Kelompok Teroris di Indonesia Terpecah
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia banyak dipengaruhi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Sekarang jaringan radikal terpecah dua, ada yang dukung ISIS ada yang tidak," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (19/4/2016).
Tito mencontohkan kelompok atau jaringan ISIS di Indonesia, yakni seperti yang melakukan aksi serangan di Thamrin, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. "Ini melibatkan tetap jaringannya terkait dengan ISIS di Syiria," ucapnya.
Tito mengatakan, jaringan ISIS di Indonesia dibawa pengantar tiga pemimpin mereka yakni Bahrumsyah, Bahrun Naim dan Abu Jandal.
"Sehingga penanganannya di tingkat lokal perlu dilakukan upaya-upaya penegakan hukum dan upaya-upaya soft. Penegakan hukum oleh Densus 88, dibantu perangkat khusus misalnya TNI, kemudian penegakan hukum harus utama," tuturnya.
"Sekarang jaringan radikal terpecah dua, ada yang dukung ISIS ada yang tidak," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (19/4/2016).
Tito mencontohkan kelompok atau jaringan ISIS di Indonesia, yakni seperti yang melakukan aksi serangan di Thamrin, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. "Ini melibatkan tetap jaringannya terkait dengan ISIS di Syiria," ucapnya.
Tito mengatakan, jaringan ISIS di Indonesia dibawa pengantar tiga pemimpin mereka yakni Bahrumsyah, Bahrun Naim dan Abu Jandal.
"Sehingga penanganannya di tingkat lokal perlu dilakukan upaya-upaya penegakan hukum dan upaya-upaya soft. Penegakan hukum oleh Densus 88, dibantu perangkat khusus misalnya TNI, kemudian penegakan hukum harus utama," tuturnya.
(dam)