Megawati Figur Sentral PDIP Terkait Gelar Pahlawan Soeharto
A
A
A
JAKARTA - Rencana pemberian gelar pahlawan kepada Presiden kedua, Soeharto yang diusulkan Partai Golkar dinilai masih menuai penolakan dari sejumlah partai politik, khususnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, PDIP disebutkan menjadi partai yang akan menentang pemberian gelar tersebut.
"Ada beban sejarah, PDIP itu tokoh sentralnya adalah Ibu Megawati," kata Pangi saat dihubungi Sindonews, Senin (23/5/2016).
Pangi mengatakan, Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDIP dinilai sebagai figur yang merasakan sejarah pahit saat ayahnya, Presiden RI pertama, Soekarno mendapat perlakuan tidak adil dari rezim Orde Baru.
"Saya kira beban masa lalu itu yang sulit diterima dan dimaafkan putri proklamator tersebut. PDIP pasti mendukung kalau Ibu Megawati mendukung," ujarnya.
Menurut Pangi, alasan beban masa lalu itu yang menjadi ganjalan buat Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun mendapat predikat gelar pahlawan. Alasan lain adalah soal predikat pemimpin otoriter yang disematkan kepada 'Bapak Pembangunan' tersebut.
Meski demikian, Pangi menilai, tak seharusnya publik menutup mata atas karya nyata yang diberikan Soeharto terhadap bangsa ini. Walaupun telah tiada, jasa Soeharto sebagai 'role model' pembangunan di Indonesia tak bisa dipungkiri.
"Jadi sekarang tinggal dukungan PDIP, apalagi sekarang PDIP sebagai the rulling party. Rezim yang menentukan jadi atau diendapkan dulu gelar kepahlawanan bagi Soeharto," pungkasnya.
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, PDIP disebutkan menjadi partai yang akan menentang pemberian gelar tersebut.
"Ada beban sejarah, PDIP itu tokoh sentralnya adalah Ibu Megawati," kata Pangi saat dihubungi Sindonews, Senin (23/5/2016).
Pangi mengatakan, Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDIP dinilai sebagai figur yang merasakan sejarah pahit saat ayahnya, Presiden RI pertama, Soekarno mendapat perlakuan tidak adil dari rezim Orde Baru.
"Saya kira beban masa lalu itu yang sulit diterima dan dimaafkan putri proklamator tersebut. PDIP pasti mendukung kalau Ibu Megawati mendukung," ujarnya.
Menurut Pangi, alasan beban masa lalu itu yang menjadi ganjalan buat Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun mendapat predikat gelar pahlawan. Alasan lain adalah soal predikat pemimpin otoriter yang disematkan kepada 'Bapak Pembangunan' tersebut.
Meski demikian, Pangi menilai, tak seharusnya publik menutup mata atas karya nyata yang diberikan Soeharto terhadap bangsa ini. Walaupun telah tiada, jasa Soeharto sebagai 'role model' pembangunan di Indonesia tak bisa dipungkiri.
"Jadi sekarang tinggal dukungan PDIP, apalagi sekarang PDIP sebagai the rulling party. Rezim yang menentukan jadi atau diendapkan dulu gelar kepahlawanan bagi Soeharto," pungkasnya.
(maf)