Pelaku Teror di Gereja St Yoseph Berhubungan dengan Bahrun Naim
A
A
A
JAKARTA - Pelaku serangan teror bom bunuh diri di Gereja Katolik Santo Yoseph, Medan, Ivan Armadi Hasugian (18) berhubungan langsung dengan tokoh ISIS di Asia Tenggara, Bahrun Naim. Hal itu diungkapkan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam rapat kerja Komisi III DPR hari ini.
"Dia memiliki kontak langsung dengan Bahrun Naim yang ada di Syria," ujar Tito di Ruang Rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2016).
Dikatakan Tito, Bahrun Naim memiliki kaitan dengan beberapa serangan teror di Tanah Air, seperti bom bunuh diri di Mapolresta Solo, percobaan bom di Surabaya dan percobaan rencana aksi teror akhir tahun 2015 di Jakarta.
"Sehingga kami melihat bahwa ini adalah fenomena baru dengan merekrut anak di bawah 18 tahun dan kemudian membuat bom sendiri, merakit sendiri dan melakukan operasi sendiri," ungkap mantan Kapolda Metrojaya ini.
Dia membeberkan, aksi yang dilakukan Ivan Armadi Hasugian di Gereja Santo Yosef Medan tergolong lone wolf. Akan tetapi, dia memastikan Ivan belum tergabung dengan jaringan teroris di Indonesia.
"Ini pola lone wolf, dalam peristiwa ini kita lakukan pengembangan, dia adalah tipologi self radicalization," ungkap mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini.
Diketahui, Ivan diamankan di Gereja Santo Yosef, Medan pada Minggu 28 Agustus 2016 pagi. Ivan diringkus jemaat saat menyerang pastor dengan pisau. Ivan pun ingin meledakkan bom yang dibawanya dalam ransel.
"Dia memiliki kontak langsung dengan Bahrun Naim yang ada di Syria," ujar Tito di Ruang Rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2016).
Dikatakan Tito, Bahrun Naim memiliki kaitan dengan beberapa serangan teror di Tanah Air, seperti bom bunuh diri di Mapolresta Solo, percobaan bom di Surabaya dan percobaan rencana aksi teror akhir tahun 2015 di Jakarta.
"Sehingga kami melihat bahwa ini adalah fenomena baru dengan merekrut anak di bawah 18 tahun dan kemudian membuat bom sendiri, merakit sendiri dan melakukan operasi sendiri," ungkap mantan Kapolda Metrojaya ini.
Dia membeberkan, aksi yang dilakukan Ivan Armadi Hasugian di Gereja Santo Yosef Medan tergolong lone wolf. Akan tetapi, dia memastikan Ivan belum tergabung dengan jaringan teroris di Indonesia.
"Ini pola lone wolf, dalam peristiwa ini kita lakukan pengembangan, dia adalah tipologi self radicalization," ungkap mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini.
Diketahui, Ivan diamankan di Gereja Santo Yosef, Medan pada Minggu 28 Agustus 2016 pagi. Ivan diringkus jemaat saat menyerang pastor dengan pisau. Ivan pun ingin meledakkan bom yang dibawanya dalam ransel.
(kri)