Media Nasional Harus Diproteksi
A
A
A
AMBON - Negara harus hadir secara efektif dan produktif di tengah-tengah media nasional memberikan proteksi dari asing. Hal tersebut disampaikan Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat menjadi pembicara di Konvensi Nasional Media Massa HPN 2017 di Ambon, Maluku, Rabu 8 Februari 2017.
"Demi kepentingan nasional, media harus diproteksi dari asing," tegas HT.
Dia menuturkan, konten media sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Berpengaruh pada sosial, politik, budaya, ekonomi, dan pertahanan.
Hary menuturkan, saat ini perkembangan media online begitu pesat. Tidak hanya media, industri pun beralih ke online seperti perbankan, travel, belanja dan lain sebagainya.
"Ke depan semua industri kita akan online. Harus diproteksi diberi kesempatan maju, jangan dikuasai asing," ujarnya.
Negara, lanjut HT, harus hadir. Head to head dengan asing tanpa regulasi, banyak industri nasional akan terpuruk. China, lanjutnya adalah negara yang bisa menjadi contoh bagimana negara memproteksi perusahaan online. Akibatnya perusahaan seperti Baidu, Alibaba berkembang dengan sangat pesat. Nilai perusahaannya pun jauh lebih besar berkali lipat dibandingkan APBN Indonesia.
Dengan proteksi tersebut, China mendapatkan kemajuan teknologi, pendapatan pajak, lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat, menumbuhkan industri nasional, dan daya saingnya pun meningkat. Di sisi lain pertahanan, keamanan, politik, persatuan terjaga dengan baik.
Hary menuturkan, ke depan pertumbuhan online akan semakin pesat. Saat ini saja lebih dari 3,5 miliar penduduk dunia telah menggunakan internet. Online memiliki kelebihan pasar yang menjangkau dunia tidak terpangkas dengan teritori.
HT mengatakan, Indonesia membutuhkan proteksi agar lapangan pekerjaan bisa tercipta, kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.
"Demi kepentingan nasional, media harus diproteksi dari asing," tegas HT.
Dia menuturkan, konten media sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Berpengaruh pada sosial, politik, budaya, ekonomi, dan pertahanan.
Hary menuturkan, saat ini perkembangan media online begitu pesat. Tidak hanya media, industri pun beralih ke online seperti perbankan, travel, belanja dan lain sebagainya.
"Ke depan semua industri kita akan online. Harus diproteksi diberi kesempatan maju, jangan dikuasai asing," ujarnya.
Negara, lanjut HT, harus hadir. Head to head dengan asing tanpa regulasi, banyak industri nasional akan terpuruk. China, lanjutnya adalah negara yang bisa menjadi contoh bagimana negara memproteksi perusahaan online. Akibatnya perusahaan seperti Baidu, Alibaba berkembang dengan sangat pesat. Nilai perusahaannya pun jauh lebih besar berkali lipat dibandingkan APBN Indonesia.
Dengan proteksi tersebut, China mendapatkan kemajuan teknologi, pendapatan pajak, lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat, menumbuhkan industri nasional, dan daya saingnya pun meningkat. Di sisi lain pertahanan, keamanan, politik, persatuan terjaga dengan baik.
Hary menuturkan, ke depan pertumbuhan online akan semakin pesat. Saat ini saja lebih dari 3,5 miliar penduduk dunia telah menggunakan internet. Online memiliki kelebihan pasar yang menjangkau dunia tidak terpangkas dengan teritori.
HT mengatakan, Indonesia membutuhkan proteksi agar lapangan pekerjaan bisa tercipta, kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.
(mhd)