Jokowi Ajak Negara di ASEAN Jaga Perdamaian Laut China Selatan
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak kemitraan ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) agar mampu berkontribusi terhadap perwujudan perdamaian, stabilitas dan keamanan di Laut China Selatan.
Hal tersebut disampaikan Jokowi di hadapan kepala negara ASEAN dan Premier RRT Li Keqiang pada saat pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-RRT ke-19 di Vientiane, Laos.
"Kemitraan ASEAN dan RRT harus mampu, saya tegaskan, harus mampu berkontribusi terhadap perdamaian, berkontribusi terhadap stabilitas dan berkontribusi terhadap keamanan di Laut China Selatan," kata Jokowi dalam siaran pers, kemarin.
Jokowi berharap wujud kontribusi Kemitraan dan RRT dengan menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982. "Semua pihak harus dapat menahan diri. Semua pihak harus mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai," tambahnya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mendorong agar ‘Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea’ (DOC) harus diimplementasikan secara penuh dan efektif.
"COC (Code of Conduct) harus segera diselesaikan karena kawasan Laut China Selatan tidak boleh menjadi ‘power projection’ kekuatan-kekuatan besar," pungkasnya.
Hal tersebut disampaikan Jokowi di hadapan kepala negara ASEAN dan Premier RRT Li Keqiang pada saat pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-RRT ke-19 di Vientiane, Laos.
"Kemitraan ASEAN dan RRT harus mampu, saya tegaskan, harus mampu berkontribusi terhadap perdamaian, berkontribusi terhadap stabilitas dan berkontribusi terhadap keamanan di Laut China Selatan," kata Jokowi dalam siaran pers, kemarin.
Jokowi berharap wujud kontribusi Kemitraan dan RRT dengan menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982. "Semua pihak harus dapat menahan diri. Semua pihak harus mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai," tambahnya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mendorong agar ‘Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea’ (DOC) harus diimplementasikan secara penuh dan efektif.
"COC (Code of Conduct) harus segera diselesaikan karena kawasan Laut China Selatan tidak boleh menjadi ‘power projection’ kekuatan-kekuatan besar," pungkasnya.
(maf)