Menag Ingin Penyatuan Kalender Hijriah
A
A
A
JAKARTA - Penyatuan kalender Islam atau hijriah dinilai sangat urgen dan relevan untuk diakui umat muslim. Penyatuan kalender Islam ini bisa menghindari adanya perbedaan penetapan awal Ramadhan.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, penyatuan kalender hijriah akan memberi manfaat besar bagi umat Islam dari berbagai aspek. Dia menyebutkan, dari aspek sosiologis akan memperkuat kesatuan umat Islam disegala penjuru.
Sementara pada aspek pengetahuan dan teknologi, kata dia akan menjadi sarana elaborasi ilmu falak, ilmu fikih, teknologi astronomi dan telekomunikasi.
"Manfaat yang ditunggu-tunggu ialah ketika umat Islam bisa menjalankan ibadah secara bersamaan karena tidak adanya perbedaan penentuan waktu awal puasa, penentuan Hari Raya Idul Fitri hingga wukuf di Arafah," ujar Lukman dalam acara Seminar Nasional tentang Kalender Islam Global di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Jumat (17/7/2016)
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menjelaskan, penyatuan kalender juga memudahkan penghitungan zakat sebagai strategi optimalisasi ekonomi umat. Bagi pemerintah kepastian penghitungan kalender amat memengaruhi banyak hal.
Misalnya, penetapan cuti bersama yang penetapannya perlu kalender tepat karena menyangkut aspek transportasi mudik, distribusi barang hingga harga sembako serta operasional perbankan.
Menurutnya, penyatuan kalender hijriah tidak mustahil dilakukan asalkan ada maruah untuk bersatu menyamakan persepsi. Namun diakuinya dalam penyatuan ini diperlukan tiga syarat, yaitu ada otoritas tunggal yang menjaga sistem kalender tersebut, ada kriteria yang disepakati semua pihak dan batas wilayah yang jelas. (Baca: Pemerintah Putuskan 1 Ramadhan Senin 6 Juni 2016)
Dia berharap semua pihak yang berbeda pendapat menemukan titik temu dan urusan rukyat dan hisab tidak menjadi suatu beban lagi. "Saya harap rekomendasi hasil seminar ini bisa ditindaklanjuti karena Kemenag mendambakan masukan akademis terkait kalender sehingga kedepan ada panduan yang menjadi acuan dalam menjalani kehidupan keagamaan di tengah kemajemukan kita," tandasnya.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, penyatuan kalender hijriah akan memberi manfaat besar bagi umat Islam dari berbagai aspek. Dia menyebutkan, dari aspek sosiologis akan memperkuat kesatuan umat Islam disegala penjuru.
Sementara pada aspek pengetahuan dan teknologi, kata dia akan menjadi sarana elaborasi ilmu falak, ilmu fikih, teknologi astronomi dan telekomunikasi.
"Manfaat yang ditunggu-tunggu ialah ketika umat Islam bisa menjalankan ibadah secara bersamaan karena tidak adanya perbedaan penentuan waktu awal puasa, penentuan Hari Raya Idul Fitri hingga wukuf di Arafah," ujar Lukman dalam acara Seminar Nasional tentang Kalender Islam Global di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Jumat (17/7/2016)
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menjelaskan, penyatuan kalender juga memudahkan penghitungan zakat sebagai strategi optimalisasi ekonomi umat. Bagi pemerintah kepastian penghitungan kalender amat memengaruhi banyak hal.
Misalnya, penetapan cuti bersama yang penetapannya perlu kalender tepat karena menyangkut aspek transportasi mudik, distribusi barang hingga harga sembako serta operasional perbankan.
Menurutnya, penyatuan kalender hijriah tidak mustahil dilakukan asalkan ada maruah untuk bersatu menyamakan persepsi. Namun diakuinya dalam penyatuan ini diperlukan tiga syarat, yaitu ada otoritas tunggal yang menjaga sistem kalender tersebut, ada kriteria yang disepakati semua pihak dan batas wilayah yang jelas. (Baca: Pemerintah Putuskan 1 Ramadhan Senin 6 Juni 2016)
Dia berharap semua pihak yang berbeda pendapat menemukan titik temu dan urusan rukyat dan hisab tidak menjadi suatu beban lagi. "Saya harap rekomendasi hasil seminar ini bisa ditindaklanjuti karena Kemenag mendambakan masukan akademis terkait kalender sehingga kedepan ada panduan yang menjadi acuan dalam menjalani kehidupan keagamaan di tengah kemajemukan kita," tandasnya.
(kur)