Tito Karnavian Dipercaya Bisa Mereformasi Polri
A
A
A
JAKARTA - Penunjukan Komjen Pol Tito Karnavian sebagai Calon Kapolri oleh Presiden Jokowi dinilai tepat. Bahkan, Komjen Tito dengan rekam jejak profesional dalam memimpin dan menjalankan tugas di setiap jenjang karirnya, Tito dipercaya dapat mereformasi institusi Polri.
"Sosok Tito bisa dikatakan sebagai figur yang reformis tersebut. Sehingga profesionalisme Polri ke depan sangat diharapkan dan benar-benar dapat terwujud, tidak hanya sebatas wacana," kata Ketua Kaukus Muda Indonesia atau KMI Edi Humaidi di Jakarta, Sabtu (18/6/2016).
Menurut Edi, pencalonan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu sebagai Kapolri memang sudah tepat karena mencerminkan harapan publik, yaitu adanya penataan atau reformasi ditubuh Polri secara mendasar.
Terlebih, tantangan Kepolisian ke depan semakin berat, seperti misalnya menghadapi ancaman terorisme global yang masih aktif menyasar Indonesia sebagai targetnya.
"Kami dari Kaukus Muda Indonesia menilai Tito Karnavian mempunyai kemampuan dan pengalaman yang luar biasa dalam menangani terorisme. Misalnya saja dia lah yang berhasil memimpin operasi menangkap gembong terorisme Nurdin M Top," timpalnya.
Menurut Edi, Tito yang juga merupakan mantan Kepala Polda Metro Jaya itu juga memiliki kemampuan komunikasi dan koordinasi dengan institusi penegak hukum lainnya, misalnya kejaksaan dan KPK. Sehingga, bisa menjalankan tugas penegakan hukum misalnya pemberantasan korupsi.
Bahkan, dia menambahkan, dengan latar belakang Asrena Polri, diharapkan sosoknya dapat mereformasi postur anggaran Polri yang selama ini dinilai belum ideal.
Postur anggaran Polri saat ini sekitar 70% anggaran untuk belanja pegawai dan 30% untuk operasional.
"Sebagai dampaknya banyak biaya operasional seperti proses penegakan hukum tidak terpenuhi anggaran Polri," imbuhnya.
Namun yang terpenting, Edi menambahkan, dukungan publik yang tinggi terhadap figur Tito Karnavian, serta adanya sentimen positif dari media masa terhadap terhadap sosoknya merupakan modal sosial yang bagus untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
"Adanya anggapan bahwa dipilihnya Komjen Pol Tito bisa memotong generasi adalah tidak tepat. Karena setiap perwira tinggi Polri yang berbintang tiga semuanya pantas untuk menjadi Kapolri tinggal mana yang terbaik dan yang paling tepat," pungkasnya.
"Sosok Tito bisa dikatakan sebagai figur yang reformis tersebut. Sehingga profesionalisme Polri ke depan sangat diharapkan dan benar-benar dapat terwujud, tidak hanya sebatas wacana," kata Ketua Kaukus Muda Indonesia atau KMI Edi Humaidi di Jakarta, Sabtu (18/6/2016).
Menurut Edi, pencalonan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu sebagai Kapolri memang sudah tepat karena mencerminkan harapan publik, yaitu adanya penataan atau reformasi ditubuh Polri secara mendasar.
Terlebih, tantangan Kepolisian ke depan semakin berat, seperti misalnya menghadapi ancaman terorisme global yang masih aktif menyasar Indonesia sebagai targetnya.
"Kami dari Kaukus Muda Indonesia menilai Tito Karnavian mempunyai kemampuan dan pengalaman yang luar biasa dalam menangani terorisme. Misalnya saja dia lah yang berhasil memimpin operasi menangkap gembong terorisme Nurdin M Top," timpalnya.
Menurut Edi, Tito yang juga merupakan mantan Kepala Polda Metro Jaya itu juga memiliki kemampuan komunikasi dan koordinasi dengan institusi penegak hukum lainnya, misalnya kejaksaan dan KPK. Sehingga, bisa menjalankan tugas penegakan hukum misalnya pemberantasan korupsi.
Bahkan, dia menambahkan, dengan latar belakang Asrena Polri, diharapkan sosoknya dapat mereformasi postur anggaran Polri yang selama ini dinilai belum ideal.
Postur anggaran Polri saat ini sekitar 70% anggaran untuk belanja pegawai dan 30% untuk operasional.
"Sebagai dampaknya banyak biaya operasional seperti proses penegakan hukum tidak terpenuhi anggaran Polri," imbuhnya.
Namun yang terpenting, Edi menambahkan, dukungan publik yang tinggi terhadap figur Tito Karnavian, serta adanya sentimen positif dari media masa terhadap terhadap sosoknya merupakan modal sosial yang bagus untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
"Adanya anggapan bahwa dipilihnya Komjen Pol Tito bisa memotong generasi adalah tidak tepat. Karena setiap perwira tinggi Polri yang berbintang tiga semuanya pantas untuk menjadi Kapolri tinggal mana yang terbaik dan yang paling tepat," pungkasnya.
(sms)