Jokowi Nilai Demokrasi Indonesia Kebablasan
A
A
A
BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, bangsa Indonesia masih memiliki semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini ditegaskan Jokowi untuk menyikapi persoalan bangsa yang terjadi hampir lima bulan ini.
Menurut Jokowi, nilai dan pemahaman konsep kebangsaan harus terus digaungkan kepada masyarakat. Diakuinya, nilai-nilai itu dianggap masih kurang dilakukan, sehingga perbedaan kerap menjadi perpecahan.
"Semua harus tahu betul, kita sangat beraneka ragam, sangat majemuk, dan keanekaragaman ini menjadi jati diri identitas. Sekaligus entitas bangsa Indonesia menyatu dalam masyarakat menjadi simbol rakyat," ucap Jokowi dalam sambutan pengukuhan pengurus Partai Hanura, di Bogor, Jawa Barat (22/2/2017).
Selain masalah persatuan bangsa, Jokowi juga menjelaskan kondisi bangsa utamanya menyangkut sistem demokrasi yang berkembang di Indonesia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, demokrasi yang berkembang di Indonesia dianggap sudah kebablasan dan keluar dari jalur. Kata Jokowi, masalah demokrasi yang dianggap kebablasan itu berangkat dari pertanyaan masyarakat kepada dirinya.
"Saya jawab ya demokrasi kita terlalu kebablasan dan praktik demokrasi politik yang kita laksanakan telah membuka peluang terjadinya artikulasi politik yang ekstrim, seperti liberalisme, radikalisme, fundamentalisme, sektarianisme, dan terorisme," pungkasnya.
Menurut Jokowi, nilai dan pemahaman konsep kebangsaan harus terus digaungkan kepada masyarakat. Diakuinya, nilai-nilai itu dianggap masih kurang dilakukan, sehingga perbedaan kerap menjadi perpecahan.
"Semua harus tahu betul, kita sangat beraneka ragam, sangat majemuk, dan keanekaragaman ini menjadi jati diri identitas. Sekaligus entitas bangsa Indonesia menyatu dalam masyarakat menjadi simbol rakyat," ucap Jokowi dalam sambutan pengukuhan pengurus Partai Hanura, di Bogor, Jawa Barat (22/2/2017).
Selain masalah persatuan bangsa, Jokowi juga menjelaskan kondisi bangsa utamanya menyangkut sistem demokrasi yang berkembang di Indonesia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, demokrasi yang berkembang di Indonesia dianggap sudah kebablasan dan keluar dari jalur. Kata Jokowi, masalah demokrasi yang dianggap kebablasan itu berangkat dari pertanyaan masyarakat kepada dirinya.
"Saya jawab ya demokrasi kita terlalu kebablasan dan praktik demokrasi politik yang kita laksanakan telah membuka peluang terjadinya artikulasi politik yang ekstrim, seperti liberalisme, radikalisme, fundamentalisme, sektarianisme, dan terorisme," pungkasnya.
(maf)