Megawati Ingatkan Pesan Bung Karno dalam Peringatan KAA

Selasa, 18 April 2017 - 18:15 WIB
Megawati Ingatkan Pesan Bung Karno dalam Peringatan KAA
Megawati Ingatkan Pesan Bung Karno dalam Peringatan KAA
A A A
JAKARTA - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, dipercaya menyampaikan pidato di peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Istana Negara, Jakarta.

‎Megawati berpidato mewakili keluarga besar Presiden pertama, Soekarno (Bung Karno) yang juga salah satu inisiator KAA tahun 1955. Megawati menyampaikan sejarah berdirinya KAA yang dimotori ayahnya, bersama tokoh pendiri bangsa yang tergabung dalam KAA.

‎"Hadirin sekalian yang saya muliakan. Pada kesempatan yang sangat berharga ini, izinkan saya untuk menyampaikan kembali kutipan pidato Bung Karno yang disampaikan beliau pada pembukaan KAA tersebut," ucap Megawati sebelum menyampaikan kutipan Bung Karno di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/4/2017).

Berikut kutipan pidato Bung Karno yang disampaikan saat deklarasi KAA 18 April 1955 di Kota Bandung:

Tidak semuanya merupakan bagian-bagian yang menurut saya masih sangat relevan untuk kita fikirkan. Siapa yang membantahkan adanya hakikat yang berlainan diantara kita, negeri-negeri kecil dan besar, mengirimkan wakilnya kemari.

Negeri-negeri yang rakyatnya memeluk hampir semua agama yang ada di kolong langit ini, agama Buddha, Islam, Kristen, Konghucu, Hindu, Jainisme, Sikh, Zoroaster, Sinto dan masih banyak lainnya.

(Baca juga: Jokowi Restui Megawati Pidato di Peringatan KAA)

Hampir segala paham politik kita jumpai di sini, demokrasi monarki, teokrasi dalam berbagai bentuk berbeda, dan praktik semua ajaran ekonomi ada wakilnya di sini ini, marhaenisme, sosialisme, kapitalisme, komunisme dalam segala variasi dan kombinasi yang aneka warna. Tetapi apa salahnya ada perbedaan-perbedaan asal ada persatuan dalam cita-cita.

Dalam konferensi ini kita tak hendak saling menantang, ini adalah sebuah konferensi persaudaraan, ini bukan konferensi islam, bukan konferensi Kristen, dan bukan pula konferensi agama Buddha. Ini bukan pula pertemuan bangsa Melayu atau bangsa-bangsa Arab atau pun bangsa-bangsa Indo Aria.

Konferensi ini pun bukan perkumpulan yang menyendiri, bukan suatu blok yang hendak menentang blok yang lain. Konferensi ini adalah suatu badan yang berpendirian luas dan toleran, yang berusaha memberi kesan kepada dunia bahwa semua orang dan semua negeri berhak mempunyai tempat berdiri sendiri di kolong langit ini.

Memberi kesan pada dunia adalah mungkin orang hidup bersama, saling bertemu, bicara antara yang satu dengan yang lain, dengan tidak kehilangan sifat kepribadiannya. Namun memberi sumbangan ke arah saling mengerti yang luas dalam soal-soal yang merupakan kepentingan bersama.

Serta pula mengembangkan kesadaran sejati mengenai sifat saling bergantung antar manusia-manusia dan bangsa-bangsa untuk keselamatannya, dan agar dapat mempertahankan hidupnya di dunia ini.

Saya tahu di Asia dan Afrika terdapat perbedaan agama, keyakinan dan kepercayaan lebih banyak dari pada di benua-benua lainnya di dunia ini. Tetapi bukankah itu sudah sewajarnya, asia dan afrika semenjak purbakala adalah tempat kelahiran, keyaninan-keyakinan dan cita-cita yang kini tersebar di seluruh dunia.

Oleh sebab itu layaklah bagi kita untuk mengusahakan bahwa prinsip yang biasa disebut prinsip hidup dan membiarkan hidup akan kita utamakan dan kita amalkan sesempurna-sempurnanya, di dalam kalangan bangsa-bangsa asia dan afrika sendiri.

Agama mempunyai kedudukan yang sangat penting, teristimewa di bagian dunia kita ini, agaknya di sini terdapat lebih banyak agama, daripada di wilayah lain di muka bumi ini. Tetapi sekali lagi negeri-negeri kita adalah tempat kelahiran agama-agama.

Tiap-tiap agama memiliki sejarahnya sendiri, sifat keistimewaannya sendiri, reform sendiri, kebanggaan istimewa dalam keamanannya sendiri, misalnya sendiri, misinya sendiri, kebenaran-kebenaran khusus yang hendak disiar-siarkannya. Tetapi kalau kita tidak menyadari bahwa semua agama besar adalah sama dalam pesannya untuk mengutamakan toleransi dan dalam anjurannya untuk mengamalkan prinsip hidup dan membiarkan hidup.

Kalau para pengamat setiap agama tidak siap sedia dengan cara yang sama menghormati hak-hak orang lain di mana pun juga‎, kalau setiap negara tidak melakukan kewajibannya untuk memberikan hak yang sama penganut segala keyakinan, kalau semua itu tidak dilaksanakan maka agama turun derajatnya.

Dan tujuan yang sebenarnya akan tercemar dan terputar balik. KalAu negeri-negeri Asia Afrika tidak sadar akan tanggungjawabnya dalam urusan ini, dan tidak mengambil tindakan bersama untuk memenuhinya, maka kekuatan kepercayaan keagamaan yang sedianya menjadi sumber persatuan dan benteng terhadap campur tangan asing, justru akan menyebabkan perpecahan, dan dapat mengakibatkan hancurnya kemerdekaan yang telah diperoleh dengan susah payah oleh bagian Asia Afrika yang telah bertindak bersama-sama.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7610 seconds (0.1#10.140)