Panglima TNI Instruksikan Pembersihan Prajurit dari Narkoba Sampai Juni
Selasa, 01 Maret 2016 - 14:54 WIB

Panglima TNI Instruksikan Pembersihan Prajurit dari Narkoba Sampai Juni
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menginstruksikan kepada seluruh Panglima Komando Utama (Pangkotama) untuk melakukan pembersihan internal dari bahaya narkoba sampai Juni mendatang.
"Saya perintahkan kepada semua Pangkotama dan seluruh komandan satuan untuk melakukan pembersihan internal sampai bulan Juni. Apabila pada Juni banyak menemukan anggotanya terlibat narkoba itu yang terbaik," ujarnya saat gelar pasukan pengamanan KTT OKI di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa (1/3/2016)
Namun, setelah Juni masih ditemukan ada anggotanya yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba oleh instansi lain maka pihaknya akan memberikan sanksi kepada komandannya. "Sampai bulan Juni semakin banyak (ditemukan) semakin saya berikan penghargaan, tidak boleh malu karena membersihkan diri sendiri," kata Gatot.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) mengakui, narkoba adalah bisnis yang menggiurkan dan bisnis ilegal. Biasanya, bisnis ini akan bersandar keaparat keamanan TNI/Polri untuk mencari beking. Adanya indikasi ini, Gatot mengaku langsung menginstruksikan jajarannya untuk dilakukan pembersihan.
"Kesejahteraan prajurit TNI saat ini sudah jauh meningkat, tetapi untuk hidup normal sejahtera itu belum tercapai. Contohnya prajurit saya untuk menyekolahkan anak ke universitas harus menabung sejak awal kalau tidak pasti tidak mampu. Kedua, belum semua prajurit tertampung di perumahan, mereka mengontrak juga di tempat murah tentunya," ucapnya.
Disinggung soal sanksi bagi prajurit yang terlibat narkoba, Gatot menegaskan, sanksi pemecatan yang diberikan kepada prajurit harus melalui proses hukum. Sanksi pemecatan terpaksa diberikan karena prajurit itu diorganisir, dilatih dan dipersenjatai.
"Kalau hanya indikasi tidak bisa (dipecat), setelah dipastikan bahwa dia bersalah kemudian pengadilan memutuskan maka komandan satuan memberikan hukuman tambahan yaitu pemecatan. Lebih baik dipecat kami tidak mau ambil risiko," ujarnya.
Mantan Pangkostrad ini menyadari sulitnya melakukan pengungkapan jaringan narkoba yang melibatkan aparat keamanan. Atas dasar itulah TNI mengambil inisiatif melakukan pembersihan.
"Saya sadari aparat sulit diungkap, makanya saya bersihkan sendiri. Jadi TNI minta alat sama BNN untuk melakukan tes urine. Bukan (BNN) tes urine (ke barak TNI)," ucapnya.
PILIHAN:
Ikut Bursa Caketum, Airlangga Ingin Kembalikan Kekaryaan Golkar
Panglima TNI Minta Pengganggu KTT OKI Ditindak Tegas
"Saya perintahkan kepada semua Pangkotama dan seluruh komandan satuan untuk melakukan pembersihan internal sampai bulan Juni. Apabila pada Juni banyak menemukan anggotanya terlibat narkoba itu yang terbaik," ujarnya saat gelar pasukan pengamanan KTT OKI di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa (1/3/2016)
Namun, setelah Juni masih ditemukan ada anggotanya yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba oleh instansi lain maka pihaknya akan memberikan sanksi kepada komandannya. "Sampai bulan Juni semakin banyak (ditemukan) semakin saya berikan penghargaan, tidak boleh malu karena membersihkan diri sendiri," kata Gatot.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) mengakui, narkoba adalah bisnis yang menggiurkan dan bisnis ilegal. Biasanya, bisnis ini akan bersandar keaparat keamanan TNI/Polri untuk mencari beking. Adanya indikasi ini, Gatot mengaku langsung menginstruksikan jajarannya untuk dilakukan pembersihan.
"Kesejahteraan prajurit TNI saat ini sudah jauh meningkat, tetapi untuk hidup normal sejahtera itu belum tercapai. Contohnya prajurit saya untuk menyekolahkan anak ke universitas harus menabung sejak awal kalau tidak pasti tidak mampu. Kedua, belum semua prajurit tertampung di perumahan, mereka mengontrak juga di tempat murah tentunya," ucapnya.
Disinggung soal sanksi bagi prajurit yang terlibat narkoba, Gatot menegaskan, sanksi pemecatan yang diberikan kepada prajurit harus melalui proses hukum. Sanksi pemecatan terpaksa diberikan karena prajurit itu diorganisir, dilatih dan dipersenjatai.
"Kalau hanya indikasi tidak bisa (dipecat), setelah dipastikan bahwa dia bersalah kemudian pengadilan memutuskan maka komandan satuan memberikan hukuman tambahan yaitu pemecatan. Lebih baik dipecat kami tidak mau ambil risiko," ujarnya.
Mantan Pangkostrad ini menyadari sulitnya melakukan pengungkapan jaringan narkoba yang melibatkan aparat keamanan. Atas dasar itulah TNI mengambil inisiatif melakukan pembersihan.
"Saya sadari aparat sulit diungkap, makanya saya bersihkan sendiri. Jadi TNI minta alat sama BNN untuk melakukan tes urine. Bukan (BNN) tes urine (ke barak TNI)," ucapnya.
PILIHAN:
Ikut Bursa Caketum, Airlangga Ingin Kembalikan Kekaryaan Golkar
Panglima TNI Minta Pengganggu KTT OKI Ditindak Tegas
(kri)