Komitmen Bersama Menuju Semarang Tangguh
A
A
A
SEMARANG - Seperti umumnya kota-kota besar di Indonesia maupun belahan dunia lain, pembangunan Kota Semarang juga menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Urbanisasi yang kurang terkendali, penataan ruang yang belum memenuhi prinsip pembangunan berkelanjutan, pelayanan transportasi yang kurang memadai, dan tingginya kebutuhan energi adalah masalah-masalah yang kerap ditemui.
Selain hal-hal di atas, Semarang masih harus menghadapi problem klasik yakni banjir dan rob terutama di kawasan pesisir. Menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan tersebut, Semarang berkomitmen menjadi kota Berketahanan (Tangguh). Caranya dengan membangun kemampuan kota untuk menghadapi semua guncangan serta tekanan yang datang dan mengolahnya menjadi kekuatan bersama untuk tumbuh dan berkembang.
Semarang yang tangguh adalah Semarang yang dimiliki dan dibangun oleh seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan, bersama-sama maju dan berkembang dengan mengentaskan berbagai masalah pembangunan yang dihadapi. Saat ini Semarang bergabung di program 100 Resilient Cities/RC (100 Kota Tangguh), sebuah program yang diinisiasi oleh Rockefeller Foundation, bersama kota besar di dunia di antaranya New York, London, San Fransisco, Rio de Janeiro, dan Durban.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan, Semarang menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang terpilih dalam 100 RC. ”Ini merupakan program kerja sama dan jaringan antarkota dalam mewujudkan kota yang tangguh. Program ini dimulai dengan komitmen kota yang terlibat untuk menyusun dokumen strategi ketahanan,” ungkap Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi.
Hendi menuturkan, dokumen strategi ketahanan kota berisi rangkaian sejumlah strategi yang diperlukan kota untuk mengentaskan dan beradaptasi terhadap permasalahan-permasalahan yang datang. Proses penyusunan strategi dilakukan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan yaitu pemerintah, sektor usaha, komunitas, dan dunia pendidikan.
Selain hal-hal di atas, Semarang masih harus menghadapi problem klasik yakni banjir dan rob terutama di kawasan pesisir. Menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan tersebut, Semarang berkomitmen menjadi kota Berketahanan (Tangguh). Caranya dengan membangun kemampuan kota untuk menghadapi semua guncangan serta tekanan yang datang dan mengolahnya menjadi kekuatan bersama untuk tumbuh dan berkembang.
Semarang yang tangguh adalah Semarang yang dimiliki dan dibangun oleh seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan, bersama-sama maju dan berkembang dengan mengentaskan berbagai masalah pembangunan yang dihadapi. Saat ini Semarang bergabung di program 100 Resilient Cities/RC (100 Kota Tangguh), sebuah program yang diinisiasi oleh Rockefeller Foundation, bersama kota besar di dunia di antaranya New York, London, San Fransisco, Rio de Janeiro, dan Durban.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan, Semarang menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang terpilih dalam 100 RC. ”Ini merupakan program kerja sama dan jaringan antarkota dalam mewujudkan kota yang tangguh. Program ini dimulai dengan komitmen kota yang terlibat untuk menyusun dokumen strategi ketahanan,” ungkap Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi.
Hendi menuturkan, dokumen strategi ketahanan kota berisi rangkaian sejumlah strategi yang diperlukan kota untuk mengentaskan dan beradaptasi terhadap permasalahan-permasalahan yang datang. Proses penyusunan strategi dilakukan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan yaitu pemerintah, sektor usaha, komunitas, dan dunia pendidikan.
(poe)