Ini Alasan Peristiwa 65 Tidak Disinggung di Pidato Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 (YPKP) menyayangkan langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tak menyinggung penyelesaian kasus HAM periode 65.
YPKP mengaku telah mendapatkan penjelasan tentang alasan Jokowi setelah bertemu dengan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang diwakili anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto.
"Tadi jawaban Sidarto mengatakan, setelah melalui pertimbangan yang sangat alot memang diakui bahwa mengapa dalam pidatonya (Jokowi) tidak menyinggung, itu melalui pertimbangan yang sangat njelimet," kata Ketua YPKP, Bedjo Untung menirukan Sidarto di Kantor Wantimpres, Jakarta, Kamis 25 Agustus 2016.
Menurut Bedjo, meski Jokowi tak menyinggung masalah kasus HAM 65, Sidarto mengaku menjamin Jokowi telah memiliki niat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"(Karena) dia (Jokowi) hidup dari bantaran kali, sangat sederhana dan Pak Wantimpres mengatakan, tunggu timing yang tepat, takut apabila belum apa-apa sudah dicap segala macam," ujarnya.
Bedjo dan para pihak yang mengklaim sebagai korban 65 mengaku menghormati sikap presiden. Sebab, Bedjo menyadari Presiden Jokowi juga pernah mengalami nasib yang sama seperti dirinya yang dicap sebagai PKI.
"Tadi tidak ada yang ditutup-tutupi. Karena Pak Wantimpres keluarganya ada juga yang nasibnya sama dengan kita," pungkasnya.
YPKP mengaku telah mendapatkan penjelasan tentang alasan Jokowi setelah bertemu dengan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang diwakili anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto.
"Tadi jawaban Sidarto mengatakan, setelah melalui pertimbangan yang sangat alot memang diakui bahwa mengapa dalam pidatonya (Jokowi) tidak menyinggung, itu melalui pertimbangan yang sangat njelimet," kata Ketua YPKP, Bedjo Untung menirukan Sidarto di Kantor Wantimpres, Jakarta, Kamis 25 Agustus 2016.
Menurut Bedjo, meski Jokowi tak menyinggung masalah kasus HAM 65, Sidarto mengaku menjamin Jokowi telah memiliki niat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"(Karena) dia (Jokowi) hidup dari bantaran kali, sangat sederhana dan Pak Wantimpres mengatakan, tunggu timing yang tepat, takut apabila belum apa-apa sudah dicap segala macam," ujarnya.
Bedjo dan para pihak yang mengklaim sebagai korban 65 mengaku menghormati sikap presiden. Sebab, Bedjo menyadari Presiden Jokowi juga pernah mengalami nasib yang sama seperti dirinya yang dicap sebagai PKI.
"Tadi tidak ada yang ditutup-tutupi. Karena Pak Wantimpres keluarganya ada juga yang nasibnya sama dengan kita," pungkasnya.
(maf)