Jamaah Haji Indonesia Nikmati Karpet Merah di Muzdalifah
A
A
A
MEKKAH - Ribuan jamaah haji asal Indonesia merasa puas dengan fasilitas yang disediakan Muassasah Asia Tenggara di Muzdalifah. Pasalnya, Kemenag menyediakan karpet merah berukuran 1,5x2 meter yang dipasang di 6 sektor jemaah haji Indonesia.
Dilansir dari situs resmi Kemenag Indonesia, setelah terbenam matahari pada 9 Dzulhijjah, jutaan jamaah haji, termasuk jamaah Indonesia mulai diberangkatkan menuju Muzdalifah. Mereka akan melakukan prosesi mabit (menginap) di sana sembari mencari batu kerikil untuk melontar jumrah di Jamarat.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, hamparan luas Muzdalifah di 6 sektor jemaah haji Indonesia dilengkapi dengan karpet merah seukuran 1,5 x 2 meter. Pantauan tim Media Center Haji (MCH) Kemenag di sektor satu maktab 10, jamaah haji merasa nyaman dengan fasilitas tambahan yang disediakan oleh Muassasah Asia Tenggara.
"Alhamdulillah bagus dan nyaman," kata beberapa jemaah dari Bombana Kolaka kompak, Senin (11/9/2016) tengah malam. Sebagian lainnya terlihat tiduran menikmati suasana malam di Muzdalifah usai mengimpulkan batu kerikil untuk lontar jumrah di sana.
"Alhamdulillah sekarang menjadi tidak kotor lagi," tambah jemaah lainnya. Sebelumnya mereka perlu membawa bekal alas, kini tidak perlu lagi dan bisa langsung beristirahat setibanya di Muzdalifah.
Sejumlah karpet merah tampak menghampar di beberapa titik, terutama di areal terdekat kumpulan baru kerikil yang telah disiapkan Pemerintah Arab Saudi dan juga dekat tempat buang air kecil (toilet). Penambahan fasilitas karpet merah tahun ini baru diberlakukan oleh Muasasah Asia Tenggara di maktab-maktab negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Namun demikian, karpet merah yang disediakan belum menutup seluruh hamparan Muzdalifah. Beberapa bagian masih terbuka dan jamaah harus menggelar alas untuk beristirahat di sana.
Hal sama disampaikan oleh Tini, jamaah asal kloter satu Embarkasi Surabaya (SUB 01). Dia mengaku merasa nyaman dengan adanya fasiltas karpet di Muzdalifah. Meski demkian, dia berharap jumlahnya diperbanyak sehingga semua jemaah haji Indonesia bisa merasakannya.
Melewati tengah malam (muntashif al-lail), jamaah haji mulai diberangkatkan secara bergelombang menuju Mina untuk menginap di sana. Hari ini, jemaah haji Indonesia mulai melakukan wajib haji lainnya, yaitu lontar jumrah aqabah sebelum mereka bertahallul dan mengganti pakaian ihramnya dengan baju biasa.
Sebagian jamaah ada juga yang memilih langsung menuju Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Ifadlah dan bertahallul di sana, sebelum melakukan jumrah aqabah.
Dilansir dari situs resmi Kemenag Indonesia, setelah terbenam matahari pada 9 Dzulhijjah, jutaan jamaah haji, termasuk jamaah Indonesia mulai diberangkatkan menuju Muzdalifah. Mereka akan melakukan prosesi mabit (menginap) di sana sembari mencari batu kerikil untuk melontar jumrah di Jamarat.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, hamparan luas Muzdalifah di 6 sektor jemaah haji Indonesia dilengkapi dengan karpet merah seukuran 1,5 x 2 meter. Pantauan tim Media Center Haji (MCH) Kemenag di sektor satu maktab 10, jamaah haji merasa nyaman dengan fasilitas tambahan yang disediakan oleh Muassasah Asia Tenggara.
"Alhamdulillah bagus dan nyaman," kata beberapa jemaah dari Bombana Kolaka kompak, Senin (11/9/2016) tengah malam. Sebagian lainnya terlihat tiduran menikmati suasana malam di Muzdalifah usai mengimpulkan batu kerikil untuk lontar jumrah di sana.
"Alhamdulillah sekarang menjadi tidak kotor lagi," tambah jemaah lainnya. Sebelumnya mereka perlu membawa bekal alas, kini tidak perlu lagi dan bisa langsung beristirahat setibanya di Muzdalifah.
Sejumlah karpet merah tampak menghampar di beberapa titik, terutama di areal terdekat kumpulan baru kerikil yang telah disiapkan Pemerintah Arab Saudi dan juga dekat tempat buang air kecil (toilet). Penambahan fasilitas karpet merah tahun ini baru diberlakukan oleh Muasasah Asia Tenggara di maktab-maktab negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Namun demikian, karpet merah yang disediakan belum menutup seluruh hamparan Muzdalifah. Beberapa bagian masih terbuka dan jamaah harus menggelar alas untuk beristirahat di sana.
Hal sama disampaikan oleh Tini, jamaah asal kloter satu Embarkasi Surabaya (SUB 01). Dia mengaku merasa nyaman dengan adanya fasiltas karpet di Muzdalifah. Meski demkian, dia berharap jumlahnya diperbanyak sehingga semua jemaah haji Indonesia bisa merasakannya.
Melewati tengah malam (muntashif al-lail), jamaah haji mulai diberangkatkan secara bergelombang menuju Mina untuk menginap di sana. Hari ini, jemaah haji Indonesia mulai melakukan wajib haji lainnya, yaitu lontar jumrah aqabah sebelum mereka bertahallul dan mengganti pakaian ihramnya dengan baju biasa.
Sebagian jamaah ada juga yang memilih langsung menuju Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Ifadlah dan bertahallul di sana, sebelum melakukan jumrah aqabah.
(whb)