Staf Khusus Presiden Komentari Kebebasan Bicara
A
A
A
JAKARTA - Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono menekankan pentingnya peran pemuda dalam keberlangsungan demokrasi Indonesia. Salah satunya yakni memanfaatkan freedom of speech secara bertanggung jawab.
"Kebebasan berbicara dapat disalahgunakan untuk menyebarkan berita bohong, atau hoax, untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya saat Pilpres 2014 dimana capres Joko Widodo mendapatkan serangan black campaigns secara masif," kata Diaz saat memberikan opening remark dalam sebuah seminar berjudul 'Youth’s Vital Role in Advancing Democracy in Modern Indonesia' yang diselenggarakan di Oakwood Conference Room di Kuningan, Jakarta, seperti rilis yang diterima wartawan, Jumat 6 Januari 2017 malam.
Diaz mengungkapkan, pemuda selalu memiliki peranan penting di dalam sejarah dunia. Maximilien Robespierre, salah satu tokoh revolusi Perancis, memimpin revolusi pada usia yang sangat muda, begitu juga dengan Thomas Jefferson yang menulis Declaration of Independence di usia 30-an.
"Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, ketika Jenderal Soedirman dipilih menjadi Panglima tentara Republik Indonesia (RI) saat masih berusia 29 tahun," tambahnya.
Diaz mengingatkan akan adanya ekses-ekses dari nilai yang dianut demokrasi yang harus diantisipasi, seperti freedom of speech atau kebebasan berbicara yang tanpa batas, pada akhirnya akan mencederai proses demokrasi itu sendiri.
Oleh karena itu, Diaz menekankan pentingnya peran pemuda, yang secara demografis merupakan mayoritas penduduk Indonesia, untuk menjaga proses demokrasi dengan menjaga agar nilai-nilai yang dianut oleh demokrasi.
"Seperti freedom of speech dan freedom of religion jangan sampai disalahgunakan oleh segelintir orang untuk mengganggu kelangsungan hidup bangsa kita," katanya.
Seminar tersebut dihadiri oleh puluhan mahasiswa S2 dan S3 dari Harvard University dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia, sebagai bagian program yang diselenggarakan oleh Center for Asia Leadership. Inisiatif tersebut turut diprakarsai oleh Andi Sparingga sebagai Direktur Pusat Pendidikan Harvard di Indonesia.
"Kebebasan berbicara dapat disalahgunakan untuk menyebarkan berita bohong, atau hoax, untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya saat Pilpres 2014 dimana capres Joko Widodo mendapatkan serangan black campaigns secara masif," kata Diaz saat memberikan opening remark dalam sebuah seminar berjudul 'Youth’s Vital Role in Advancing Democracy in Modern Indonesia' yang diselenggarakan di Oakwood Conference Room di Kuningan, Jakarta, seperti rilis yang diterima wartawan, Jumat 6 Januari 2017 malam.
Diaz mengungkapkan, pemuda selalu memiliki peranan penting di dalam sejarah dunia. Maximilien Robespierre, salah satu tokoh revolusi Perancis, memimpin revolusi pada usia yang sangat muda, begitu juga dengan Thomas Jefferson yang menulis Declaration of Independence di usia 30-an.
"Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, ketika Jenderal Soedirman dipilih menjadi Panglima tentara Republik Indonesia (RI) saat masih berusia 29 tahun," tambahnya.
Diaz mengingatkan akan adanya ekses-ekses dari nilai yang dianut demokrasi yang harus diantisipasi, seperti freedom of speech atau kebebasan berbicara yang tanpa batas, pada akhirnya akan mencederai proses demokrasi itu sendiri.
Oleh karena itu, Diaz menekankan pentingnya peran pemuda, yang secara demografis merupakan mayoritas penduduk Indonesia, untuk menjaga proses demokrasi dengan menjaga agar nilai-nilai yang dianut oleh demokrasi.
"Seperti freedom of speech dan freedom of religion jangan sampai disalahgunakan oleh segelintir orang untuk mengganggu kelangsungan hidup bangsa kita," katanya.
Seminar tersebut dihadiri oleh puluhan mahasiswa S2 dan S3 dari Harvard University dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia, sebagai bagian program yang diselenggarakan oleh Center for Asia Leadership. Inisiatif tersebut turut diprakarsai oleh Andi Sparingga sebagai Direktur Pusat Pendidikan Harvard di Indonesia.
(mhd)