HT: Maksimalkan Potensi Pariwisata untuk Membangun Indonesia
A
A
A
DENPASAR - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo meminta pemerintah memaksimalkan pembangunan pariwisata Indonesia. Ini harus diupayakan untuk membangun ekonomi nasional.
“Potensi pariwisata kita masih sangat besar. Jumlah turis ke Indonesia 9,5 juta, lebih kecil dari Singapura 15,2 juta, Malaysia 25,7 juta dan Thailand 30 juta,” ungkap CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat menjadi keynote speaker di Tourism, Hotel Investment & Networking Conference 2016 di Bali, Rabu (31/8/2016)
HT mengatakan, salah satu permasalahan pariwisata Indonesia adalah destinasi wisata berkonsentrasi hanya di beberapa tempat saja. Sementara banyak daerah-daerah belum dikembangkan dengan baik, padahal Indonesia kaya dengan potensi wisatanya.
“Sebanyak 85% wisatawan terkonsentrasi di Bali, Jakarta dan Batam. Kita kembangkan destinasi wisata di daerah lain agar pariwisata bertumbuh,” kata HT.
Menurut HT, dengan mengembangkan destinasi pariwisata yang baru akan lebih banyak lagi wisatawan datang ke Indonesia. Artinya cadangan devisa pun akan bertambah tebal.
HT memaparkan setiap satu turis menghabiskan sebanyak US$1.200 selama tinggal di Indonesia. Dengan tambahan 5 juta wisatawan, akan ada tambahan US$6 miliar untuk devisa.
“Tahun lalu turis menghabiskan US$11,2 miliar, setara 10% cadangan devisa Indonesia. Maksimalkan potensi pariwisata untuk membangun ekonomi nasional,” paparnya.
Pemerintah, lanjut HT, harus proaktif untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Faktor-faktor yang harus dijaga di antaranya keamanan, kebersihan, infrastruktur yang memadai dan promosi.
HT juga memaparkan kepada para investor dan pelaku binis pariwisata yang datang dalam acara tersebut bahwa dalam jangka panjang, kondisi ekonomi Indonesia tergolong positif bagi pasar investasi di masa yang akan datang.
Menurut HT, persoalan terbesar di Indonesia saat ini adalah lebarnya kesenjangan kesejahteraan dan pembangunan terkonsentrasi di kota-kota besar. “Kita selesaikan kesenjangan kesejahteraan dan pembangunan antardaerah, Indonesia akan tumbuh lebih dari 7 % per tahun,” ujarnya
Pertumbuhan tersebut, lanjut HT, akan memberikan manfaat pada seluruh sektor dalam ekonomi, termasuk pariwisata yang akan berdampak pada hotel dan properti. “Hal ini akan menimbulkan efek multiplier di mana wisatawan mancanegara akan tumbuh dengan pesat,” kata dia.
Tak itu saja, penerimaan devisa Indonesia pun akan meningkat secara signifikan. HT mengatakan hotel dan properti di Indonesia dalam jangka panjang sangat prospektif.
“Saya harap, saya telah membagikan suatu hal yang berguna sesuai dengan latar belakang saya dan dapat diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan Anda ketika berinvestasi di sektor hotel dan yang terkait di Indonesia,” ujar HT.
“Potensi pariwisata kita masih sangat besar. Jumlah turis ke Indonesia 9,5 juta, lebih kecil dari Singapura 15,2 juta, Malaysia 25,7 juta dan Thailand 30 juta,” ungkap CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat menjadi keynote speaker di Tourism, Hotel Investment & Networking Conference 2016 di Bali, Rabu (31/8/2016)
HT mengatakan, salah satu permasalahan pariwisata Indonesia adalah destinasi wisata berkonsentrasi hanya di beberapa tempat saja. Sementara banyak daerah-daerah belum dikembangkan dengan baik, padahal Indonesia kaya dengan potensi wisatanya.
“Sebanyak 85% wisatawan terkonsentrasi di Bali, Jakarta dan Batam. Kita kembangkan destinasi wisata di daerah lain agar pariwisata bertumbuh,” kata HT.
Menurut HT, dengan mengembangkan destinasi pariwisata yang baru akan lebih banyak lagi wisatawan datang ke Indonesia. Artinya cadangan devisa pun akan bertambah tebal.
HT memaparkan setiap satu turis menghabiskan sebanyak US$1.200 selama tinggal di Indonesia. Dengan tambahan 5 juta wisatawan, akan ada tambahan US$6 miliar untuk devisa.
“Tahun lalu turis menghabiskan US$11,2 miliar, setara 10% cadangan devisa Indonesia. Maksimalkan potensi pariwisata untuk membangun ekonomi nasional,” paparnya.
Pemerintah, lanjut HT, harus proaktif untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Faktor-faktor yang harus dijaga di antaranya keamanan, kebersihan, infrastruktur yang memadai dan promosi.
HT juga memaparkan kepada para investor dan pelaku binis pariwisata yang datang dalam acara tersebut bahwa dalam jangka panjang, kondisi ekonomi Indonesia tergolong positif bagi pasar investasi di masa yang akan datang.
Menurut HT, persoalan terbesar di Indonesia saat ini adalah lebarnya kesenjangan kesejahteraan dan pembangunan terkonsentrasi di kota-kota besar. “Kita selesaikan kesenjangan kesejahteraan dan pembangunan antardaerah, Indonesia akan tumbuh lebih dari 7 % per tahun,” ujarnya
Pertumbuhan tersebut, lanjut HT, akan memberikan manfaat pada seluruh sektor dalam ekonomi, termasuk pariwisata yang akan berdampak pada hotel dan properti. “Hal ini akan menimbulkan efek multiplier di mana wisatawan mancanegara akan tumbuh dengan pesat,” kata dia.
Tak itu saja, penerimaan devisa Indonesia pun akan meningkat secara signifikan. HT mengatakan hotel dan properti di Indonesia dalam jangka panjang sangat prospektif.
“Saya harap, saya telah membagikan suatu hal yang berguna sesuai dengan latar belakang saya dan dapat diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan Anda ketika berinvestasi di sektor hotel dan yang terkait di Indonesia,” ujar HT.
(whb)