Tuntutan Pekerjaan, Sebagian Petugas PPIH Tak Berhaji

Rabu, 23 September 2015 - 01:28 WIB
Tuntutan Pekerjaan, Sebagian Petugas PPIH Tak Berhaji
Tuntutan Pekerjaan, Sebagian Petugas PPIH Tak Berhaji
A A A
MEKKAH - Ratusan petugas haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memilih tak berhaji demi melayani 168.800 jamaah haji Indonesia selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina.

Mereka berasal dari petugas Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah, Madinah dan Mekkah. “Sebanyak 40 petugas dari Daker Madinah berangkat ke Mina pada 9 Dzulhijjah sore. Mereka tidak berihram,” kata Sekretaris Daker Madinah Syarif Rahman di Mekkah, kemarin.

Petugas yang tak berhaji tersebut memang sudah pernah menunaikan ibadah haji. Syarif menuturkan, kewajiban haji itu hanya satu kali. Sehingga, sekarang giliran petugas yang sudah pernah naik haji untuk melayani jamaah yang ingin berhaji.

Kepala Daker Bandara Jeddah-Madinah sekaligus Kasatgas Arafah, Nurul Badruttamam menjelaskan, ada sekitar 50 petugas dari Daker Bandara Jeddah-Madinah yang memilih tidak berhaji tahun ini.

“Para petugas ini sudah berada di Arafah sejak Selasa subuh. “Sudah jadi komitmen bersama,” kata Nurul.

Beberapa petugas Daker Mekkah yang sudah berhaji juga memilih tak berhaji sesuai komitmen yang sudah disiapkan sejak di Tanah Air. Seperti yang dilakukan Khoiron Durori, Kepala Seksi Media Center Daker Mekkah.

“Insyaallah saya akan terus pakai seragam dan tidak mengenakan kain ihram,” ujarnya.

Hal senada dijelaskan Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi dr Mawari Edy. Menurutnya, ada sekitar 30 petugas paramedis yang standby di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) selama prosesi wukuf.

Paramedis ini akan merawat dan menjaga jamaah yang masih dirawat di BPHI sehingga tidak bisa mengikuti safari wukuf. Sejumlah petugas dari divisi lainnya juga memilih tak naik haji.

“Mereka ini juga tidak berhaji,” ujarnya.

Kepala Sub Direktorat Pembinaan Haji Kementerian Agama (Kemenag) Khoirizi meminta para petugas yang sudah berhaji tetap menggunakan seragam saat bertugas agar lebih mudah dikenali jamaah, terutama mereka yang membutuhkan pelayanan.

“Ini saya tekankan, pada saat Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) petugas wajib menggunakan seragam,” katanya.

Sedangkan bagi petugas yang akan berhaji, maka selesai melontar jumrah aqabah dan tahalul atau bercukur harus segera menanggalkan kain ihramnya untuk menggunakan pakaian seragam lagi.

Khoirizi menambahkan, komitmen petugas haji untuk melayani jamaah akan diuji saat bertugas di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Pakaian seragam petugas yang dipakai sehari-hari adalah kemeja putih strip merah di leher dan saku serta lengan dengan bawahan hitam.

Pada tahun ini, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag mengeluarkan kebijakan bagi para petugas yang sudah berhaji agar tidak berhaji.

Pilihan:

Kemenpan RB Minta Tenaga Honorer K2 Jangan Galau

Foto di Luar Lapas Tersebar, Menteri Yasonna: Gayus Tolol!
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4212 seconds (0.1#10.140)