Kunjungan Raja Salman Jadi Momentum Ubah Relasi RI-Arab Saudi
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrat berharap kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk mempertegaskan posisinya sebagai mitra sejajar Kerajaan Saudi Arabia.
Pasalnya Indonesia selama ini dinilai sering mengalami kebutuhan dalam berkomunikasi dengan Arab Saudi, contohnya terkait pelayanan jamaah haji Indonesia yang kerap tidak maksimal.
"Harapannya pasca kunjungan ini ada wajah baru relasi Indonesia-Arab Saudi yang saling menopang satu dengan lainnya baik di bidang ekonomi, pendidikan termasuk dalam pelayanan ibadah haji," tutur Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Keagamaan, Khatibul Umam Wiranu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/2/2017).
Menurut dia, kehadiran Raja Salman di Indonesia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menyampaikan beberapa hal penting demi kepentingan masyarakat muslim Indonesia.
Apalagi, kata dia, Indonesia adalah negara yang mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia. "Relasi Indonesia-Saudi telah terbangun sejak lama bahkan sebelum kemerdekaan, setidaknya melalui ibadah haji," katanya.
Menurut dia, salah satu isu yang harus disampaikan kepada otoritas Kerajaan Arab Saudi di antaranya meminta kembali tambahan kuota jamaah haji asal Indonesia.
"Meski Arab telah menambah kuota haji sebesar 10.000 sehingga tahun ini kuota jamaah haji Indonesia mencapai 221 ribu jamaah," ungkapnya.
Khatibul mengatakan, tidak ada salahnya jika Pemerintah Indonesia meminta tambahan kuota jamaah haji. Menurut dia, usulan tersebut penting karena antrean masa tunggu haji mencapai hingga 35 tahun yang terjadi di Sulawesi Selatan.
"Fakta ini harus disampaikan ke otoritas Kerajaan Arab atas persoalan yang terjadi di jamaah haji Indonesia," tandasnya. (Baca Juga: Raja Salman Ajak 25 Pangeran, Ini Daftarnya )
Dia mengatakan, pemerintah harus memanfaatkan kunjungan ini untuk melobi terkait bencana craine 2015 asal Indonesia yang masih menyisakan luka keluarga korban.
Sebab, kata dia, sampai saat ini otoritas Arab Saudi belum memberikan kompensasi kepada para korban.
"Dengan kedatangan Raja Salman, Pemerintah diharapkan dapat memastikan kapan kompensasi tersebut diberikan kepada para korban yang masih menunggu kompensasi yang sudah dijanjikan sebelumnya," tuturnya.
Selain persoalan investasi di bidang ekonomi, lanjut dia, Pemerintah Indonesia perlu juga mendorong melakukan kerjasama di bidang investasi dunia pendidikan keagamaan.
Sektor ini dianggapnya penting untuk mendapatkan porsi perhatian yang tinggi dari Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi untuk menjalin kerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keagamaan di Indonesia.
Pasalnya Indonesia selama ini dinilai sering mengalami kebutuhan dalam berkomunikasi dengan Arab Saudi, contohnya terkait pelayanan jamaah haji Indonesia yang kerap tidak maksimal.
"Harapannya pasca kunjungan ini ada wajah baru relasi Indonesia-Arab Saudi yang saling menopang satu dengan lainnya baik di bidang ekonomi, pendidikan termasuk dalam pelayanan ibadah haji," tutur Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Keagamaan, Khatibul Umam Wiranu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/2/2017).
Menurut dia, kehadiran Raja Salman di Indonesia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menyampaikan beberapa hal penting demi kepentingan masyarakat muslim Indonesia.
Apalagi, kata dia, Indonesia adalah negara yang mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia. "Relasi Indonesia-Saudi telah terbangun sejak lama bahkan sebelum kemerdekaan, setidaknya melalui ibadah haji," katanya.
Menurut dia, salah satu isu yang harus disampaikan kepada otoritas Kerajaan Arab Saudi di antaranya meminta kembali tambahan kuota jamaah haji asal Indonesia.
"Meski Arab telah menambah kuota haji sebesar 10.000 sehingga tahun ini kuota jamaah haji Indonesia mencapai 221 ribu jamaah," ungkapnya.
Khatibul mengatakan, tidak ada salahnya jika Pemerintah Indonesia meminta tambahan kuota jamaah haji. Menurut dia, usulan tersebut penting karena antrean masa tunggu haji mencapai hingga 35 tahun yang terjadi di Sulawesi Selatan.
"Fakta ini harus disampaikan ke otoritas Kerajaan Arab atas persoalan yang terjadi di jamaah haji Indonesia," tandasnya. (Baca Juga: Raja Salman Ajak 25 Pangeran, Ini Daftarnya )
Dia mengatakan, pemerintah harus memanfaatkan kunjungan ini untuk melobi terkait bencana craine 2015 asal Indonesia yang masih menyisakan luka keluarga korban.
Sebab, kata dia, sampai saat ini otoritas Arab Saudi belum memberikan kompensasi kepada para korban.
"Dengan kedatangan Raja Salman, Pemerintah diharapkan dapat memastikan kapan kompensasi tersebut diberikan kepada para korban yang masih menunggu kompensasi yang sudah dijanjikan sebelumnya," tuturnya.
Selain persoalan investasi di bidang ekonomi, lanjut dia, Pemerintah Indonesia perlu juga mendorong melakukan kerjasama di bidang investasi dunia pendidikan keagamaan.
Sektor ini dianggapnya penting untuk mendapatkan porsi perhatian yang tinggi dari Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi untuk menjalin kerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keagamaan di Indonesia.
(dam)