Hadapi Aksi 2 Desember, Anggota Polri Tanpa Senjata Api
A
A
A
JAKARTA - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, dalam menyiagakan aksi gelar sajadah pada 2 Desember 2016 mendatang, jajaran Polri yang ditugaskan tidak dibekali senjata api.
"Petugas kedepankan persuasif, karena petugas enggak pakai senjata api. Massa yang hadir juga formatnya berubah, unjuk rasa menjadi kegiatan ibadah," kata Boy Rafli di Mabes Polri Jalan Trunojoyo, Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Sementara Polri mengimbau GNPF MUI tidak membawa senjata tajam seperti bambu runcing. "Dilarang bawa bambu runcing, itu dibahayakan karena ada yang digunakan melukai petugas kita (Polri)," ujar Boy Rafli.
Karena unjuk rasa berubah menjadi kegiatan ibadah, Polri imbau pengunjuk rasa bawa sajadah masing-masing, perlengkapan pribadi baik logistik maupun obat-obatan.
"Bisa jadi sajadah nanti disiapkan panitia dari GNPF dan Pemda. Diingatkan juga kalau enggak sehat jangan hadir, ini acara siang hari cukup terik dan diharapkan setelah pukul 13.00 WIB, pengunjuk rasa bisa kembali ke rumah masih-masing," ucap Boy Rafli.
"Petugas kedepankan persuasif, karena petugas enggak pakai senjata api. Massa yang hadir juga formatnya berubah, unjuk rasa menjadi kegiatan ibadah," kata Boy Rafli di Mabes Polri Jalan Trunojoyo, Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Sementara Polri mengimbau GNPF MUI tidak membawa senjata tajam seperti bambu runcing. "Dilarang bawa bambu runcing, itu dibahayakan karena ada yang digunakan melukai petugas kita (Polri)," ujar Boy Rafli.
Karena unjuk rasa berubah menjadi kegiatan ibadah, Polri imbau pengunjuk rasa bawa sajadah masing-masing, perlengkapan pribadi baik logistik maupun obat-obatan.
"Bisa jadi sajadah nanti disiapkan panitia dari GNPF dan Pemda. Diingatkan juga kalau enggak sehat jangan hadir, ini acara siang hari cukup terik dan diharapkan setelah pukul 13.00 WIB, pengunjuk rasa bisa kembali ke rumah masih-masing," ucap Boy Rafli.
(maf)