Tiba dari Singapura, Ratusan Penumpang Pesawat Diperiksa
A
A
A
SEMARANG - Suhu tubuh ratusan penumpang dari Singapura yang tiba di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah diperiksa.
Pemeriksaan itu untuk mendeteksi tubuh penumpang dari kemungkinan terinfeksi virus Zika. Ratusan penumpang itu berasal dari maskapai penerbangan Silk Air dengan nomor penerbangan MI 104 yang tiba pukul 15.07 WIB dan maskapai Air Asia QZ663 yang tiba pukul 15.30 WIB.
Dari dua maskapai penerbangan tersebut setidaknya ada 320 penumpang yang tiba di Bandara Ahmad Yani. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang menggunakan thermo scanner atau alat pendeteksi suhu tubuh manusia.
Pemeriksaan dilakukan secara massal, karena alat tersebut mampu mendeteksi suhu tubuh setiap orang yang melewati sensor infrared. Setelah para penumpang melewati sensor, data panas tubuh setiap penumpang langsung bisa ditangkap di layar monitor yang diawasi secara ketat oleh petugas.
Alat itu sudah diseting untuk mendeteksi suhu tubuh diatas 38 derajat celcius. Jika panas tubuh di bawah 38 derajat, maka layar monitor akan menunjukkan warna hijau, namun jika suhu tubuh di atas 38 derajat maka akan memunculkan warna merah.
Apabila layar monitor memunculkan warna kuning menandakan panas tubuh mendekati 38 derajat celsius.
Kepala KKP Semarang, Priagung Adhi Bawono mengatakan, pihaknya langsung melakukan langkah antisipatif ketika Singapura mengumumkan ada 41 kasus virus Zika.
Upaya antisipatif itu dilakukan mulai dari sosialisasi, deteksi dini, hingga melakukan deteksi dengan thermo scanner. Jika ditemukan penumpang yang memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat celsius, pihaknya akan dilakukan observasi serta akan memberikan rujukan ke Rumah Sakit dr Karyadi sebagai rumah sakit rujukan.
“Seperti kita ketahui gejala virus Zika adalah demam tinggi mendadak, ada ruam, lemas kemudian konjungtivitis. Ketika gejala itu ada maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” tuturnya.
Dia menjelaskan selain diperiksa menggunakan thermo scaner, para penumpang juga diberikan health alert card (kartu informasi kesehatan).
Sekadar informasi, health alert card adalah kartu berisi informasi yang menyatakan apabila dalam waktu 10 hari mengalami demam tinggi, ada ruam dan bercak pada kulit maka segera melaporkan ke fasilitas kesehatan. (Baca juga: Virus Zika, Pemerintah Minta Warganya Tak ke Singapura)
“Sejauh ini dari dua penerbangan yang tiba hari ini belum ditemukan, adanya gejala virus Zika,” ucap Priagung.
KKP Semarang juga berkoordinasi dengan rumah sakit, Dinas Kesehatan dan puskemas dalam mengantisipasi masuknya virus tersebut.
Menurut dia, pemeriksaan dan terhadap penumpang dari Singapura akan dilakukan sampai ada pernyataan negara itu bebas dari virus tersebut. ”Sejauh ini kewaspadaan hanya diberlakukan pada penumpang dari Singapura,“ katanya.
Salah satu penumpang pesawat Silk Air, Tri Hartiningsih (64) warga Semarang mengakui di Singapura sedang ramai penyebaran virus Zika.
Kendati demikian, dia yang berada di Singapura selama enam hari tidak merasa khawatir. “Di sana memang lagi ramai (virus Zika),” kata Tri yang ke Singapura untuk mengunjungi cucunya.
Communication And Legal Section Head Bandara Ahmad Yani, Dian Permata Sari menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah pencegahan sejak mendengar kabar adanya wabah virus Zika di Singapura.
Dia menjelaskan, saat ini ada dua maskapai penerbangan di Bandara Ahmad Yani yang melayani penerbabngan dari dan menuju Singapura. Dua maskapai tersebut, adalah Silk Air dan Air Asia. “Penerbangan ke Singapura tidak setiap hari, tetapi setiap hari senin, rabu, jumat dan minggu,” katanya.
