Tim Relawan PKPU Terus Bergerak Membantu Pengungsi Suriah
A
A
A
REYHANLI - Lebih dari 10.000 orang lebih masyarakat Turki berkonvoi dari Istanbul menuju Reyhanli, Hatay. Mereka datang dengan naik kendaraan pribadi maupun bus-bus sewaan dengan tujuan membuka jalan ke Aleppo untuk memberikan jaminan kehidupan warga Suriah yang terdzalimi di tanah airnya.
Mereka berdiri berjam-jam di titik yang berjarak 9 km dari pintu perbatasan Cilvegozu. Mereka ikut aksi ”Buka Jalan Menuju Aleppo” yang diprakasai organisasi kemanusian terbesar di Turki yakni IHH Insani Yardim. Tujuannya agar warga Suriah segera bebas dari penguasa dzalim di sana.
Beberapa ketua umum sejumlah LSM penting pun terus memberikan orasi, termasuk Ketua Umum IHH Insani Yardim, Bulent Yildirim. Dia mengatakan, pentingnya aksi kemanusiaan yang sedang berjalan ini dan keberadaan mereka di sana.
”Ini mematik kembali semangat para peserta aksi yang mengetahui bahwa perjanjian kebebasan untuk saudara-saudara di Suriah tidak berjalan mulus seperti yang direncanakan,” katanya.
Terpantau lantunan kalimat tauhid dan semacamnya bergemuruh di langit Reyhanli pada siang hari yang bersuhu 3 derajat celcius itu. Pada akhirnya para peserta aksi pun meneriakkan "Başkan bizi Halep'e götür !", yang berarti "Pak ketua bawa kami ke Aleppo !"
”Ini merupakan pesan kepada dunia, terutama para penguasa dzalim Suriah dan Aleppo bahwa perjuangan aksi kemanusiaan ini tidak bisa dihentikan dengan hanya gagalnya perjanjian-perjanjian,” ujarnya.
Hari pertama, aksi berjalan penuh semangat namun kurang memuaskan. Bahkan menyedihkan menyaksikan gagalnya perjanjian yang telah dilakukan. Hari kedua tim PKPU berpisah dari rombongan dan menjalankan beberapa program lain, yaitu mengunjungi rumah sakit, balai pelatihan khusus para janda syuhada, kampung yatim, panti asuhan yatim piatu, dan pos pusat pekerjaan IHH untuk Suriah.
Ditemani staf IHH bernama Ali yang merupakan orang asli Suriah namun telah menetap di Turki ini, tim PKPU berkesempatan mengunjungi Rumah Sakit (RS) Emel. RS Emel merupakan satu-satunya rumah sakit yang didirikan khusus untuk warga Suriah di perbatasan.
PKPU berkeliling RS Emel bersama ketua dokter di sana, yang merupakan lulusan dari Ankara. Dia menjelaskan ada dua ruang rawat inap yang berkapasitas masing-masing 30 orang. Fasilitas ini untuk mendukung kesehatan dan perawatan para pasien.
Juga terdapat fasilitas lain yang memadai, seperti ruang perawatan laser mata, ruang perawatan gigi, dan yang pasti ruang operasi. Namun di antara fasilitas yang memadai tersebut, terdapat satu ruangan sangat sederhana tanpa dekorasi mewah, yaitu ruang istirahat para dokter.
”Hal ini menggambarkan kepada kita tentang keikhlasan dan kesederhanaan para dokter dan staf RS Emel ini. Bahwa hal yang paling utama adalah keselamatan dan kesehatan pasien, yaitu saudara-saudara Suriah kita,” kata Ali.
Di wilayah perbatasan juga tersedia balai pelatihan kerja khusus untuk para janda syuhada. Mereka diberi pelatihan dan keterampilan menjahit, di samping memproduksi langsung bermacam-macam pakaian.
”Bagi mereka yang telah lulus keterampilan menjahit berhak mendapat bantuan untuk membuka tempat produksi sendiri demi melanjutkan kehidupannya secara layak,” lanjutnya.
