Pohon Soekarno Beri Keteduhan di Tenda Indonesia
A
A
A
MEKKAH - Jarum jam menunjukkan pukul 17.50 ketika SINDO menginjakkan kaki di Padang Arafah, Mekkah, Arab Saudi, Selasa 15 September 2015. Cuaca cerah dan sinar matahari yang mulai meredup menemani suasana di hamparan tanah berpasir yang bakal menjadi lokasi wukuf sekitar dua juta jamaah haji dari berbagai negara ini.
Beberapa pekerja sibuk mendirikan tiang besi sepanjang 21 meter di depan tenda misi haji Indonesia. “Ini untuk mengibarkan bendera Merah Putih. Ukuran benderanya sekitar enam kali tiga meter,” ujar salah satu pekerja. Bendera itu menjadi tanda lokasi pemondokan jamaah Indonesia.
Selain tenda misi haji yang sudah dipasangi terpal, petak-petak tenda untuk jamaah masih berupa kerangka besi yang sudah berdiri. Sejumlah penyejuk udara (water cooler) dan karpet warna merah teronggok di bawah tenda misi haji.
Di pinggir masing-masing petak ada jalan yang lebarnya sekitar2 meter. Jalan tersebut sudah di-paving block. Nah, di pinggir jalan itu berderet pohon perindang setinggi dua meter.
“Ini pohon Soekarno. Kalau jenis pohonnya enggak tahu. Pokoknya yang bijinya rasanya pahit itu,” kata Hadi, salah satu mukimin atau warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi.
Beberapa ketua regu dari jamaah haji Indonesia juga terlihat mondar-mandir untuk melihat lokasi tempat rombongan mereka akan tinggal dan melaksanakan wukuf. Di sejumlah lokasi masih dipagari seng.
Lokasi untuk jamaah haji Indonesia memang cukup luas, yakni 52 maktab. Sedangkan jamaah regular Indonesia jumlahnya 155.200. Dengan demikian, maka satu maktab akan menampung sekitar 3.000 jamaah.
Tak terasa kumandang adzan saat Magrib terdengar. Saat mencari tempat untuk wudhu, ternyata ada deretan kran air di samping bangunan toilet. Saat dihitung bangunan tersebut memiliki 12 keran air untuk wudhu dan 22 toilet. Toilet ini merupakan toilet lama.
Jangan kaget, saat kran diputar untuk wudhu maka yang keluar adalah air hangat seperti yang biasa untuk mandi. Mungkin lantaran tandon air terkena terik matahari yang cukup panas. Kemarin mendekati malam hari, suhu di Arafah masih terasa hangat yakni 38 derajat celcius.
Sementara toilet yang baru bentunya bertingkat. Toilet warna pink untuk perempuan dan toilet warna biru untuk laki-laki. Karena jumlahnya terbatas, maka jamaah haji diharapkan bisa antre dan bersabar.
Selama wukuf, jamaah haji akan fokus beribadah salat wajib berjamaah, berdoa dan mengaji. Karena itu di setiap kelompok tenda besar ada tenda yang dipakai untuk dijadikan semacam musala. Sedangkan tenda besar akan terbagi dalam petak-petak kecil.
“Setiap tenda besar itu untuk satu kloter. Ukurannya sekitar 20 meter kali 20 meter. Untuk setiap kotak tenda kecil dipakai untuk satu regu atau sekitar 40 orang. Karena tempatnya terbatas, maka tidurnya harus menyesuaikan dan diatur sesuai kesepakatan bersama,” terang Kasatgas Arafah, Nurul Badrutamam.
PILIHAN:
Jamaah Haji Dilarang Dekati Unta
Mendagri Ingin Penanganan Konflik Sosial seperti Orde Baru
Beberapa pekerja sibuk mendirikan tiang besi sepanjang 21 meter di depan tenda misi haji Indonesia. “Ini untuk mengibarkan bendera Merah Putih. Ukuran benderanya sekitar enam kali tiga meter,” ujar salah satu pekerja. Bendera itu menjadi tanda lokasi pemondokan jamaah Indonesia.
Selain tenda misi haji yang sudah dipasangi terpal, petak-petak tenda untuk jamaah masih berupa kerangka besi yang sudah berdiri. Sejumlah penyejuk udara (water cooler) dan karpet warna merah teronggok di bawah tenda misi haji.
Di pinggir masing-masing petak ada jalan yang lebarnya sekitar2 meter. Jalan tersebut sudah di-paving block. Nah, di pinggir jalan itu berderet pohon perindang setinggi dua meter.
“Ini pohon Soekarno. Kalau jenis pohonnya enggak tahu. Pokoknya yang bijinya rasanya pahit itu,” kata Hadi, salah satu mukimin atau warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi.
Beberapa ketua regu dari jamaah haji Indonesia juga terlihat mondar-mandir untuk melihat lokasi tempat rombongan mereka akan tinggal dan melaksanakan wukuf. Di sejumlah lokasi masih dipagari seng.
Lokasi untuk jamaah haji Indonesia memang cukup luas, yakni 52 maktab. Sedangkan jamaah regular Indonesia jumlahnya 155.200. Dengan demikian, maka satu maktab akan menampung sekitar 3.000 jamaah.
Tak terasa kumandang adzan saat Magrib terdengar. Saat mencari tempat untuk wudhu, ternyata ada deretan kran air di samping bangunan toilet. Saat dihitung bangunan tersebut memiliki 12 keran air untuk wudhu dan 22 toilet. Toilet ini merupakan toilet lama.
Jangan kaget, saat kran diputar untuk wudhu maka yang keluar adalah air hangat seperti yang biasa untuk mandi. Mungkin lantaran tandon air terkena terik matahari yang cukup panas. Kemarin mendekati malam hari, suhu di Arafah masih terasa hangat yakni 38 derajat celcius.
Sementara toilet yang baru bentunya bertingkat. Toilet warna pink untuk perempuan dan toilet warna biru untuk laki-laki. Karena jumlahnya terbatas, maka jamaah haji diharapkan bisa antre dan bersabar.
Selama wukuf, jamaah haji akan fokus beribadah salat wajib berjamaah, berdoa dan mengaji. Karena itu di setiap kelompok tenda besar ada tenda yang dipakai untuk dijadikan semacam musala. Sedangkan tenda besar akan terbagi dalam petak-petak kecil.
“Setiap tenda besar itu untuk satu kloter. Ukurannya sekitar 20 meter kali 20 meter. Untuk setiap kotak tenda kecil dipakai untuk satu regu atau sekitar 40 orang. Karena tempatnya terbatas, maka tidurnya harus menyesuaikan dan diatur sesuai kesepakatan bersama,” terang Kasatgas Arafah, Nurul Badrutamam.
PILIHAN:
Jamaah Haji Dilarang Dekati Unta
Mendagri Ingin Penanganan Konflik Sosial seperti Orde Baru
(kri)