Muhammadiyah Usul Unifikasi Kalender Hijriah ke Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Perbedaan jadwal hari raya Idul Fitri dan Idul Adha yang acapkali terjadi, membuat Pengurus Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengusulkan unifikasi kalender hijriah internasional kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Diketahui, Muhammadiyah akan merayakan Idul Adha 2015 atau 1436 Hijriyah, pada Rabu 23 September besok. Sementara Pemerintah melalui sidang itsbat telah menetapkan perayaan Idul Adha pada Kamis 24 September, lusa.
"Memang kita terus mencari titik temu yang bisa satu antara pemerintah dan ormas lain. Kami gagasannya lebih jauh lagi yaitu unifikasi kalender hijriah internasional, seperti masehi. Itu kan tak lagi nyicil," kata Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Namun, dia akuinya hal demikian bukan persoalan yang mudah. Dikatakannya, perlu proses untuk hal tersebut. "Tapi sepanjang kita belum menemukan titik temu itu, kalau ada perbedaan harus tetap menghargai," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, hari ini warga Muhammadiyah melaksanakan puasa Arafah. "Dan besok Idul Adha, sejumlah negara juga ada yang besok. Pemerintah dan ormas yang lain itu tanggal 24 September, kebetulan bareng Arab Saudi," ungkapnya.
Tahun lalu Muhammadiyah merayakan Idul Adha berbarengan dengan Arab Saudi. Menurut dia, perbedaan itu hal yan biasa.
"Kuncinya itu kita belum punya kalender internasional global. Itu yang ditawarkan oleh Muhammadiyah. Mudah-mudahan menjadi komitmen baru jadi memang berbeda," pungkasnya.
Diketahui, Muhammadiyah akan merayakan Idul Adha 2015 atau 1436 Hijriyah, pada Rabu 23 September besok. Sementara Pemerintah melalui sidang itsbat telah menetapkan perayaan Idul Adha pada Kamis 24 September, lusa.
"Memang kita terus mencari titik temu yang bisa satu antara pemerintah dan ormas lain. Kami gagasannya lebih jauh lagi yaitu unifikasi kalender hijriah internasional, seperti masehi. Itu kan tak lagi nyicil," kata Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Namun, dia akuinya hal demikian bukan persoalan yang mudah. Dikatakannya, perlu proses untuk hal tersebut. "Tapi sepanjang kita belum menemukan titik temu itu, kalau ada perbedaan harus tetap menghargai," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, hari ini warga Muhammadiyah melaksanakan puasa Arafah. "Dan besok Idul Adha, sejumlah negara juga ada yang besok. Pemerintah dan ormas yang lain itu tanggal 24 September, kebetulan bareng Arab Saudi," ungkapnya.
Tahun lalu Muhammadiyah merayakan Idul Adha berbarengan dengan Arab Saudi. Menurut dia, perbedaan itu hal yan biasa.
"Kuncinya itu kita belum punya kalender internasional global. Itu yang ditawarkan oleh Muhammadiyah. Mudah-mudahan menjadi komitmen baru jadi memang berbeda," pungkasnya.
(hyk)