Pemeriksaan itu untuk mendeteksi tubuh penumpang dari kemungkinan terinfeksi virus Zika. Ratusan penumpang itu berasal dari maskapai penerbangan Silk Air dengan nomor penerbangan MI 104 yang tiba pukul 15.07 WIB dan maskapai Air Asia QZ663 yang tiba pukul 15.30 WIB.
Dari dua maskapai penerbangan tersebut setidaknya ada 320 penumpang yang tiba di Bandara Ahmad Yani. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang menggunakan thermo scanner atau alat pendeteksi suhu tubuh manusia.
Pemeriksaan dilakukan secara massal, karena alat tersebut mampu mendeteksi suhu tubuh setiap orang yang melewati sensor infrared. Setelah para penumpang melewati sensor, data panas tubuh setiap penumpang langsung bisa ditangkap di layar monitor yang diawasi secara ketat oleh petugas.
Alat itu sudah diseting untuk mendeteksi suhu tubuh diatas 38 derajat celcius. Jika panas tubuh di bawah 38 derajat, maka layar monitor akan menunjukkan warna hijau, namun jika suhu tubuh di atas 38 derajat maka akan memunculkan warna merah.
Apabila layar monitor memunculkan warna kuning menandakan panas tubuh mendekati 38 derajat celsius.
Kepala KKP Semarang, Priagung Adhi Bawono mengatakan, pihaknya langsung melakukan langkah antisipatif ketika Singapura mengumumkan ada 41 kasus virus Zika.
Upaya antisipatif itu dilakukan mulai dari sosialisasi, deteksi dini, hingga melakukan deteksi dengan thermo scanner. Jika ditemukan penumpang yang memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat celsius, pihaknya akan dilakukan observasi serta akan memberikan rujukan ke Rumah Sakit dr Karyadi sebagai rumah sakit rujukan.
“Seperti kita ketahui gejala virus Zika adalah demam tinggi mendadak, ada ruam, lemas kemudian konjungtivitis. Ketika gejala itu ada maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” tuturnya.
Dia menjelaskan selain diperiksa menggunakan thermo scaner, para penumpang juga diberikan health alert card (kartu informasi kesehatan).
Sekadar informasi, health alert card adalah kartu berisi informasi yang menyatakan apabila dalam waktu 10 hari mengalami demam tinggi, ada ruam dan bercak pada kulit maka segera melaporkan ke fasilitas kesehatan. (Baca juga: Virus Zika, Pemerintah Minta Warganya Tak ke Singapura)
“Sejauh ini dari dua penerbangan yang tiba hari ini belum ditemukan, adanya gejala virus Zika,” ucap Priagung.
KKP Semarang juga berkoordinasi dengan rumah sakit, Dinas Kesehatan dan puskemas dalam mengantisipasi masuknya virus tersebut.
Menurut dia, pemeriksaan dan terhadap penumpang dari Singapura akan dilakukan sampai ada pernyataan negara itu bebas dari virus tersebut. ”Sejauh ini kewaspadaan hanya diberlakukan pada penumpang dari Singapura,“ katanya.
Salah satu penumpang pesawat Silk Air, Tri Hartiningsih (64) warga Semarang mengakui di Singapura sedang ramai penyebaran virus Zika.
Kendati demikian, dia yang berada di Singapura selama enam hari tidak merasa khawatir. “Di sana memang lagi ramai (virus Zika),” kata Tri yang ke Singapura untuk mengunjungi cucunya.
Communication And Legal Section Head Bandara Ahmad Yani, Dian Permata Sari menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah pencegahan sejak mendengar kabar adanya wabah virus Zika di Singapura.
Dia menjelaskan, saat ini ada dua maskapai penerbangan di Bandara Ahmad Yani yang melayani penerbabngan dari dan menuju Singapura. Dua maskapai tersebut, adalah Silk Air dan Air Asia. “Penerbangan ke Singapura tidak setiap hari, tetapi setiap hari senin, rabu, jumat dan minggu,” katanya.
()