Anas Kutip Pernyataan Cak Lontong, Kenal Saja Tidak Mikir Dong
A
A
A
JAKARTA - Mantan Ketua Fraksi Demokrat Anas Urbaningrum mengaku tak kenal dengan pengusaha bernama Andi Agustinus alias Andi Narogong.
Dalam kesaksian yang disampaikan Nazaruddin, ada uang Rp20 miliar dari Andi mengalir ke Anas untuk kepentingan Kongres Partai Demokrat.
"Sejak saya bisa mengenal manusia dan bergaul, saya ingat tidak pernah bertemu dan kenal Andi Narogong," ucap Anas di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/4/2017).
"Kenal sama orangnya saja tidak, masa menerima uang dalam jumlah besar? Kalau kata Cak Lontong, mikir dong," imbuh Anas sambil membuat gerakan isyarat dengan telunjuk yang diarahkan ke pelipis.
Anas mengatakan, fokus Fraksi Demokrat di medio 2009-2010 bukanlah pada program e-KTP. Anas mengatakan, pihaknya kala itu tengah berjibaku menggagalkan hak angket Century yang secara politik dianggap penting dan bisa mengganggu produktivitas pemerintahan.
"Kami Fraksi Demokrat dipanggil ketua dewan pembina yang saat itu presiden, diminta konsentrasi agar usulan angket itu tidak jadi di DPR, dan kami berjibaku lobi sana-sini supaya itu tidak jadi," ucap Anas.
Namun demikian, Anas mengakui upaya lobinya gagal karena Pansus Century memutuskan ada penyimpangan dalam kucuran dana talangan (bailout) Bank Century.
"Saya disebut gagal karena kalah soal angket, saya itu sebel dengan Novanto karena kalah voting soal pansus itu. Itu gambaran gimana konsentrasi kami soal Century dan habis pansus pada Maret itu, kami konsentrasi untuk kongres," ucap Anas.
Dalam kesaksian yang disampaikan Nazaruddin, ada uang Rp20 miliar dari Andi mengalir ke Anas untuk kepentingan Kongres Partai Demokrat.
"Sejak saya bisa mengenal manusia dan bergaul, saya ingat tidak pernah bertemu dan kenal Andi Narogong," ucap Anas di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/4/2017).
"Kenal sama orangnya saja tidak, masa menerima uang dalam jumlah besar? Kalau kata Cak Lontong, mikir dong," imbuh Anas sambil membuat gerakan isyarat dengan telunjuk yang diarahkan ke pelipis.
Anas mengatakan, fokus Fraksi Demokrat di medio 2009-2010 bukanlah pada program e-KTP. Anas mengatakan, pihaknya kala itu tengah berjibaku menggagalkan hak angket Century yang secara politik dianggap penting dan bisa mengganggu produktivitas pemerintahan.
"Kami Fraksi Demokrat dipanggil ketua dewan pembina yang saat itu presiden, diminta konsentrasi agar usulan angket itu tidak jadi di DPR, dan kami berjibaku lobi sana-sini supaya itu tidak jadi," ucap Anas.
Namun demikian, Anas mengakui upaya lobinya gagal karena Pansus Century memutuskan ada penyimpangan dalam kucuran dana talangan (bailout) Bank Century.
"Saya disebut gagal karena kalah soal angket, saya itu sebel dengan Novanto karena kalah voting soal pansus itu. Itu gambaran gimana konsentrasi kami soal Century dan habis pansus pada Maret itu, kami konsentrasi untuk kongres," ucap Anas.
(maf)