Calon Kapolri Tito Karnavian Hapus Fenomena Senioritas di Polri
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penerangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian resmi dipilih menjadi calon tunggal Kapolri baru, menggantikan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti yang akan memasuki masa pensiun dalam beberapa pekan lagi.
Penunjukkan Tito sebagai Kapolri baru rupanya memecahkan fenomena senioritas yang ada dalam tubuh Polri selama ini. Pasalnya Tito yang lulus angkatan 1987 ini, banyak melewati senior di atasnya salah satunya Wakil Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan angkatan 1983.
"Figur Tito paling tidak menjawab dan memecahkan fenomena baru senioritas angkatan yang selama ini, membuat senioritas angkatan menjadikan Polri termanjakan," kata Ray Rangkuti di Kantor Imparsial, Jalan Tebet Utara, Jakarta, Minggu (19/6/2016).
Namun pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi), justru pencalonan sebagai Kapolri bukan terlihat karena senioritas, melainkan yang mempu menjawab seluruh tantangan ke depan yang akan dihadapi Polri.
"Bukan lagi senioritas, tapi siapa yang paling bisa menjawab, yang paling bagus itu yang dicalonkan. Sehingga proses inilah yang perlu ditetapkan agar Polri memiliki tradisi yang sehat karena profesionalitas," ucap Ray Rangkuti.
Penunjukkan Tito sebagai Kapolri baru rupanya memecahkan fenomena senioritas yang ada dalam tubuh Polri selama ini. Pasalnya Tito yang lulus angkatan 1987 ini, banyak melewati senior di atasnya salah satunya Wakil Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan angkatan 1983.
"Figur Tito paling tidak menjawab dan memecahkan fenomena baru senioritas angkatan yang selama ini, membuat senioritas angkatan menjadikan Polri termanjakan," kata Ray Rangkuti di Kantor Imparsial, Jalan Tebet Utara, Jakarta, Minggu (19/6/2016).
Namun pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi), justru pencalonan sebagai Kapolri bukan terlihat karena senioritas, melainkan yang mempu menjawab seluruh tantangan ke depan yang akan dihadapi Polri.
"Bukan lagi senioritas, tapi siapa yang paling bisa menjawab, yang paling bagus itu yang dicalonkan. Sehingga proses inilah yang perlu ditetapkan agar Polri memiliki tradisi yang sehat karena profesionalitas," ucap Ray Rangkuti.
(maf)