BNPB Imbau Masyarakat Waspadai Puncak Hujan
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan hujan akan mencapai puncak musim hujan pada akhir Januari dan Februari 2016.
"Untuk itu masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu 23 Januari 2016.
Dia menjelaskan, ada 63,7 juta jiwa masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah rawan sedang hingga tinggi dari banjir. Begitu juga 40,9 juta jiwa masyarakat tinggal di daerah-daerah rawan sedang-tinggi dari longsor.
"Mereka harus diselamatkan agar tidak terkena bencana," katanya. (Baca juga: BMKG Prediksi Puncak Hujan Januari-Februari)
Dia memaparkan, dampak El Nino telah menyebabkan musim hujan terlambat dibandingkan normalnya. Cuaca kering dan hujan jarang turun. Bahkan di beberapa tempat, khususnya di Jawa, Bali, Nusa Tenggara curah hujan terjadi penurunan.
Menurut dia, berkurangnya curah hujan menyebabkan kejadian bencana banjir, longsor, dan puting beliung hingga minggu ketiga Januari 2016 jauh lebih sedikit dibandingkan dengan normalnya.
"Tercatat ada 49 kejadian bencana hingga minggu ketiga Januari 2016," katanya.
Sutopo menjelaskan, biasanya Januari merupakan puncak kejadian bencana hidrometeorologi yang seringkali mencapai ratusan kejadian.
"Januari adalah bulan paling banyak kejadian bencana karena pada Januari juga merupakan puncak curah hujan sehingga memicu terjadinya banjir, longsor dan puting beliung," tuturnya.
Dia mengungkapkan, dalam empat hari terakhir banjir dan longsor terjadi di 14 daerah di Indonesia. "Banjir terjadi di Kota Pati, Kota Singkawang, Kota Mojokerto, Kota Palopo, Sarolangun, Musi Rawas, Kampar, dan Kutai Kartanegara," kata Sutopo.
Dalam musibah di beberapa kota itu, kata dia, dua orang meninggal dunia dan ribuan rumah terendam banjir
"Longsor juga terjadi di Kabupaten Kerinci, Kota Manado, Brebes, Banjarnegara, Bandung, dan Kuningan. Tercatat tiga orang tewas, satu orang hilang, dan ratusan rumah terancam longsor," tuturnya.
PILIHAN:
Dapat Sinyal Positif dari Pemerintah, Ical Diminta Rangkul Agung dkk
"Untuk itu masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu 23 Januari 2016.
Dia menjelaskan, ada 63,7 juta jiwa masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah rawan sedang hingga tinggi dari banjir. Begitu juga 40,9 juta jiwa masyarakat tinggal di daerah-daerah rawan sedang-tinggi dari longsor.
"Mereka harus diselamatkan agar tidak terkena bencana," katanya. (Baca juga: BMKG Prediksi Puncak Hujan Januari-Februari)
Dia memaparkan, dampak El Nino telah menyebabkan musim hujan terlambat dibandingkan normalnya. Cuaca kering dan hujan jarang turun. Bahkan di beberapa tempat, khususnya di Jawa, Bali, Nusa Tenggara curah hujan terjadi penurunan.
Menurut dia, berkurangnya curah hujan menyebabkan kejadian bencana banjir, longsor, dan puting beliung hingga minggu ketiga Januari 2016 jauh lebih sedikit dibandingkan dengan normalnya.
"Tercatat ada 49 kejadian bencana hingga minggu ketiga Januari 2016," katanya.
Sutopo menjelaskan, biasanya Januari merupakan puncak kejadian bencana hidrometeorologi yang seringkali mencapai ratusan kejadian.
"Januari adalah bulan paling banyak kejadian bencana karena pada Januari juga merupakan puncak curah hujan sehingga memicu terjadinya banjir, longsor dan puting beliung," tuturnya.
Dia mengungkapkan, dalam empat hari terakhir banjir dan longsor terjadi di 14 daerah di Indonesia. "Banjir terjadi di Kota Pati, Kota Singkawang, Kota Mojokerto, Kota Palopo, Sarolangun, Musi Rawas, Kampar, dan Kutai Kartanegara," kata Sutopo.
Dalam musibah di beberapa kota itu, kata dia, dua orang meninggal dunia dan ribuan rumah terendam banjir
"Longsor juga terjadi di Kabupaten Kerinci, Kota Manado, Brebes, Banjarnegara, Bandung, dan Kuningan. Tercatat tiga orang tewas, satu orang hilang, dan ratusan rumah terancam longsor," tuturnya.
PILIHAN:
Dapat Sinyal Positif dari Pemerintah, Ical Diminta Rangkul Agung dkk
(dam)