Ditentang Jadi Ketua SC Munas Golkar, Ini Respons Nurdin Halid

Sabtu, 27 Februari 2016 - 23:01 WIB
Ditentang Jadi Ketua SC Munas Golkar, Ini Respons Nurdin Halid
Ditentang Jadi Ketua SC Munas Golkar, Ini Respons Nurdin Halid
A A A
JAKARTA - Politikus Partai Golkar Nurdin Halid berpendapat, pihak yang tak setuju dirinya menjadi Ketua Steering Committee (SC) Musyawarah Nasional (Munas) Golkar April mendatang, adalah mereka yang takut dengan aturan yang akan dibuatnya.

Menurut loyalis Aburizal Bakrie (Ical) ini, salah satu aturan yang akan dibuat jika dirinya menjadi Ketua SC adalah melarang politik transaksional‎.

"Nanti di Steering Committee kita akan rumuskan daripada regulasi yang semua calon itu tidak lagi bisa melakukan kampanye, bisa melakukan sosialisasi dengan mengandalkan transaksional, itu akan kita regulasi," kata Nurdin Halid di sela acara Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) III Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 di Hotel Discovery, Ancol, Jakarta, Sabtu (27/2/2016).

Menurut Nurdin, ‎SC di Munas April nantinya berbeda dengan saat pelaksanaan Munas Bali 2014 lalu. "Sekarang ini Steering aktif, artinya Steering tidak hanya menyiapkan materi, tapi ikut ‎menjadi penyelenggara, seperti KPU misalnya, kampanye kapan diatur oleh Steering," kata Nurdin.

Maka itu lanjut dia, ada rencana dibuat komite sosialisasi dan kampanye, komite verifikasi, komite etik, komite organisasi serta komite program.

"Ini jadi kita buatkan regulasi, yang membuat calon itu tidak lagi bebas untuk melakukan politik transaksional," tuturnya.

Namun, lanjut dia, yang dimaksud dengan pelibatan KPK pada penyelenggaraan Munas, KPK tidak perlu secara fisik berada di arena Munas.‎ KPK, ujar dia, bisa memonitor atau memantau pergerakan para calon ketua umum.

"Misalnya begini, seorang calon ketika ditanya itu jawab alasannya uang transport, enggak bisa lagi," imbuhnya.

Karena sambung dia, semua biaya transportasi mulai tahap sosialisasi sampai pelaksanaan Munas itu ditanggung calon secara bersama-sama. Kemudian, SC tak segan-segan mendiskualifikasi atau menggugurkan kepersertaan calon ketika melakukan pelanggaran.

"Inilah ide-ide ini kemudian ada orang tidak senang, sehingga menolak (Saya jadi Ketua SC), karena mungkin saja kepentingannya tidak tersalurkan ‎dengan rambu-rambu yang akan kita buat, ini ide saya, ini akan dibahas oleh Steering, bukan saya yang nentuin, itu Steering nanti," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6040 seconds (0.1#10.140)