Teror Bom di Madinah Usik Ketenangan Umat Beragama

Selasa, 05 Juli 2016 - 18:06 WIB
Teror Bom di Madinah...
Teror Bom di Madinah Usik Ketenangan Umat Beragama
A A A
JAKARTA - Serangan terorisme yang terjadi di Madinah, Arab Saudi, dianggap telah mengusik ketenangan umat beragama.‎ Ledakan bom yang berjarak sekitar 400-500 meter dari Komplek Mesjid Nabawi tersebut semakin menggambarkan bahwa teror tidak lagi mengenal tempat dan waktu.

Hal itu karena dilakukan di salah satu pusat kegiatan ibadah umat Islam dan menjelang Idul Fitri. ‎Aksi kekerasan itu telah menyentuh pusat aktivitas agama umat Islam yang sangat sensitif.

"Pemerintah Arab Saudi, khususnya, dan komunitas internasional, umumnya, perlu usaha yang serius untuk mencegah beragam aksi lanjutan yang mungkin terjadi," ujar Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Rofi Munawar dalam siaran pers yang diterima Sindonews, Selasa (5/7/2016).‎

Karena, lanjut dia, teror ini sesungguhnya merupakan upaya dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan ketakutan secara massif dan terencana.

‎Kejadian bom tersebut juga dianggapnya sebagai bentuk penyerangan terhadap area vital Umat Islam, sebagaimana yang terjadi pula di Palestina dengan ragam terornya terhadap keberadaan Masjid Al-Aqsha. Menurut dia, tentu aksi-aksi teror terhadap pusat aktivitas umat Islam ini akan sangat berbahaya dan berdampak buruk.

"Kekerasan melalui teror bom dan aksi penembakan di dunia, semakin massif akhir-akhir ini, ironisnya kini bukan hanya menyasar objek vital atau fasilitas publik namun juga pusat kegiatan umat agama," ucap Legislator PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VII ini.

Rofi menambahkan, konteks dan motifnya pun sudah semakin kompleks. Diketahui, bom bunuh diri Madinah terjadi tidak berselang lama dari aksi teror di Bangladesh dan renteten bom di Turki sebelumnya.

“Jika diperhatikan secara seksama, kejadian tersebut seperti serial yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Saya harap juga media memberitakan kejadian ini secara proporsional dan berdasarkan nilai-nilai fairness (keadilan)," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0930 seconds (0.1#10.140)