Harlah Ke-91 NU: Melanggengkan Budaya, Meningkatkan Pemahaman Agama

Rabu, 01 Februari 2017 - 00:04 WIB
Harlah Ke-91 NU: Melanggengkan Budaya, Meningkatkan Pemahaman Agama
Harlah Ke-91 NU: Melanggengkan Budaya, Meningkatkan Pemahaman Agama
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan, keberadaan agama sejatinya telah menempatkan masyarakat Indonesia pada kondisi pemahaman makna menjalankan budaya yang sebenarnya. Agama Islam yang telah beralkulturasi dengan budaya lokal juga membawa umat pada kekhusyukan dalam menjalankan ajaran yang dianutnya.

Menurut Said, banyak contoh agama dan budaya yang telah berhasil membawa masyarakat menjalankan ajaran yang sebenarnya, salah satunya tradisi selamatan dan tahlilan. "Itu dulunya kan masyarakat Jawa yang gemar beri sesajen, oleh kiai dianjurkan untuk memberi makan tetangganya, saudaranya yang memerlukan. Di situ ada esensi saling mendoakan agar selamat," ujarnya saat membuka peringatan hari lahir (harlah) ke-91 PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (31/1/2017) malam.

Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh nasional, di antaranya Ketua DPR Setya Novanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Komisioner KPK Laode M Syarif, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.

Said menambahkan, dibanyak kesempatan, budaya lokal juga bisa menjadi hukum yang mengatur kehidupan masyarakat. Sepanjang budaya dan tradisi tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Menurut dia, akulturasi budaya juga menjadi infrastrutur yang berfungsi menguatkan, mengokohkan pelaksanaan syariat Islam. "Jadi kami sengaja menjaga budaya yang infrastrukturnya di atas agama," tuturnya.

Ke depan Said berharap paham keagamaan yang berlatar belakang infrastruktur budaya terus bersemayam dalam paham kebangsaan. Sebab itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dibanding dengan negara Islam lainnya. "Keberhasilan ini tidak muncul di negara muslim yang dulunya berjaya di negara khilafah," tambah Said.

Rais PBNU Maruf Amin mengatakan di usia ke-91, PBNU telah menjadi organisasi yang banyak pengalaman dan lebih matang dalam memberikan pengabdian kepada umat bangsa dan negara. Menurut dia sebagai organisasi terbesar NU juga punya tanggung jawab besar dan hak yang besar bagi bangsa. "Jadi harus sama, adil, memperoleh hak sesuai dengan haknya, " ujarnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan, tanggung jawab besar yang diberikan kepada NU juga secara tidak langsung menjadi tanggung jawab ulama. Adapun tanggung jawab ulama meliputi dua hal, yaitu keumatan dan tanggung jawab kebangsaan dan kenegaraan. "Dua tanggung jawab ini yang harus dipikul," ucap Maruf.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7938 seconds (0.1#10.140)