Demokrat: Kalau Enggak Suka Kicauan SBY, Jangan Di-follow
A
A
A
JAKARTA - Demokrat menyatakan kicauan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Twitter tidak perlu dipersoalkan.
Demokrat menilai tidak ada yang salah dengan tweet SBY di jejaring sosial tersebut. "Begini, saya lihat tokoh-tokoh besar seperti Pak Mahfud MD, Pak Yusril, setiap hari bertwitter. Salah enggak? Ya sudah jangan dipermasalahkan," ujar Juru Bicara Partai Demokrat Dede Yusuf Macan Effendi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/2/2017). (Baca Juga: SBY: Saya Korban Invisible Group )
Dia juga mengaku juga sering memberikan pernyataan atau berkicau di Twitter. "Twitter adalah domain pribadi, personal domain. Suka silakan, enggak suka jangan follow, simpel. Jangan seolah-olah ramai-ramai ingin mem-bully, nah itu berarti ada yang gerah, ada yang panas kupingnya," kata Ketua Komisi IX DPR ini.
Menurut dia, perlu kedewasaan dalam membaca media sosial (Medsos). "Medsos itu ranah pribadi. Selama itu bukan hoax, selama itu bukan fitnah, hatespeech (ujaran kebencian), kan ada Undang-undang ITE," paparnya. (Baca Juga: PDIP Ingatkan SBY Soal Risiko Masuk Media Sosial )
Mantan Wakil Gubernur DKI Jawa Barat itu mengatakan, hingga saat ini medsos masih dianggap SBY sebagai media komunikasi untuk rakyat.
"Karena rakyat pun berkomunikasi dengan Pak SBY, rakyat pun berkomunikasi dengan pemerintah, dengan Partai Demokrat hampir setiap hari, maka Pak SBY itu membuat twitter itu untuk followers-nya, yang merasa enggak follow, enggak usah komentar, begiitu," ucapnya.
Demokrat menilai tidak ada yang salah dengan tweet SBY di jejaring sosial tersebut. "Begini, saya lihat tokoh-tokoh besar seperti Pak Mahfud MD, Pak Yusril, setiap hari bertwitter. Salah enggak? Ya sudah jangan dipermasalahkan," ujar Juru Bicara Partai Demokrat Dede Yusuf Macan Effendi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/2/2017). (Baca Juga: SBY: Saya Korban Invisible Group )
Dia juga mengaku juga sering memberikan pernyataan atau berkicau di Twitter. "Twitter adalah domain pribadi, personal domain. Suka silakan, enggak suka jangan follow, simpel. Jangan seolah-olah ramai-ramai ingin mem-bully, nah itu berarti ada yang gerah, ada yang panas kupingnya," kata Ketua Komisi IX DPR ini.
Menurut dia, perlu kedewasaan dalam membaca media sosial (Medsos). "Medsos itu ranah pribadi. Selama itu bukan hoax, selama itu bukan fitnah, hatespeech (ujaran kebencian), kan ada Undang-undang ITE," paparnya. (Baca Juga: PDIP Ingatkan SBY Soal Risiko Masuk Media Sosial )
Mantan Wakil Gubernur DKI Jawa Barat itu mengatakan, hingga saat ini medsos masih dianggap SBY sebagai media komunikasi untuk rakyat.
"Karena rakyat pun berkomunikasi dengan Pak SBY, rakyat pun berkomunikasi dengan pemerintah, dengan Partai Demokrat hampir setiap hari, maka Pak SBY itu membuat twitter itu untuk followers-nya, yang merasa enggak follow, enggak usah komentar, begiitu," ucapnya.
(dam)