Ancaman Virus MERS-CoV, Suhu Tubuh Jamaah Diperiksa 3 Kali
A
A
A
MADINAH - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mewaspadai ancaman penyebaran virus Middle East Respiratory Syndrome-Coronavirus (MERS-CoV). Karena itu, setiap jamaah yang akan pulang ke Tanah Air diukur suhunya sebanyak tiga kali.
Seperti yang dilakukan kepada 396 jamaah kloter 11 dari embarkasi Padang (PDG 11) Selasa 13 Oktober 2015. Mereka diperiksa satu persatu suhu badannya dengan thermometer laser.
Pemeriksaan dilakukan di hotel sesaat sebelum berangkat ke Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah, di dalam pesawat saat tiga jam sebelum mendarat dan di debarkasi. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter kloter atau tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) dr Pitriani di lobi Hotel Dar Al Eiman Grand, Madinah.
“Kalau suhu jamaah haji lebih dari 38 derajat Celcius, maka jamaah itu akan di-treatmen dulu sebelum dipulangkan,” ujar Pitriani.
Menurut arabnews, sejak pertama kali ditemukan pada tahun 2012, tercatat sudah ada 1.172 orang yang terjangkit MERS-CoV. Dari jumlah tersebut, sebanyak 502 orang meninggal, 605 orang bisa sembuh, dan 55 dirawat secara intensif. Setelah puncak haji atau wukuf, kasus penyakit pernapasan yang mematikan ini sempat mencuat kembali.
Sementara itu, Kasi Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daker Madinah, dr Darmawali Handoko menyatakan bahwa pengukuran suhu tubuh jamaah dilakukan dalam rangka mengantisipasi berbagai penyakit yang ada di Arab Saudi. Pemeriksaan suhu tubuh memang baru dilakukan pada tahun ini karena banyaknya ancaman penyakit, seperti meningitis hingga MERS-CoV.
“Jamaah haji diperiksa sebelum pulang yakni di hotel, di pesawat, dan di debarkasi. Tujuannya agar jamaah terhindari dari ancaman virus penyakit,” jelasnya.
Hingga kemarin, jamaah haji yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi (RSAS) mencapai 15 orang. “Ada sih yang suspect, namun kami tidak mendapatkan laporan secara laboratorium dari RSAS. Jadi tidak bisa memastikan apakah jamaah menderita penyakit itu,” tuturnya.
Namun, dr Darmawali Handoko menegaskan jika saat ini belum ada jamaah yang sudah terjangkit MERS-CoV. “Kalau terjadi pasti ada isolasi atau karantina. Karena belum ada ya tidak dilakukan karantina,” tandasnya.
Diketahui virus MERS-CoV bisa ditularkan melalui susu unta. Pemerintah Arab Saudi bahkan sudah melarang unta masuk ke kota saat musim haji, seperti di Mekkah, Madinah dan Jeddah.
Kepala Daker Bandara Jeddah-Madinah, Nuru Badruttamam menambahkan, jamaah memang diukur suhunya saat akan berangkat ke bandara. Namun, dia menegaskan bahwa belum ada informasi adanya jamaah yang terkena MERS-CoV.
“Tak hanya saat pemulangan jamaah haji gelombang kedua di Madinah, namun saat pemulangan jamaah haji gelombang pertama. Jamaah juga diukur suhunya dengan thermometer laser di hotel pemondokan, sesaat sebelum berangkat ke Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah,” jelasnya.
PILIHAN:
Politikus Gerindra: Kasihan Jokowi...
Pengamat: Ada yang Ingin Diperhatikan Megawati?
Seperti yang dilakukan kepada 396 jamaah kloter 11 dari embarkasi Padang (PDG 11) Selasa 13 Oktober 2015. Mereka diperiksa satu persatu suhu badannya dengan thermometer laser.
Pemeriksaan dilakukan di hotel sesaat sebelum berangkat ke Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah, di dalam pesawat saat tiga jam sebelum mendarat dan di debarkasi. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter kloter atau tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) dr Pitriani di lobi Hotel Dar Al Eiman Grand, Madinah.
“Kalau suhu jamaah haji lebih dari 38 derajat Celcius, maka jamaah itu akan di-treatmen dulu sebelum dipulangkan,” ujar Pitriani.
Menurut arabnews, sejak pertama kali ditemukan pada tahun 2012, tercatat sudah ada 1.172 orang yang terjangkit MERS-CoV. Dari jumlah tersebut, sebanyak 502 orang meninggal, 605 orang bisa sembuh, dan 55 dirawat secara intensif. Setelah puncak haji atau wukuf, kasus penyakit pernapasan yang mematikan ini sempat mencuat kembali.
Sementara itu, Kasi Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daker Madinah, dr Darmawali Handoko menyatakan bahwa pengukuran suhu tubuh jamaah dilakukan dalam rangka mengantisipasi berbagai penyakit yang ada di Arab Saudi. Pemeriksaan suhu tubuh memang baru dilakukan pada tahun ini karena banyaknya ancaman penyakit, seperti meningitis hingga MERS-CoV.
“Jamaah haji diperiksa sebelum pulang yakni di hotel, di pesawat, dan di debarkasi. Tujuannya agar jamaah terhindari dari ancaman virus penyakit,” jelasnya.
Hingga kemarin, jamaah haji yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi (RSAS) mencapai 15 orang. “Ada sih yang suspect, namun kami tidak mendapatkan laporan secara laboratorium dari RSAS. Jadi tidak bisa memastikan apakah jamaah menderita penyakit itu,” tuturnya.
Namun, dr Darmawali Handoko menegaskan jika saat ini belum ada jamaah yang sudah terjangkit MERS-CoV. “Kalau terjadi pasti ada isolasi atau karantina. Karena belum ada ya tidak dilakukan karantina,” tandasnya.
Diketahui virus MERS-CoV bisa ditularkan melalui susu unta. Pemerintah Arab Saudi bahkan sudah melarang unta masuk ke kota saat musim haji, seperti di Mekkah, Madinah dan Jeddah.
Kepala Daker Bandara Jeddah-Madinah, Nuru Badruttamam menambahkan, jamaah memang diukur suhunya saat akan berangkat ke bandara. Namun, dia menegaskan bahwa belum ada informasi adanya jamaah yang terkena MERS-CoV.
“Tak hanya saat pemulangan jamaah haji gelombang kedua di Madinah, namun saat pemulangan jamaah haji gelombang pertama. Jamaah juga diukur suhunya dengan thermometer laser di hotel pemondokan, sesaat sebelum berangkat ke Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah,” jelasnya.
PILIHAN:
Politikus Gerindra: Kasihan Jokowi...
Pengamat: Ada yang Ingin Diperhatikan Megawati?
(kri)