Jelang Wukuf di Arafah, Menag Siapkan Strategi Khusus
A
A
A
JAKARTA - Jamaah haji dunia, termasuk Indonesia mulai diberangkatkan menuju Arafah, lalu ke Muzdalifah dan Mina (Armina). Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin telah menyiapkan strategi khusus bagi para petugas haji agar tetap fokus dalam tugasnya.
Seperti dikutip dari situs Kementerian Agama (Kemenag), Lukman Hakim menjelaskan, strategi khusus itu meliputi persiapan prawakuf, saat wukuf dan pascawukuf, itu dikemas dalam skema 2-3-4.
"Dua terkait persiapan prawukuf, tiga saat wukuf dan empat pascawukuf," kata Lukman Hakim saat memberikan sambutan pada malam konsolidasi persiapan Armina di Dar Hadi Hotel, Mekkah, Jumat (9/9/2016).
Dua hal saat prawukuf, pertama persiapan pelaksanaan di armina. "Setiap petugas harus betul-betul fokus. Besok seluruh tenda dan karpet di maktab harus sudah terpasang, termasuk penyejuk udara, instalasi listrik dan lainnya. Juga sarana kesehatan dan dapur umum," tegas Menag.
Hal kedua, persiapan mobilisasi jamaah dari hotel di Makkah ke Arafah. "Pastikan semua jemaah di hotel masing-masing tahu persis jam berapa mereka harus meninggalkan hotelnya menuju Arafah," katanya.
"Jangan biarkan jamaah terlalu cepat bersiap, dan juga jangan terlalu lama mereka menunggu. Pergerakan mobilisasi dari hotel ke Arafah harus dilakukan secara matang," imbuhnya.
Sedangkan tiga hal yang harus disiapkan petugas saat wukuf, pertama, rencana satuan operasi (satops) Armina harus bisa dilaksanakan sesuai tahapannya. Kedua, pergerakan jemaah haji dari Arafah menuju Muzdalifah. Ketiga, pendampingan dan perlindungan jemaah selama di Mina.
"Terkait jam terlarang menuju Jamarat harus ditekankan. Ada inovasi baru tahun ini, di setiap pintu keluar masuk tenda Mina akan dipasang semacam traffic light untuk menjadi penanda bagi jamaah. Jika merah, berarti tidak boleh ke jamarat," ujarnya.
Untuk empat formula pascawukuf, pertama adalah segera menghidupkan daerah kerja (daker) Madinah untuk menerima kedatangangan jamaah gelombang kedua yang akan bergerak dari Makkah.
Kedua, mempersiapkan kepulangan jemaah pada kloter awal melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jedah. "Tahun lalu ada gangguan ketepatan waktu karena banyak koper jemaah yang menyimpan zamzam dan kelebihan berat. Pastikan penyisiran bagasi sudah dilakukan sejak di hotel," pesan Menag.
Ketiga, mengefektifkan program rutin di Makkah dan Madinah. Selain distribusi katering dan transportasi bus shalawat, kegiatan pembinaan juga harus dilanjutkan. "Pembinaan jangan berhenti, meski sudah wukuf agar implementasi kemabruran haji bisa tercermin saat kembali ke Tanah Air," tutur Menag.
Keempat, penanganan pasien yang mengalami gangguan kesehatan pascawukuf, utamanya mereka yang terpisah kloternya karena harus menjalani perawatan. "Pola 2-3-4 ini saya pilih yang penting untuk kembali kita konsolidir dan persiapkan lebih matang sehingga haji tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya," tandasnya.
Seperti dikutip dari situs Kementerian Agama (Kemenag), Lukman Hakim menjelaskan, strategi khusus itu meliputi persiapan prawakuf, saat wukuf dan pascawukuf, itu dikemas dalam skema 2-3-4.
"Dua terkait persiapan prawukuf, tiga saat wukuf dan empat pascawukuf," kata Lukman Hakim saat memberikan sambutan pada malam konsolidasi persiapan Armina di Dar Hadi Hotel, Mekkah, Jumat (9/9/2016).
Dua hal saat prawukuf, pertama persiapan pelaksanaan di armina. "Setiap petugas harus betul-betul fokus. Besok seluruh tenda dan karpet di maktab harus sudah terpasang, termasuk penyejuk udara, instalasi listrik dan lainnya. Juga sarana kesehatan dan dapur umum," tegas Menag.
Hal kedua, persiapan mobilisasi jamaah dari hotel di Makkah ke Arafah. "Pastikan semua jemaah di hotel masing-masing tahu persis jam berapa mereka harus meninggalkan hotelnya menuju Arafah," katanya.
"Jangan biarkan jamaah terlalu cepat bersiap, dan juga jangan terlalu lama mereka menunggu. Pergerakan mobilisasi dari hotel ke Arafah harus dilakukan secara matang," imbuhnya.
Sedangkan tiga hal yang harus disiapkan petugas saat wukuf, pertama, rencana satuan operasi (satops) Armina harus bisa dilaksanakan sesuai tahapannya. Kedua, pergerakan jemaah haji dari Arafah menuju Muzdalifah. Ketiga, pendampingan dan perlindungan jemaah selama di Mina.
"Terkait jam terlarang menuju Jamarat harus ditekankan. Ada inovasi baru tahun ini, di setiap pintu keluar masuk tenda Mina akan dipasang semacam traffic light untuk menjadi penanda bagi jamaah. Jika merah, berarti tidak boleh ke jamarat," ujarnya.
Untuk empat formula pascawukuf, pertama adalah segera menghidupkan daerah kerja (daker) Madinah untuk menerima kedatangangan jamaah gelombang kedua yang akan bergerak dari Makkah.
Kedua, mempersiapkan kepulangan jemaah pada kloter awal melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jedah. "Tahun lalu ada gangguan ketepatan waktu karena banyak koper jemaah yang menyimpan zamzam dan kelebihan berat. Pastikan penyisiran bagasi sudah dilakukan sejak di hotel," pesan Menag.
Ketiga, mengefektifkan program rutin di Makkah dan Madinah. Selain distribusi katering dan transportasi bus shalawat, kegiatan pembinaan juga harus dilanjutkan. "Pembinaan jangan berhenti, meski sudah wukuf agar implementasi kemabruran haji bisa tercermin saat kembali ke Tanah Air," tutur Menag.
Keempat, penanganan pasien yang mengalami gangguan kesehatan pascawukuf, utamanya mereka yang terpisah kloternya karena harus menjalani perawatan. "Pola 2-3-4 ini saya pilih yang penting untuk kembali kita konsolidir dan persiapkan lebih matang sehingga haji tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya," tandasnya.
(maf)