Ibu-ibu Berdemo di Kejagung, Diduga Bayaran
A
A
A
JAKARTA - Belasan wanita paruh baya mengatasnamakan diri Koalisi Relawan Jokowi-JK mendatangi Gedung Kejaksaan Agung siang tadi. Wanita paruh baya alias ibu-ibu ini menuntut penuntasan kasus restitusi pajak Mobile 8 yang ditangani Kejaksaan Agung.
Menanggapi demonstrasi yang dilakukan ibu-ibu tersebut, Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menilainya sebagai demo bayaran. Bahkan Petrus menduga kejaksaan yang menggerakkan demonstrasi ibu-ibu Koalisi Relawan Jokowi itu.
Menurut Petrus, para peserta demonstrasi tidak tahu apa-apa dengan tuntutan yang diteriakkannya. Petrus meragukan para pendemo mengerti dengan kasus restitusi pajak pada PT Mobile 8.
Petrus menilai pihak Kejagung tidak profesional. "Ini menunjukkan, kejaksaan belum menjalankan fungsinya secara benar bahkan sering mengkriminalisasi dan memolitisasi kasus-kasus yang direkayasa dengan mengaitkan tokoh-tokoh partai politik yang sedang tidak disukai oleh penguasa," ujar Petrus kepada Sindonews, Kamis (11/2/2016).
Menurut Petrus, sejatinya belum ada kejelasan dari kasus dugaan korupsi restitusi pajak pada PT Mobile 8, namun kejaksaan sudah mengekspose ke publik dan membawa-bawa nama CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo sebagai orang yang diduga ikut andil dalam kasus tersebut. "Bahkan memberi kesan seolah-olah HT ikut terlibat dan harus bertanggung jawab," tegas Petrus.
Dalam rilis yang ditandatangani Koordinator Demo Amirullah Hidayat, mereka menegaskan dukungann dan akan berada di belakang Kejagung untuk menuntaskan kasus tersebut. "Ini bentuk tanggung jawab kami selaku relawan dan rakyat Indonesia untuk mengawal penegakan hukum dari kejahatan konglomerasi," tulis mereka, Kamis (11/2/2016).
Jika Kejagung tidak menindaklanjuti dan menuntaskan kasus tersebut, mereka mengancam akan datang kembali dengan jumlah massa yang lebih besar. Demonstrasi tersebut berlangsung hanya 30 menit, dari pukul 14.00 hingga pukul 14.30 WIB.
Menanggapi demonstrasi yang dilakukan ibu-ibu tersebut, Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menilainya sebagai demo bayaran. Bahkan Petrus menduga kejaksaan yang menggerakkan demonstrasi ibu-ibu Koalisi Relawan Jokowi itu.
Menurut Petrus, para peserta demonstrasi tidak tahu apa-apa dengan tuntutan yang diteriakkannya. Petrus meragukan para pendemo mengerti dengan kasus restitusi pajak pada PT Mobile 8.
Petrus menilai pihak Kejagung tidak profesional. "Ini menunjukkan, kejaksaan belum menjalankan fungsinya secara benar bahkan sering mengkriminalisasi dan memolitisasi kasus-kasus yang direkayasa dengan mengaitkan tokoh-tokoh partai politik yang sedang tidak disukai oleh penguasa," ujar Petrus kepada Sindonews, Kamis (11/2/2016).
Menurut Petrus, sejatinya belum ada kejelasan dari kasus dugaan korupsi restitusi pajak pada PT Mobile 8, namun kejaksaan sudah mengekspose ke publik dan membawa-bawa nama CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo sebagai orang yang diduga ikut andil dalam kasus tersebut. "Bahkan memberi kesan seolah-olah HT ikut terlibat dan harus bertanggung jawab," tegas Petrus.
Dalam rilis yang ditandatangani Koordinator Demo Amirullah Hidayat, mereka menegaskan dukungann dan akan berada di belakang Kejagung untuk menuntaskan kasus tersebut. "Ini bentuk tanggung jawab kami selaku relawan dan rakyat Indonesia untuk mengawal penegakan hukum dari kejahatan konglomerasi," tulis mereka, Kamis (11/2/2016).
Jika Kejagung tidak menindaklanjuti dan menuntaskan kasus tersebut, mereka mengancam akan datang kembali dengan jumlah massa yang lebih besar. Demonstrasi tersebut berlangsung hanya 30 menit, dari pukul 14.00 hingga pukul 14.30 WIB.
(hyk)