Pembunuhan Eks Dirut Diselidiki
A
A
A
JAKARTA - Polisi mengusut pembunuhan Nelson Marbun, 65, di rumahnya, Jalan Tanjung No 11, Kompleks Taman Meruya, Kembangan, Jakarta Barat, yang terjadi pada Sabtu (12/9) dini hari.
Saat ini penyidik masih memeriksa 12 saksi mata di lokasi. Saksi-saksi itu yakni tujuh kuli bangunan, tiga tukang kayu, dan dua pembantu rumah tangga. Menurut Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat AKBP Putu Putera Sadana, dari 12 saksi, dua orang di antaranya diduga kuat terlibat dalam perampokan disertai pembunuhan terhadap korban. ”Kemungkinan selalu ada. Maka itu, kami periksa secara hati-hati, termasuk dua kuli bangunan,” ujar Putu kemarin.
Pensiunan Direktur Utama (Dirut) Asuransi Bumi Asih itu tewas dengan 21 luka bacokan di sekujur tubuhnya. Sementara istri Nelson bernama Riris Boro Pasaribu, 63, juga mengalami luka bacokan di bagian kepala kiri atas dan jari tangan sebelah kiri. Korban dirawat di RS Pondok Indah, Puri Kembangan, Jakarta Barat.
Kapolsek Kembangan Kompol Sukatma menuturkan, selain memeriksa secara detail 12 saksi, pihaknya masih menunggu keterangan saksi kunci yakni Riris Boro Pasaribu. Kondisi korban kritis dan belum sadarkan diri. Dia menduga bapak tiga anak ini tewas setelah rumahnya yang berlantai dua disatroni oleh sejumlah pelaku. Istri Nelson juga tak luput dari kekejaman pelaku yang membabi buta membacok Riris.
Tubuh Riris ditemukan oleh dua pembantu, Nurhamah, 18, dan Yusniati, 19, dalam kondisi bersimbah darah di kamarnya yang berada di lantai dasar. Nurhamah mengaku sempat melihat seorang pelaku saat membacok dua majikannya. Ketika itu dia terbangun lantaran mendengar teriakan Riris. Meski melihat kejadian, dia tidak lantas meminta pertolongan.
Karena ketakutan, gadis asal Lebak, Banten itu langsung bergegas kembali ke kamar dan mengunci rapat pintu kamarnya. ”Ibu teriak dan saya bangun, pas mau turun tangga saya lihat ada orang lagi ngebacok ibu,” ujar Nurhamah.
Dari hasil penyidikan dan keterangan Nurhamah, satu pelaku dicurigai mirip seorang kuli bangunan proyek rumah yang lokasinya berada di belakang rumah korban sekitar 20 meter. Temuan itu makin dikuatkan dengan penelusuran anjing pelacak (K-9) Polda Metro Jaya yang melakukan penelusuran juga mendapati pelaku berasal dari proyek tersebut.
Kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon mengatakan, tak menutup kemungkinan pembunuhan terhadap Nelson dilatarbelakangi aksi balas dendam. Terlihat dari unsur sadisme temuan luka pada tubuh korban yang dikuatkan status jabatan korban yang merupakan mantan dirut asuransi.
Terlebih pihak keluarga belum melaporkan barang berharga yang menghilang. ”Bisa saja (motif balas dendam). Unsurnya sudah ada, bahkan salah satu saksi sempat melihat ada dialog antara korban dan pelaku,” ujarnya.
Untuk membuktikan hal tersebut, keterangan saksi kunci yang melihat dialog sebelum peristiwa itu bisa menjadi celah bagi penyidik dalam mengungkap motif pembunuhan. Meski demikian, Josias tak menampik temuan jenazah Nelson yang penuh luka bacok bisa disebutkan menjadi korban perampokan.
Yan yusuf
Saat ini penyidik masih memeriksa 12 saksi mata di lokasi. Saksi-saksi itu yakni tujuh kuli bangunan, tiga tukang kayu, dan dua pembantu rumah tangga. Menurut Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat AKBP Putu Putera Sadana, dari 12 saksi, dua orang di antaranya diduga kuat terlibat dalam perampokan disertai pembunuhan terhadap korban. ”Kemungkinan selalu ada. Maka itu, kami periksa secara hati-hati, termasuk dua kuli bangunan,” ujar Putu kemarin.
Pensiunan Direktur Utama (Dirut) Asuransi Bumi Asih itu tewas dengan 21 luka bacokan di sekujur tubuhnya. Sementara istri Nelson bernama Riris Boro Pasaribu, 63, juga mengalami luka bacokan di bagian kepala kiri atas dan jari tangan sebelah kiri. Korban dirawat di RS Pondok Indah, Puri Kembangan, Jakarta Barat.
Kapolsek Kembangan Kompol Sukatma menuturkan, selain memeriksa secara detail 12 saksi, pihaknya masih menunggu keterangan saksi kunci yakni Riris Boro Pasaribu. Kondisi korban kritis dan belum sadarkan diri. Dia menduga bapak tiga anak ini tewas setelah rumahnya yang berlantai dua disatroni oleh sejumlah pelaku. Istri Nelson juga tak luput dari kekejaman pelaku yang membabi buta membacok Riris.
Tubuh Riris ditemukan oleh dua pembantu, Nurhamah, 18, dan Yusniati, 19, dalam kondisi bersimbah darah di kamarnya yang berada di lantai dasar. Nurhamah mengaku sempat melihat seorang pelaku saat membacok dua majikannya. Ketika itu dia terbangun lantaran mendengar teriakan Riris. Meski melihat kejadian, dia tidak lantas meminta pertolongan.
Karena ketakutan, gadis asal Lebak, Banten itu langsung bergegas kembali ke kamar dan mengunci rapat pintu kamarnya. ”Ibu teriak dan saya bangun, pas mau turun tangga saya lihat ada orang lagi ngebacok ibu,” ujar Nurhamah.
Dari hasil penyidikan dan keterangan Nurhamah, satu pelaku dicurigai mirip seorang kuli bangunan proyek rumah yang lokasinya berada di belakang rumah korban sekitar 20 meter. Temuan itu makin dikuatkan dengan penelusuran anjing pelacak (K-9) Polda Metro Jaya yang melakukan penelusuran juga mendapati pelaku berasal dari proyek tersebut.
Kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon mengatakan, tak menutup kemungkinan pembunuhan terhadap Nelson dilatarbelakangi aksi balas dendam. Terlihat dari unsur sadisme temuan luka pada tubuh korban yang dikuatkan status jabatan korban yang merupakan mantan dirut asuransi.
Terlebih pihak keluarga belum melaporkan barang berharga yang menghilang. ”Bisa saja (motif balas dendam). Unsurnya sudah ada, bahkan salah satu saksi sempat melihat ada dialog antara korban dan pelaku,” ujarnya.
Untuk membuktikan hal tersebut, keterangan saksi kunci yang melihat dialog sebelum peristiwa itu bisa menjadi celah bagi penyidik dalam mengungkap motif pembunuhan. Meski demikian, Josias tak menampik temuan jenazah Nelson yang penuh luka bacok bisa disebutkan menjadi korban perampokan.
Yan yusuf
(ftr)