Mensos Sampaikan Cara Ber-Indonesia kepada Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Tantangan Indonesia sekarang adalah menjaga kemajemukan bangsa sebagai sebuah kekayaan budaya sekaligus sebagai potensi efektif bagi penguatan persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya Pancasila juga merupakan perekat batin bagi masyarakat.
Maka itu Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya di acara puncak bulan bakti kesetiakawanan sosial di Kantor Wali Kota Palangka Raya mengingatkan, kebinekaan harus berujung pada tunggal ika yang diikat dengan Pancasila. Inilah, kata dia cara ber-Indonesia.
"Kalau di Nias salamnya ya'ahowu, di Karo mejuah-juah, di Sunda sampurasun, nah kalau di Kalimantan Tengah salamnya panjang sekali. Ini menunjukkan perbedaan yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia," ujar Khofifah dalam siaran persnya, Senin (19/12/2016).
Pada kesempatan tersebut Khofifah juga menyerahkan secara simbolis bantuan berupa akta nikah 100 pasangan, akta kelahiran 100 orang, bantuan kotak mainan untuk 500 anak, bantuan pemberian nutrisi untuk 500 anak. Bantuan juga diberikan berupa alat bantu dengar, paket sembako, seragam sekolah, kursi roda, walker, korset, kruk, tongkat putih, jam tangan tuna netra, kaca mata low vision, pengaman lutut, dan sepatu sekolah.
Bantuan lainnya adalah kaca mata baca dan suplemen lansia, bantuan kelompok usaha bersama (kube) Kota Palangka Raya, dan bantuan usaha ekonomi produktif. Selain bantuan juga diberikan penghargaan kepada lembaga kesejahteraan sosial (LKS) atau organisasi sosial berprestasi, karang taruna berprestasi tingkat nasional, dan pekerja sosial masyarakat berprestasi. (Baca: ACTA Protes Polisi Tak Adil Perlakukan Aktivis dengan Ahok)
Pengharga juga diberikan kepada TKSK (tenaga kesejahteraan sosial kecamatan) berprestasi, pendamping kube berprestasi, piagam kesetiakawanan sosial nasional, dan penghargaan padma mitra award kepada 15 perusahaan, serta penandatanganan prasasti Pemberdayaan komunitas adat terpencil 2016 di empat lokasi Provinsi Kalteng (Sampit, Kapuas, Murung Raya).
Maka itu Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya di acara puncak bulan bakti kesetiakawanan sosial di Kantor Wali Kota Palangka Raya mengingatkan, kebinekaan harus berujung pada tunggal ika yang diikat dengan Pancasila. Inilah, kata dia cara ber-Indonesia.
"Kalau di Nias salamnya ya'ahowu, di Karo mejuah-juah, di Sunda sampurasun, nah kalau di Kalimantan Tengah salamnya panjang sekali. Ini menunjukkan perbedaan yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia," ujar Khofifah dalam siaran persnya, Senin (19/12/2016).
Pada kesempatan tersebut Khofifah juga menyerahkan secara simbolis bantuan berupa akta nikah 100 pasangan, akta kelahiran 100 orang, bantuan kotak mainan untuk 500 anak, bantuan pemberian nutrisi untuk 500 anak. Bantuan juga diberikan berupa alat bantu dengar, paket sembako, seragam sekolah, kursi roda, walker, korset, kruk, tongkat putih, jam tangan tuna netra, kaca mata low vision, pengaman lutut, dan sepatu sekolah.
Bantuan lainnya adalah kaca mata baca dan suplemen lansia, bantuan kelompok usaha bersama (kube) Kota Palangka Raya, dan bantuan usaha ekonomi produktif. Selain bantuan juga diberikan penghargaan kepada lembaga kesejahteraan sosial (LKS) atau organisasi sosial berprestasi, karang taruna berprestasi tingkat nasional, dan pekerja sosial masyarakat berprestasi. (Baca: ACTA Protes Polisi Tak Adil Perlakukan Aktivis dengan Ahok)
Pengharga juga diberikan kepada TKSK (tenaga kesejahteraan sosial kecamatan) berprestasi, pendamping kube berprestasi, piagam kesetiakawanan sosial nasional, dan penghargaan padma mitra award kepada 15 perusahaan, serta penandatanganan prasasti Pemberdayaan komunitas adat terpencil 2016 di empat lokasi Provinsi Kalteng (Sampit, Kapuas, Murung Raya).
(kur)