Ade Komarudin Pilih Ketua DPR atau Caketum Golkar?
A
A
A
JAKARTA - Wacana Musyarawah Nasional (Munas) Partai Golkar yang akan digelar antara April-Mei 2016 mulai ramai dibicarakan publik. Beberapa nama bermunculan untuk mencalonkan diri menjadi ketua umum (Ketum) pasca Aburizal Bakrie memutuskan tak lagi maju.
Nama-nama itu antara lain Idrus Marham, Aziz Syamsuddin, Setya Novanto, Roem Kono dan Ketua DPR Ade Komarudin (Akom). Namun, munculnya nama Ade Komarudin disoal oleh Institut Proklamasi.
"Di sini letak permasalahannya, Ade berhasrat juga menjadi Ketum Golkar. Padahal, Ade baru saja menjabat Ketua DPR-RI," ujar Direktur Eksekutif Institut Proklamasi Arief Racman lewat rilis yang diterima Sindonews, Minggu 7 Februari 2016.
"Hal itu perlu menjadi perhatian dan harus disikapi serius, karena Ade baru dua bulan jadi Ketua DPR lalu ujug-ujug mau jadi Ketua Umum Partai Golkar," sambungnya.
Menurut dia, yang harus Ade Komarudin lakukan adalah melakukan pembenahan, perbaikan dan konsolidasi DPR agar menjalankan fungsi pengawasan, budgeting dan legislasi dengan baik. Institusi DPR sedang menghadapi banyak persoalan dan sorotan publik karena minimnya produk UU yang dihasilkan, bukan malah mencalonkan diri menjadi Ketum Golkar.
"Memang, tidak ada aturan yang melarang Ade mencalonkan diri jadi Ketum Golkar karena itu hak politik beliau. Namun secara etika publik dan etika moral pejabat hal itu akan menimbulkan kesan 'latah dan kemaruk jabatan alias serakah," tandasnya.
Dengan begitu, dia menilai, justru akan membuat citra parlemen dan Partai Golkar kurang baik di mata masyarakat. Pasalnya, kata diia, Ketua DPR adalah jabatan mulia dan tidak mudah karena tanggung jawabnya besar serta hanya sedikit orang yang berhasil menjadi Ketua DPR.
"Di sisi lain posisi ketua umum parpol sekelas Golkar juga merupakan jabatan yang sangat prestisius. Banyak tokoh bangsa dilahirkan Partai Golkar," kata Arief.
Karena itu, dia berpandangan, Aburizal Bakrie (Ical) telah memberikan contoh ideal, bahwa Ketua Umum Partai Golkar harus fokus mengurus partai dan tidak rangkap jabatan. Hal itu sejalan dengan kepemimpinan di PDIP, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Gerindra.
"Kalau Ade berambisi ingin menjadi Ketum Golkar, sebaiknya segera meletakkan jabatan Ketua DPR agar digantikan kader terbaik Golkar lainnya yang mau fokus mengabdi kepada rakyat. Namun, semua kembali pada pertanyaan semula, saudara Ade mau pilih Ketua DPR atau Ketum Partai Golkar?" pungkasnya.
PILIHAN:
Akom Sebut Tak Ada Aturan Larang Ketua DPR Maju di Munas Golkar
Bursa Kursi Golkar I, Ade Komarudin Minta Semua Pihak Sportif
Nama-nama itu antara lain Idrus Marham, Aziz Syamsuddin, Setya Novanto, Roem Kono dan Ketua DPR Ade Komarudin (Akom). Namun, munculnya nama Ade Komarudin disoal oleh Institut Proklamasi.
"Di sini letak permasalahannya, Ade berhasrat juga menjadi Ketum Golkar. Padahal, Ade baru saja menjabat Ketua DPR-RI," ujar Direktur Eksekutif Institut Proklamasi Arief Racman lewat rilis yang diterima Sindonews, Minggu 7 Februari 2016.
"Hal itu perlu menjadi perhatian dan harus disikapi serius, karena Ade baru dua bulan jadi Ketua DPR lalu ujug-ujug mau jadi Ketua Umum Partai Golkar," sambungnya.
Menurut dia, yang harus Ade Komarudin lakukan adalah melakukan pembenahan, perbaikan dan konsolidasi DPR agar menjalankan fungsi pengawasan, budgeting dan legislasi dengan baik. Institusi DPR sedang menghadapi banyak persoalan dan sorotan publik karena minimnya produk UU yang dihasilkan, bukan malah mencalonkan diri menjadi Ketum Golkar.
"Memang, tidak ada aturan yang melarang Ade mencalonkan diri jadi Ketum Golkar karena itu hak politik beliau. Namun secara etika publik dan etika moral pejabat hal itu akan menimbulkan kesan 'latah dan kemaruk jabatan alias serakah," tandasnya.
Dengan begitu, dia menilai, justru akan membuat citra parlemen dan Partai Golkar kurang baik di mata masyarakat. Pasalnya, kata diia, Ketua DPR adalah jabatan mulia dan tidak mudah karena tanggung jawabnya besar serta hanya sedikit orang yang berhasil menjadi Ketua DPR.
"Di sisi lain posisi ketua umum parpol sekelas Golkar juga merupakan jabatan yang sangat prestisius. Banyak tokoh bangsa dilahirkan Partai Golkar," kata Arief.
Karena itu, dia berpandangan, Aburizal Bakrie (Ical) telah memberikan contoh ideal, bahwa Ketua Umum Partai Golkar harus fokus mengurus partai dan tidak rangkap jabatan. Hal itu sejalan dengan kepemimpinan di PDIP, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Gerindra.
"Kalau Ade berambisi ingin menjadi Ketum Golkar, sebaiknya segera meletakkan jabatan Ketua DPR agar digantikan kader terbaik Golkar lainnya yang mau fokus mengabdi kepada rakyat. Namun, semua kembali pada pertanyaan semula, saudara Ade mau pilih Ketua DPR atau Ketum Partai Golkar?" pungkasnya.
PILIHAN:
Akom Sebut Tak Ada Aturan Larang Ketua DPR Maju di Munas Golkar
Bursa Kursi Golkar I, Ade Komarudin Minta Semua Pihak Sportif
(kri)