Lily Wahid Minta Pemerintah Serius Atasi Persoalan Radikalisme
A
A
A
JAKARTA - Keruntuhan nilai-nilai Pancasila terjadi sejak amandemen UUD 45. Maka itu bangsa Indonesia harus kembali ke landasan awal yaitu falsafah Pancasila. Ini harus dibangkitkan lagi, terutama di kalangan generasi muda.
Mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lily Chodidjah Wahid khawatir falsafah bangsa diabaikan dan Indonesia ke depan semakin
kehilangan jati dirinya. Apalagi, pemerintah sekarang dinilai masih bersikap santai melihat kondisi yang terjadi.
"Kalau tidak segera dilakukan, saya khawatir radikalisme dan terorisme akan semakin mengoyak perdamaian di Indonesia,” ujar Lily, Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Dia mengingatkan, bangsa Indonesia tengah menghadapi ancaman besar yaitu radikalisme dan terorisme. Ironisnya, masyarakat sekarang, terutama generasi muda semakin luntur untuk mengamalkan falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Paling tidak kita memberikan perlindungan kepada anggota keluarga kita dengan menanamkan Pancasila serta agama Islam yang benar yaitu islam rahmatan lil alamin. Kalau falsafah dan pemahaman agama baik, pasti bangsa kita tidak mudah dimasuki paham radikalisme dan terorisme," ucapnya.
Dia mengakui banyak program kebangsaan yang digagas pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Namun, dianggap belum menyentuh seluruh segmen masyarakat yang ada. (Baca: Densus 88 Tangkap Kelompok Teroris Kitabah Gonggong Rebus)
"Karena itu sosialisasi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika lebih difokuskan lagi ke kelompok masyarakat yang berpotensi mudah dipengaruhi untuk menjadi teroris," tandasnya.
Mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lily Chodidjah Wahid khawatir falsafah bangsa diabaikan dan Indonesia ke depan semakin
kehilangan jati dirinya. Apalagi, pemerintah sekarang dinilai masih bersikap santai melihat kondisi yang terjadi.
"Kalau tidak segera dilakukan, saya khawatir radikalisme dan terorisme akan semakin mengoyak perdamaian di Indonesia,” ujar Lily, Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Dia mengingatkan, bangsa Indonesia tengah menghadapi ancaman besar yaitu radikalisme dan terorisme. Ironisnya, masyarakat sekarang, terutama generasi muda semakin luntur untuk mengamalkan falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Paling tidak kita memberikan perlindungan kepada anggota keluarga kita dengan menanamkan Pancasila serta agama Islam yang benar yaitu islam rahmatan lil alamin. Kalau falsafah dan pemahaman agama baik, pasti bangsa kita tidak mudah dimasuki paham radikalisme dan terorisme," ucapnya.
Dia mengakui banyak program kebangsaan yang digagas pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Namun, dianggap belum menyentuh seluruh segmen masyarakat yang ada. (Baca: Densus 88 Tangkap Kelompok Teroris Kitabah Gonggong Rebus)
"Karena itu sosialisasi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika lebih difokuskan lagi ke kelompok masyarakat yang berpotensi mudah dipengaruhi untuk menjadi teroris," tandasnya.
(kur)