Benih Radikalisme Ancaman Terbesar Indonesia

Jum'at, 05 Agustus 2016 - 18:26 WIB
Benih Radikalisme Ancaman...
Benih Radikalisme Ancaman Terbesar Indonesia
A A A
JAKARTA - Potensi radikalisme dan terorisme di Indonesia harus dikikis sampai akarnya. Indonesia akan mengalami ancaman besar jika benih radikalisme dan terorisme tidak segera diatasi.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faisal Zaini mengingatkan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir dari konsensus dan kesepakatan seluruh elemen bangsa Indonesia melalui pendekatan dan pandangan agama.

"Kalau mereka tidak mengakui, berarti mereka tidak mengakui konsensus. Itu artinya mereka melawan NKRI," ujar Helmy, Jakarta, Jumat (5/8/2016).

Namun dia menolak anggapan masih terjadinya aksi bom di Indonesia karena Islam masih lemah pada tataran praktis atau kecolongan. Padahal, kata dia mayoritas umat Islam di Indonesia, baik itu NU maupun Muhammadiyah berpegang pada Islam moderat.

“Negara yang pengamananya sudah maksimal seperti Prancis, Amerika saja juga kecolongan. Negara mana di dunia ini yang intelijennya maju tidak kecolongan? Jadi kecolongan menurut saya karena belum menjadi tugas bagi semua pihak termasuk masyarakat,” ucapnya. (GRB Berencana Lancarkan Roket dari Batam ke Singapura)

Dia menambahkan, selama ini ulama Indonesia dari kalangan NU selalu proaktif dalam membantu program penanggulangan terorisme yang digalang pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Menurutnya, peran ulama dengan dukungan pemerintah, akan berperan besar dalam pencegahan terorisme, terutama untuk memberikan pemahaman yang benar tentang Islam rahmatan lil alamin. (Baca: Densus 88 Tangkap Kelompok Teroris Kitabah Gonggong Rebus)

"Kami menyambut baik upaya pemerintah yang terus melibatkan berbagai elemen masyarakat, terutama ulama dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Kita memang harus bersinergi dalam memberantas terorisme sampai ke akar-akarnya," tandasnya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6715 seconds (0.1#10.140)