Kapolri Tekankan Pentingnya Sinergi dalam Mengatasi Tantangan
A
A
A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menggelar Rapat Koordinasi Lintas Batas Regional Sumatera Bagian Selatan, dengan tema Kita Tingkatkan Sinergitas dalam Penanggulangan Gangguan Kamtibmas Guna Mewujudkan Polri yang Promoter.
Dalam rapat koordinasi tersebut, Kapolri menekankan jajarannya berpikir out of the box, untuk membangun organisasi dan tidak bekerja sendiri mengatasi berbagai tantangan.
"Koordinasi dan sinergi kata yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk diimplementasikan. Polri ada di dua kaki di bidang eksekutif dan yudikatif," ungkap Tito, dalam siaran pers, Senin (9/1/2017).
Tito menjelaskan, yang dimaksud berada di eksekutif artinya bekerja sama dengan stakeholder atau patner dalam menghadapai keamanan dan ketertiban masyarakat seperti pemerintah daerah, TNI dan lainnya yang pertanggung jawabannya kepada presiden.
Sedangkan di bidang yudikatif artinya, Polri bekerja sama dengan rekan-rekan dari kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan koordinasi dan kerja sama dilakukan dengan hubungan formal dan informal.
"Hubungan formal perlu diperkuat, namun hubungan informal harus dilakukan dalam hubungan personal untuk membangun trust. Hubungan informal lebih murni yang kuat dalam upaya membangun kebaikan kerja ke depan," tegasnya.
Jenderal bintang empat itu juga mengingatkan, terkait pembangunan untuk tetap mencapai kesejahteraan, dan keamanan harus ada di dalamnya. "Keamanan Faktor utama dan penting. Oleh karena itu mutlak harus kita jaga dan pelihara," sambungnya.
Keamanan kata Tito, bukan take it for granted jadi bukan ada begitu saja. Keamanan perlu dikelola dan dipupuk ibarat kesehatan yang harus dijaga mulai dari kebiasaan hidup sehat dan makanan sehat serta memambung mental yang baik.
"Keamanan menjadi mahal bila terjadi kekacauan dan gangguan kamtibmas seperti berbagai kejadian kerusuhan dan konflik di Poso betapa banyak dampak dan kerugian yang terjadi. Kasus Tanjung Balai adanya konflik yang mengakibatkan banyak kerusakan," tuturnya.
Dalam rapat koordinasi tersebut, Kapolri menekankan jajarannya berpikir out of the box, untuk membangun organisasi dan tidak bekerja sendiri mengatasi berbagai tantangan.
"Koordinasi dan sinergi kata yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk diimplementasikan. Polri ada di dua kaki di bidang eksekutif dan yudikatif," ungkap Tito, dalam siaran pers, Senin (9/1/2017).
Tito menjelaskan, yang dimaksud berada di eksekutif artinya bekerja sama dengan stakeholder atau patner dalam menghadapai keamanan dan ketertiban masyarakat seperti pemerintah daerah, TNI dan lainnya yang pertanggung jawabannya kepada presiden.
Sedangkan di bidang yudikatif artinya, Polri bekerja sama dengan rekan-rekan dari kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan koordinasi dan kerja sama dilakukan dengan hubungan formal dan informal.
"Hubungan formal perlu diperkuat, namun hubungan informal harus dilakukan dalam hubungan personal untuk membangun trust. Hubungan informal lebih murni yang kuat dalam upaya membangun kebaikan kerja ke depan," tegasnya.
Jenderal bintang empat itu juga mengingatkan, terkait pembangunan untuk tetap mencapai kesejahteraan, dan keamanan harus ada di dalamnya. "Keamanan Faktor utama dan penting. Oleh karena itu mutlak harus kita jaga dan pelihara," sambungnya.
Keamanan kata Tito, bukan take it for granted jadi bukan ada begitu saja. Keamanan perlu dikelola dan dipupuk ibarat kesehatan yang harus dijaga mulai dari kebiasaan hidup sehat dan makanan sehat serta memambung mental yang baik.
"Keamanan menjadi mahal bila terjadi kekacauan dan gangguan kamtibmas seperti berbagai kejadian kerusuhan dan konflik di Poso betapa banyak dampak dan kerugian yang terjadi. Kasus Tanjung Balai adanya konflik yang mengakibatkan banyak kerusakan," tuturnya.
(maf)