Soal Reshuffle Kabinet, Ini Cara Jokowi Tepis Tekanan JK

Selasa, 12 April 2016 - 17:15 WIB
Soal Reshuffle Kabinet,...
Soal Reshuffle Kabinet, Ini Cara Jokowi Tepis Tekanan JK
A A A
JAKARTA - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Brebes pada Senin 11 April 2016, soal molornya perombakan (reshuffle) kabinet gara-gara belum ada kata sepakat dari Wapres Jusuf Kalla, merupakan cara Jokowi menepis tekanan politik JK yang kuat dan intensif.

Pendapat ini disampaikan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi, menjawab pertanyaan wartawan seputar isu perombakan kabinet di Jakarta, Rabu (12/4/2016).

Menurut jubir presiden era Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) ini, mustahil Jokowi tidak paham kalau mengangkat dan mengganti anggota kabinet adalah hak prerogatif presiden seperti diatur dalam konstitusi. Tapi kenapa Jokowi mengatakan menunggu kesepakatan Pak JK?

“Sebagai politisi paling sepuh di republik ini, Pak JK pasti paham sinyalemen apa yang ditabur Jokowi di Brebes Senin lalu itu. Ini cara Jokowi menepis tekanan politik dari Pak JK dalam perombakan kabinet,” ujarnya.

“Sebagai orang Jawa, memang mustahil Jokowi mengatakan kepada Pak JK yang sudah sangat senior bahwa (reshuffle) ini merupakan hak prerogatif dirinya sebagai presiden, dan Wapres tidak memiliki otoritas menentukan menteri mana yang harus diganti, dan siapa penggantinya.”

Makanya, lanjutnya, pesan politik Jokowi di Brebes diharapkan sampai kepada JK, atau ada pihak yang mengingatkan JK agar mengikhlaskan kewenangan merombak kabinet 100% kepada Presiden Jokowi. Adhie juga menengarai, penggunaan Brebes sebagai tempat menyampaikan pesan politik reshuffle itu bukan kebetulan.

“Ingat, Brebes itu kota penghasil bawang (merah). Maka ketika Jokowi mengungkap persoalan politik (reshuffle) Istana, seperti mengupas bawang. Pasti ada yang berurai airmata. Bisa jadi karena gagal mencapai tujuan politiknya. Wallahu a'lam bishawab!” tutupnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1104 seconds (0.1#10.140)