Lapas Khusus Narapidana Teroris Segera Dioperasikan
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) khusus narapidana (napi) terorisme mengharuskan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) wajib menjalin sinergi dan kerja sama lebih baik lagi. Hal Ini penting karena menyangkut pelaksanaan program deradikalisasi yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Maka itu BNPT sudah menyiapkan modul deradikalisasi menyusul akan dioperasikannya lapas khusus napi terorisme, yaitu Lapas Kelas IIB Sentul, awal 2017 mendatang. Selain modul deradikalisasi, BNPT juga berkewajiban menyiapkan modul materi pengamanan lapas, sementara modul administrasi lapas disiapkan Ditjen PAS Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
"Keberadaan pusat deradikalisasi juga untuk menjawab keinginan banyak pihak agar napi terorisme tidak dicampur dengan napi biasa," ujar Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT MayjenTNI Abdul Rahman Kadir di sela-sela rapat evaluasi program pelaksanaan deradikalisasi tahun 2016 di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis (29/12/2016).
Dia juga berharap rapat evaluasi yang digelar dapat merumuskan dan memformulasikan metode baru untuk pembinaan napi terorisme tahun mendatang.
Menurutnya, melalui evaluasi secara komprehensif dari desain program, waktu pelaksanaan, capaian dan sasaran, metode serta materi dan tenaga pelaksana (ahli psikologi, ahli agama), akan mengefektifkan program deradikalisasi yang dilakukan BNPT. (Baca: Pemerintah Akan Buat Sel Tahanan Khusus Napi Teroris)
"Bagaimanapun ini menjadi penting karena evaluasi akan mempengaruhi program dan kinerja di tahun 2017," ucapnya.
Maka itu BNPT sudah menyiapkan modul deradikalisasi menyusul akan dioperasikannya lapas khusus napi terorisme, yaitu Lapas Kelas IIB Sentul, awal 2017 mendatang. Selain modul deradikalisasi, BNPT juga berkewajiban menyiapkan modul materi pengamanan lapas, sementara modul administrasi lapas disiapkan Ditjen PAS Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
"Keberadaan pusat deradikalisasi juga untuk menjawab keinginan banyak pihak agar napi terorisme tidak dicampur dengan napi biasa," ujar Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT MayjenTNI Abdul Rahman Kadir di sela-sela rapat evaluasi program pelaksanaan deradikalisasi tahun 2016 di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis (29/12/2016).
Dia juga berharap rapat evaluasi yang digelar dapat merumuskan dan memformulasikan metode baru untuk pembinaan napi terorisme tahun mendatang.
Menurutnya, melalui evaluasi secara komprehensif dari desain program, waktu pelaksanaan, capaian dan sasaran, metode serta materi dan tenaga pelaksana (ahli psikologi, ahli agama), akan mengefektifkan program deradikalisasi yang dilakukan BNPT. (Baca: Pemerintah Akan Buat Sel Tahanan Khusus Napi Teroris)
"Bagaimanapun ini menjadi penting karena evaluasi akan mempengaruhi program dan kinerja di tahun 2017," ucapnya.
(kur)