Ketua DPR Anggap Pelaku Teror Rumah Ibadah Perkeruh Situasi
A
A
A
JAKARTA - Di saat kasus dugaan penistaan agama yang menjadi polemik, aksi teror bom di Gereja Oikumene Samarinda dan di Vihara Budi Dharma Singkawang terjadi. Pelaku teror bom di beberapa rumah ibadah itu pun dianggap sedang berupaya memperkeruh situasi dalam negeri.
"Ini sepertinya ada yang sengaja melakukan (Teror) ini, mengail di air keruh namanya," ujar Ketua DPR Ade Komarudin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Dirinya mengaku yakin bahwa motif pelaku teror bom di beberapa rumah ibadah itu bukan terkait kasus Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurut pria yang akrab disapa Akom ini, pelaku teror bom itu memanfaatkan polemik kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.
"Ada yang memanfaatkan situasi, kemarin gereja, sekarang vihara, apalagi nanti," tutur politikus Partai Golkar ini.
Maka itu, Akom meminta aparat kepolisian maupun Badan Intelijen Negara (BIN) sigap mengantisipasi hal yang tidak diinginkan nantinya. "Ini seperti mengail di air keruh. Tetap waspada," pungkasnya.
Diketahui, kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok menjadi polemik lantaran aparat penegak hukum dianggap lamban. Sedangkan, aksi teror bom di depan Gereja Oikumene Samarinda menewaskan seorang Balita berumur 2,5 tahun, Intan Marbun.
Adapun pelaku teror di depan Gereja Oikumene Samarinda, Joh alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia (32) berhasil dibekuk. Pelaku diketahui mantan narapidana bom Puspitek Serpong.
"Ini sepertinya ada yang sengaja melakukan (Teror) ini, mengail di air keruh namanya," ujar Ketua DPR Ade Komarudin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Dirinya mengaku yakin bahwa motif pelaku teror bom di beberapa rumah ibadah itu bukan terkait kasus Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurut pria yang akrab disapa Akom ini, pelaku teror bom itu memanfaatkan polemik kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.
"Ada yang memanfaatkan situasi, kemarin gereja, sekarang vihara, apalagi nanti," tutur politikus Partai Golkar ini.
Maka itu, Akom meminta aparat kepolisian maupun Badan Intelijen Negara (BIN) sigap mengantisipasi hal yang tidak diinginkan nantinya. "Ini seperti mengail di air keruh. Tetap waspada," pungkasnya.
Diketahui, kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok menjadi polemik lantaran aparat penegak hukum dianggap lamban. Sedangkan, aksi teror bom di depan Gereja Oikumene Samarinda menewaskan seorang Balita berumur 2,5 tahun, Intan Marbun.
Adapun pelaku teror di depan Gereja Oikumene Samarinda, Joh alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia (32) berhasil dibekuk. Pelaku diketahui mantan narapidana bom Puspitek Serpong.
(kri)