IHH dengan bantuan dari donatur internasional, termasuk PKPU juga membangun rumah yang dikhususkan bagi anak-anak yatim piatu Suriah. ”Awalnya kami berpikir ini kampung kecil sederhana namun ternyata kompleks besar nan mewah yang mencakup 55 bangunan rumah 2 tingkat lengkap dengan fasilitas mewahnya yang akan dihuni sekitar 17 anak-anak dan 3 pengasuh,” katanya. (kis/pkpu)
Mereka berdiri berjam-jam di titik yang berjarak 9 km dari pintu perbatasan Cilvegozu. Mereka ikut aksi ”Buka Jalan Menuju Aleppo” yang diprakasai organisasi kemanusian terbesar di Turki yakni IHH Insani Yardim. Tujuannya agar warga Suriah segera bebas dari penguasa dzalim di sana.
Beberapa ketua umum sejumlah LSM penting pun terus memberikan orasi, termasuk Ketua Umum IHH Insani Yardim, Bulent Yildirim. Dia mengatakan, pentingnya aksi kemanusiaan yang sedang berjalan ini dan keberadaan mereka di sana.
”Ini mematik kembali semangat para peserta aksi yang mengetahui bahwa perjanjian kebebasan untuk saudara-saudara di Suriah tidak berjalan mulus seperti yang direncanakan,” katanya.
Terpantau lantunan kalimat tauhid dan semacamnya bergemuruh di langit Reyhanli pada siang hari yang bersuhu 3 derajat celcius itu. Pada akhirnya para peserta aksi pun meneriakkan "Başkan bizi Halep'e götür !", yang berarti "Pak ketua bawa kami ke Aleppo !"
”Ini merupakan pesan kepada dunia, terutama para penguasa dzalim Suriah dan Aleppo bahwa perjuangan aksi kemanusiaan ini tidak bisa dihentikan dengan hanya gagalnya perjanjian-perjanjian,” ujarnya.
Hari pertama, aksi berjalan penuh semangat namun kurang memuaskan. Bahkan menyedihkan menyaksikan gagalnya perjanjian yang telah dilakukan. Hari kedua tim PKPU berpisah dari rombongan dan menjalankan beberapa program lain, yaitu mengunjungi rumah sakit, balai pelatihan khusus para janda syuhada, kampung yatim, panti asuhan yatim piatu, dan pos pusat pekerjaan IHH untuk Suriah.
Ditemani staf IHH bernama Ali yang merupakan orang asli Suriah namun telah menetap di Turki ini, tim PKPU berkesempatan mengunjungi Rumah Sakit (RS) Emel. RS Emel merupakan satu-satunya rumah sakit yang didirikan khusus untuk warga Suriah di perbatasan.
PKPU berkeliling RS Emel bersama ketua dokter di sana, yang merupakan lulusan dari Ankara. Dia menjelaskan ada dua ruang rawat inap yang berkapasitas masing-masing 30 orang. Fasilitas ini untuk mendukung kesehatan dan perawatan para pasien.
Juga terdapat fasilitas lain yang memadai, seperti ruang perawatan laser mata, ruang perawatan gigi, dan yang pasti ruang operasi. Namun di antara fasilitas yang memadai tersebut, terdapat satu ruangan sangat sederhana tanpa dekorasi mewah, yaitu ruang istirahat para dokter.
”Hal ini menggambarkan kepada kita tentang keikhlasan dan kesederhanaan para dokter dan staf RS Emel ini. Bahwa hal yang paling utama adalah keselamatan dan kesehatan pasien, yaitu saudara-saudara Suriah kita,” kata Ali.
Di wilayah perbatasan juga tersedia balai pelatihan kerja khusus untuk para janda syuhada. Mereka diberi pelatihan dan keterampilan menjahit, di samping memproduksi langsung bermacam-macam pakaian.
”Bagi mereka yang telah lulus keterampilan menjahit berhak mendapat bantuan untuk membuka tempat produksi sendiri demi melanjutkan kehidupannya secara layak,” lanjutnya.
IHH dengan bantuan dari donatur internasional, termasuk PKPU juga membangun rumah yang dikhususkan bagi anak-anak yatim piatu Suriah. ”Awalnya kami berpikir ini kampung kecil sederhana namun ternyata kompleks besar nan mewah yang mencakup 55 bangunan rumah 2 tingkat lengkap dengan fasilitas mewahnya yang akan dihuni sekitar 17 anak-anak dan 3 pengasuh,” katanya. (kis/pkpu)
(poe)