Pesan Imam Besar Masjid Istiqlal Agar Tak Sesat Berjihad

Selasa, 05 April 2016 - 19:49 WIB
Pesan Imam Besar Masjid Istiqlal Agar Tak Sesat Berjihad
Pesan Imam Besar Masjid Istiqlal Agar Tak Sesat Berjihad
A A A
Jihad versi nonulama tidak lebih dari tindakan bunuh diri seperti yang dilakukan pelaku teroris dengan aksi bom bunuh dirinya belakangan ini. Jihad sesuai dengan alquran dan hadis bukan membunuh orang, tapi jihad yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, yaitu memanusiakan manusia.

Maka itu, salah besar jika ada orang berjihad dengan membunuh orang, apalagi korbannya tidak berdosa. Misalnya, aksi bom bunuh diri di Pakistan, Turki, Suriah, dan Baghdad beberapa waktu lalu, dengan korban meninggal paling banyak umat Islam, sedangkan nonmuslim sangat sedikit.

"Bagaimana itu disebut jihad dan bagaimana mereka mengaku sebagai orang Islam, sementara yang mereka bunuh orang Islam juga. Jadi logika kita kelompok teroris itu bukan jihad, tapi bunuh diri," ujar Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Jakarta, Selasa, (5/4/2016).

Menurutnya, jihad dan mati syahid selama ini menjadi alat pembenaran oleh pelaku aksi terorisme dan propaganda radikalisme. Padahal, kata dia, jihad sesuai dengan aluran dan hadis memiliki arti agung, yaitu berjuang di jalan Allah SWT.

Atas dasar itu, dia menyarankan masyarakat percaya dengan para ulama. Sebaliknya, jangan percaya dengan konsep jihad nonulama agar tidak tersesat dalam memahami arti jihad sesungguhnya.

"Percaya penuh pada ulama MUI (Majelis Ulama Indonesia), NU (Nahdlatul Ulama), dan Muhammadiyah. Tanya saja ke ulama apa makna jihad dan mati syahid sesuai dengan aluran dan hadis," ucapnya.

Dia menambahkan, jihad yang benar adalah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW selalu berhasil dengan mengesankan. Lanjutnya, Nabi Muhammad SAW di medan perang dan di medan perundingan selalu menang, disegani, dan diperhitungkan kawan dan lawan.

Keberhasilan itu, menurutnya, karena Nabi Muhammad SAW selalu mengedepankan pendekatan soft of power dan lebih banyak menyelesaikan persoalan dan tantangan tanpa kekerasan. (Baca: 3 WNI Bebas, 4 Warga Malaysia Masih Disandera Kelompok Abu Sayyaf)

"Kalau musuh sudah angkat tangan, apalagi kalau telah bersyahadat, tidak boleh lagi diganggu," tandasnya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4941 seconds (0.1#10.140)