Ini Alasan Ade Komarudin Tolak Hadapi Setya Novanto di Putaran Kedua
Ini Alasan Ade Komarudin Tolak Hadapi Setya Novanto di Putaran Kedua
A
A
A
BALI - Setya Novanto terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar setelah memeroleh suara terbanyak dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar, Selasa (17/5/2016) pagi.
Kemenangan Setya tidak lepas dari keputusan Ade Komarudin yang tidak melanjutkan pemilihan pada putaran kedua. Padahal Ade memiliki peluang menang apabila tetap bertarung melawan Setya pada putaran kedua.
Mengenai keputusan tersebut, Ade mengungkapkan rekonsiliasi di internal Partai Golkar tidak akan terjadi jika dirinya tetap maju pada putaran kedua.
Keyakinan tersebut yang membuat Ade akhirnya menerima kemenangan Setya menjadi Ketua Umum Golkar mendatang. Menurut dia, demokrasi harus berjalan produktif dan memperkuat persatuan.
"Kita harus mengendalikan demokrasi itu dengan baik," ujar Ade di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (17/5/2016).
Ade mengaku keputusannya tidak melanjutkan putaran kedua itu tidak direncanakan sebelumnya. "Saya cuma ingin mengalir, segala sesuatu yang penting untuk kebaikan semua, tidak untuk kita saja," tandas Ketua DPR itu.
Ade mengatakan sejak mencalonkan diri menjadi ketua umum Golkar sudah siap untuk menang maupun kalah. "Saya mencintai partai ini dan mencintai negara ini. Saya berusaha untuk melakukan kebaikan bagi negara dan partai ini tentunya," ucap Ade.
Dalam voting yang berlangsung Selasa (17/52016) pagi, Setya memperoleh 277 suara. Sementara Ade Komarudin meraih 173 suara. Keduanya memenuhi 30% suara untuk menjadi calon ketua umum Golkar dan melanjutkan voting putaran kedua.
Namun, Ketua Sidang Munaslub Nurdin Halid mempersilakan kepada keduanya untuk melakukan musyawarah apakah akan melanjutkan voting tersebut. Hasilnya, Ade memutuskan mengikhlaskan Setya menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
"Saya masih muda dibanding Pak Novanto. Masih ada kesempatan bagi saya untuk maju lagi di lain kesempatan," ujar Ade disambut tepuk tangan meriah para peserta Munaslub, Selasa (17/5/2016).
Kemenangan Setya tidak lepas dari keputusan Ade Komarudin yang tidak melanjutkan pemilihan pada putaran kedua. Padahal Ade memiliki peluang menang apabila tetap bertarung melawan Setya pada putaran kedua.
Mengenai keputusan tersebut, Ade mengungkapkan rekonsiliasi di internal Partai Golkar tidak akan terjadi jika dirinya tetap maju pada putaran kedua.
Keyakinan tersebut yang membuat Ade akhirnya menerima kemenangan Setya menjadi Ketua Umum Golkar mendatang. Menurut dia, demokrasi harus berjalan produktif dan memperkuat persatuan.
"Kita harus mengendalikan demokrasi itu dengan baik," ujar Ade di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (17/5/2016).
Ade mengaku keputusannya tidak melanjutkan putaran kedua itu tidak direncanakan sebelumnya. "Saya cuma ingin mengalir, segala sesuatu yang penting untuk kebaikan semua, tidak untuk kita saja," tandas Ketua DPR itu.
Ade mengatakan sejak mencalonkan diri menjadi ketua umum Golkar sudah siap untuk menang maupun kalah. "Saya mencintai partai ini dan mencintai negara ini. Saya berusaha untuk melakukan kebaikan bagi negara dan partai ini tentunya," ucap Ade.
Dalam voting yang berlangsung Selasa (17/52016) pagi, Setya memperoleh 277 suara. Sementara Ade Komarudin meraih 173 suara. Keduanya memenuhi 30% suara untuk menjadi calon ketua umum Golkar dan melanjutkan voting putaran kedua.
Namun, Ketua Sidang Munaslub Nurdin Halid mempersilakan kepada keduanya untuk melakukan musyawarah apakah akan melanjutkan voting tersebut. Hasilnya, Ade memutuskan mengikhlaskan Setya menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
"Saya masih muda dibanding Pak Novanto. Masih ada kesempatan bagi saya untuk maju lagi di lain kesempatan," ujar Ade disambut tepuk tangan meriah para peserta Munaslub, Selasa (17/5/2016).
(dam)
Explore More