Korban Trafficking Jaringan Bungawati Banyak yang Bunuh Diri
Korban Trafficking Jaringan Bungawati Banyak yang Bunuh Diri
A
A
A
JAKARTA - Kasubdit III Tindak Pidana Umum (Tipidum) Bareskrim Polri, Kombes Pol Umar Fana mengatakan, banyak korban dari kasus perdagangan orang (trafficking) jaringan Bungawati.
Salah satunya korban jaringan Bungawati ini pernah diperlakukan sadis di Malaysia. Salah satu korban kepalanya disiram air panas oleh majikannya di Malaysia.
"Salah satu korban yang saya pernah temui itu di Malaysia kepalanya habis disiram pakai air panas dalam keadaan panas ditarik rambutnya. Itu salah satu korban dari Bungawati," kata Umar, di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
“Kebanyakan korban Bungawati bunuh diri dengan cara loncat dari apartement karena enggak tahan (dengan penyiksaan),” imbuhnya.
Menurut Umar, penyiksaan yang terjadi pada korban jaringan Bungawati akibat tidak memiliki kontrak kerja dan paspor yang ditahan. Sehingga tidak bisa melarikan diri atau kembali ke negara asal mereka.
“Mau kabur gimana, mereka berangkat lewat jalur tidak resmi jadi tidak terproteksi oleh perlindungan KJRI yang ada di luar, tidak terproteksinya ini akhirnya terjadi kesewenang-wenangan tanpa ada kehadiran negara di sana,” ujar Umar.
Perlu diketahui, jaringan Bungawati merupakan sindikat tindak perdagangan orang terbesar di Indonesia yang tengah ditangani oleh Bareskrim Polri, dalam aksinya Bungawati telah memakan korban sebanyak 13.000 lebih hingga akhir tahun 2014.
Pilihan:
Ani Yudhoyono Nyapres, Marzuki Alie Bilang Belanda Masih Jauh
Salah satunya korban jaringan Bungawati ini pernah diperlakukan sadis di Malaysia. Salah satu korban kepalanya disiram air panas oleh majikannya di Malaysia.
"Salah satu korban yang saya pernah temui itu di Malaysia kepalanya habis disiram pakai air panas dalam keadaan panas ditarik rambutnya. Itu salah satu korban dari Bungawati," kata Umar, di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
“Kebanyakan korban Bungawati bunuh diri dengan cara loncat dari apartement karena enggak tahan (dengan penyiksaan),” imbuhnya.
Menurut Umar, penyiksaan yang terjadi pada korban jaringan Bungawati akibat tidak memiliki kontrak kerja dan paspor yang ditahan. Sehingga tidak bisa melarikan diri atau kembali ke negara asal mereka.
“Mau kabur gimana, mereka berangkat lewat jalur tidak resmi jadi tidak terproteksi oleh perlindungan KJRI yang ada di luar, tidak terproteksinya ini akhirnya terjadi kesewenang-wenangan tanpa ada kehadiran negara di sana,” ujar Umar.
Perlu diketahui, jaringan Bungawati merupakan sindikat tindak perdagangan orang terbesar di Indonesia yang tengah ditangani oleh Bareskrim Polri, dalam aksinya Bungawati telah memakan korban sebanyak 13.000 lebih hingga akhir tahun 2014.
Pilihan:
Ani Yudhoyono Nyapres, Marzuki Alie Bilang Belanda Masih Jauh
(maf)
Explore More