Seskab Apresiasi Langkah Polri Antisipasi Teror Bom di Istana
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengaku pihaknya mengapresiasi langkah jajaran Polri dan intelijen yang berhasil menggagalkan rencana serangan bom yang dialamatkan kepada Istana Negara.
"Ini menunjukkan bahwa polisi sigap dalam persoalan terorisme," ujar Pramono di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2016).
Pramono mengakui, langkah Polri patut diacungi jempol karena berhasil menggagalkan rencana serangan tersebut. Sementara, di hari bersamaan di sejumlah negara seperti Turki, aksi pengomban tak bisa dihindarkan.
Sebelum berangkat ke India, politikus PDIP ini mengungkapkan, Presiden Jokowi sudah mendapatkan laporan dari kapolri mengenai peristiwa tersebut. "Intinya adalah pemerintah percaya sepenuhnya pada Polri untuk menangani dan menindaklanjuti," ungkapnya.
Atas ancaman yang gagal itu, kata Pramono, pihak Istana tidak akan menambah tim keamanan Istana. Pemerintah mempercayakan penuh kepada jajaran Polri, TNI, intelijen dan Densus 88 untuk mencegah aksi terorisme di Indonesia.
"Secara khusus, presiden sudah memanggil kapolri, panglima TNI dan Kapolda Metro Jaya juga Pangdam Jaya, berkaitan dengan hal-hal yang ada, termasuk keamanan selama presiden meninggalkan Indonesia dari tanggal 11-15," pungkasnya.
"Ini menunjukkan bahwa polisi sigap dalam persoalan terorisme," ujar Pramono di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2016).
Pramono mengakui, langkah Polri patut diacungi jempol karena berhasil menggagalkan rencana serangan tersebut. Sementara, di hari bersamaan di sejumlah negara seperti Turki, aksi pengomban tak bisa dihindarkan.
Sebelum berangkat ke India, politikus PDIP ini mengungkapkan, Presiden Jokowi sudah mendapatkan laporan dari kapolri mengenai peristiwa tersebut. "Intinya adalah pemerintah percaya sepenuhnya pada Polri untuk menangani dan menindaklanjuti," ungkapnya.
Atas ancaman yang gagal itu, kata Pramono, pihak Istana tidak akan menambah tim keamanan Istana. Pemerintah mempercayakan penuh kepada jajaran Polri, TNI, intelijen dan Densus 88 untuk mencegah aksi terorisme di Indonesia.
"Secara khusus, presiden sudah memanggil kapolri, panglima TNI dan Kapolda Metro Jaya juga Pangdam Jaya, berkaitan dengan hal-hal yang ada, termasuk keamanan selama presiden meninggalkan Indonesia dari tanggal 11-15," pungkasnya.
(kri)