlu menyampaikan informasi dan klarifikasi kepada publik.
(dam)